Berita Jakarta
Kepsek SLBN 5 Jakarta Ungkap Dilema, Hanya Sedikit Lulusan Siswa Disabilitas yang Terserap Kerja
Kepsek SLBN 5 Jakarya Ungkap Dilema Siswa Disabilitas, Hanya Sedikit Lulusan yang Terserap Kerja
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 5 Jakarta, Hani Rustisiani mengungkap dilema terkait sedikitnya lulusan SLB yang terserap kerja.
Kebanyakan siswa saat dinyatakan lulus oleh pihak sekolah, langsung kembali kepada orangtua masing-masing, meskipun sebelumnya sudah dididik menjadi mandiri.
"Itu dilema. Mayoritas anak-anak yang lulus itu ya kembali ke orangtua. Tapi ya 1, 2, 3 yang punya kemampuan, mumpuni bisa bekerja di luar, alhamdulillah," kata Hani saat ditemui di lokasi, Senin (14/7/2025).
Baca juga: SDN 3 Pondok Cina Depok Hapus Bullying di Lingkungan Sekolah Lewat MPLS, Ini Rangkaian Acaranya
Sejak masa kepemimpinannya, Hani menyampaikan bahwa ada kurikulum yang diterapkan di SLBN 5 Jakarta terkait vokasi.
Sehingga pada kelas 11, para siswa diperkenankan mengikuti praktik kerja lapangan (PKL).
"Di bulan Januari sampai Februari, sebulan setengah (PKL). (Saya minta) Humas, kurikulum ayo segera mencari tempat-tempat dudia yang mau menerima anak-anak kita PKL agar tahu anak-anak bagaimana sih di sana bekerja," jelas Hani.
"Anak-anak keluar, yang bisa keluar. Yang tidak bisa keluar itu di dalam," lanjutnya.
Apabila PKL tersebut sudah lulus, maka siswa akan mendapatkan sertifikat yang bisa bermanfaat untuk kelangsungan hidupnya kelak.
Hani sendiri, telah bekerja sama dan meminta agar sejumlah tempat menerima siswa SLBN 5 Jakarta. Seperti di toko kue hingga hotel.
"Anak-anak sekarang sudah bukan lagi PKL, tapi magang. Sudah enam bulan mereka magang pengalaman di Hotel Pullman berbintang lima," ungkap Hani.
Kendati demikian, setelah siswa lulus, hanya segelintir orang saja yang mendapatkan pekerjaan dan digaji.
Hal itu dikarenakan lowongan kerja untuk disabilitas terbatas.
"Kami paling terserap hanya 0,0 sekian persen, karena anak-anak kami ini yang mumpuni, di luar ini yang mumpuni saja," jelas Hani.
"Tapi biasanya, mereka mendapat pelatihan selama tiga bulan. Kemudian diterima. Misalnya di bandara, mereka menjadi untuk penimbang berat koper dan sebagainya, itu tunarungu 4 orang, tunagrahita 1 orang, tapi cuma 6 bulan atau 1 tahun saja, setelah itu sudah," lanjutnya.
Pasalnya menurut Hani, siswa disabilitas bisa melakoni tugas-tugas dalam bekerja. Namun, perlu mendapatkan bimbingan, meskipun secara perlahan-lahan. (m40)
120 Pelajar akan Ikut Demo Buruh di DPR Diamankan Polisi, Bolos Sekolah hingga Terprovokasi Medsos |
![]() |
---|
KAI Commuterline Siapkan Rekayasa Perjalanan KRL untuk Mengantisipasi Aksi Demo Buruh di Gedung DPR |
![]() |
---|
Dicegah Masuk Jakarta, 120 Pelajar Diduga Ikut Aksi Unjuk Rasa Buruh di Gedung DPR/MPR RI |
![]() |
---|
Gratis Naik Transportasi Umum, Warga Jakarta Puas Punya KLG |
![]() |
---|
Pengamen di Duren Sawit Jaktim Gagalkan Preman Curi Besi Scaffolding |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.