Kapal Tenggelam

Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Diduga di Kedalaman 60 M Selat Bali, Banyak Penumpang tak Tercatat

Tim SAR gabungan menemui titik terang, melihat adanya objek menyerupai bangkai KMP Tunu Pratama Jaya di kedalaman 60 meter Selat Bali.

Editor: Valentino Verry
istimewa
KAPAL TENGGELAM - Tim SAR gabungan KMP Tunu Pratama Jaya yang membawa 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan tenggelam di Selat Bali. Kini, Tim, SAR gabungan menemukan objek di dasar Selat Bali yang menyerupai kapal itu. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tim SAR gabungan, Sabtu (5/7/2025), berjibaku mencari 29 penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang belum ditemukan.

Meski tak membuahkan hasil, namun Tim SAR gabungan sepeertinya sudah menemukan titik bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang terdampar di dasar Selat Bali.

Seperti diketahui, musibah menimpa kapal KMP Tunu Pratama Jaya, Rabu (2/7/2025) tengah malam, saat mau menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali, menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur.

KMP Tunu Pratama Jaya kala itu membawa 65 orang yang tercatat resmi, dengan perincian 53 penumpang dan 12 kru, serta 22 unit kendaraan.

Hingga kini, sudah 30 penumpang yang ditemukan, enam dalam kondisi meninggal.

Baca juga: Ada Penumpang Tidak Terdata Manifes KMP Tunu Pratama Jaya, Faktor-faktor Ini Diduga jadi Penyebab

Maka tersisa 29 orang yang keberadaannya masih misterius.

Di tengah pencarian penumpang KMP Tunu Pratama Jaya itu, Tim SAR gabungan melaporkan penemuan objek di dasar laut pada kedalaman 40–60 meter Selat Bali.

Ada dugaan objek berukuran besar itu adalah kapal KMP Tunu Pratama Jaya.  

Temuan ini terjadi pada hari ketiga pencarian, Sabtu (5/7/2025), dan langsung menjadi fokus perhatian. 

Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyanto, menyampaikan bahwa objek tersebut teridentifikasi oleh Dinas Navigasi Kementerian Perhubungan. 

"Kita lihat bersama ada pergeseran ke arah utara, sementara korban banyak ditemukan ke arah selatan," ujarnya saat konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, dikutip dari Kompas.com. 

Baca juga: Cerita Korban Selamat KMP Tunu Pratama Jaya, Berjam-jam Terjebak di Tengah Laut

"Hal ini yang perlu kami evaluasi dengan kehadiran kapal TNI AL, yakni KRI Pulau Fanildo. Semoga malam ini bisa memverifikasi data yang sudah dimiliki saat ini," lanjutnya.

Menurut Eko, hasil identifikasi menunjukkan bahwa spesifikasi dan dimensi objek di dasar laut serupa dengan KMP Tunu Pratama Jaya

Meski demikian, diperlukan verifikasi lanjutan menggunakan teknologi pendeteksi bawah laut. 

"Perlu verifikasi lagi menggunakan alat pendeteksi benda bawah laut yakni Remot Operation Vehicle (ROV) dan alat sonar atau sound navigation and ranging yang ada di KRI Pulau Fanildo," lanjutnya. 

Baca juga: Menhub Minta KNKT Selidiki KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, Hari ini Basarnas Cari 30 Korban

Panglima Komando Armada II Surabaya, Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya, menyebut KRI Pulau Fanildo tiba di perairan Banyuwangi pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB. 

Lebih lanjut, Laksamana Muda Alit menambahkan bahwa KRI Pulau Fanildo memiliki alat ROV yang memungkinkan visualisasi langsung dari dasar laut. 

"Dengan ROV ini bisa mengambil visual di dasar laut di titik datum yang diduga KMP Tunu Pratama Jaya," katanya.

Di tengah proses pencarian korban dan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam, terungkap fakta sejumlah penumpang ternyata tidak terdata dalam manifes.

Mantan penjaga loket di Pelabuhan Ketapang,  Banyuwangi, Jawa Timur, Febri (25), mengungkapkan alasan mengapa banyak penumpang KMP yang tidak terdaftar dalam manifes.

Ia mengungkapkan, penumpang lebih memilih membeli tiket kapal melalui calo atau di pinggir jalan karena lebih cepat.

Mereka enggan membeli tiket secara resmi, atau lewat aplikasi resmi Ferizy, karena dirasa merepotkan.

Akibatnya, calo-calo itu hanya memasukkan nama singkat penumpang, alih-alih identitas lengkap.

Padahal, identitas lengkap penting untuk keperluan klaim asuransi dan pendataan resmi manifes.

"Sebagian besar orang tidak mau memesan sendiri. Mereka lebih suka beli tiket dari calo atau pinggir jalan karena merasa lebih cepat," ungkap Febri.

Tak hanya persoalan calo tiket, proses verifikasi di jalur masuk pelabuhan juga tidak sesuai prosedur.

Menurut Febri, proses verifikasi tidak dilakukan terhadap semua kendaraan.

Parahnya, banyak pengguna jasa yang memberikan data palsu atau tidak lengkap kepada petugas.

"Misalnya mobil isinya enam orang, tapi dibilang cuma tiga. Jadi cuma tiga yang disuruh tunjukkan KTP," kata Febri.

Sebelumnya, dilaporkan sebanyak 10 penumpang KMP Tunu Pratama Jaya tidak diketahui nama maupun alamat lengkapnya.

Dalam data, hanya tertulis nama singkat saja. Mereka adalah: Rahmat (50); Arif (33); Budi (33); Firdaus (24); Wafi (33); Usnan (25); Lukman (28); Selin (34); Heri (6); Ahmad (6).

Tak hanya itu, warga negara Malaysia bernama Fauzey bin Awang (45) juga diduga kuat tidak terdaftar di manifes penumpang KMP Tunu.

Fauzey yang baru saja menjenguk sang istri, Yatini, di Banyuwangi, dijadwalkan kembali ke Malaysia pada Kamis (3/7/2025) siang, dari Bandara Ngurah Rai Denpasar.

Namun, keberadaannya tak diketahui setelah ramai pemberitaan KMP Tunu tenggelam.

Meski namanya diduga kuat tak masuk manifes, kendaraan travel yang ditumpanginya tercatat dalam manifes kendaraan di KMP Tunu.

"Tadi malam dia naik travel ke Bali. Seharusnya siang ini dia sudah terbang ke Malaysia, jam 12," ujar Yatini sembari menahan tangis, Kamis.

Sebagai informasi, menurut manifes, KMP Tunu tercatat membawa 53 penumpang dan 22 kendaraan.

Sementara, awak kapal yang ikut berlayar sebanyak 12 orang. Total, KMP Tunu mengangkut 65 orang saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.


Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved