Berita Internasional

Kejam! Israel Tembak Warga Gaza yang Ambil Bantuan Makanan Lebih dari 20 Menit

Para saksi menyebut adegan mengerikan, di mana warga berdesakan mengambil paket bantuan sebelum suara peluru pecah, menewaskan puluhan orang

|
Editor: Joanita Ary
Kompas TV
WARGA GAZA DITEMBAK -- Tragedi kemanusiaan kembali menyeruak ke permukaan di Gaza pada Rabu, 25 Juni 2025, ketika sedikitnya 78 warga sipil tewas dalam serangan pasukan Israel, termasuk mereka yang tengah mengantri bantuan makanan di pusat distribusi Gaza Humanitarian Foundation (GHF). 

WARTAKOTALIVECOM -- Tragedi kemanusiaan kembali menyeruak ke permukaan di Gaza pada Rabu, 25 Juni 2025, ketika sedikitnya 78 warga sipil tewas dalam serangan pasukan Israel, termasuk mereka yang tengah mengantri bantuan makanan di pusat distribusi Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

Sumber medis dari Al‑Awda dan Al‑Aqsa Martyrs Hospital melaporkan bahwa 14 dari korban tewas berada di sekitar Netzarim Junction, di mana kerumunan pengambil bantuan terbuka tembakan dari tentara Israel

Menurut laporan Al Jazeera, sistem distribusi GHF hanya memberikan waktu singkat, yakni 20 menit, bagi warga untuk mengambil makanan.

Setelah itu, penjaga Amerika atau Israel mengambil alih, dan tembakan dilaporkan mulai dilepaskan menuju kerumunan yang belum sempat mundur.

Para saksi menyebut adegan mengerikan, di mana warga berdesakan mengambil paket bantuan sebelum suara peluru pecah, menewaskan puluhan orang yang berusaha menyelamatkan nyawa mereka sendiri.

Disisi lain kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk akibat blokade Israel sejak Maret 2025.

Krisis ini mengancam jutaan warga, terutama bayi prematur yang kehabisan susu formula, serta rumah sakit yang kehabisan kapasitas dan suplai medis .

PBB dan lembaga kemanusiaan besar mengecam keras model distribusi GHF dan menolak berkolaborasi.

UNRWA menyebut sistem ini sebagai “an abomination” yang menodai prinsip netralitas dan memperburuk penderitaan rakyat.

Sekretaris‑Jenderal PBB António Guterres meminta diadakannya investigasi independen atas peristiwa penembakan yang terjadi .

Meski demikian, dana sebesar USD 30 juta dari Pemerintah AS telah disalurkan untuk mendukung GHF.

Langkah yang menuai kritik lantaran dianggap mendanai model distribusi yang berpotensi melanggar HAM dan etika kemanusiaan.

Dari pihak Israel, militer beralasan bahwa banyak korban tewas terjadi saat mendekati “orang mencurigakan” pasukan di dekat jalur distribusi, dan bahwa tembakan biasanya berupa tembakan peringatan.

Namun, saksi di lapangan, serta dokter dan lembaga kemanusiaan internasional, menyatakan banyak korban adalah warga sipil tak bersenjata yang hanya ingin makan.

Seorang saksi menggambarkan insiden itu sebagai "massacre" ketika mengatakan, “Itu adalah pembantaian,” saat kerumunan melarikan diri dari tembakan tank dan drone Israel.

 

 

 

 

Sumber: KOMPAS
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved