Berita Internasional

Penampakan Hancurnya Kantor Bursa Efek Israel Usai Dihajar Rudal Iran

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan bagian gedung Bursa Efek Tel Aviv yang mengalami kerusakan akibat hantaman rudal

Editor: Joanita Ary
Wartakotalivecom
BURSA EFEK TEL AVIV -- Serangan rudal balistik yang diluncurkan oleh Iran pada Kamis (19/6) menghantam sejumlah lokasi strategis di Israel, termasuk kota Tel Aviv dan Be'er Sheva. Salah satu sasaran utama dalam serangan ini adalah gedung Bursa Efek Tel Aviv (TASE), pusat keuangan utama Israel, yang dilaporkan mengalami kerusakan besar akibat ledakan rudal tersebut. 

WARTAKOTALIVECOM -- Serangan rudal balistik yang diluncurkan oleh Iran pada Kamis (19/6) menghantam sejumlah lokasi strategis di Israel, termasuk kota Tel Aviv dan Be'er Sheva.

Salah satu sasaran utama dalam serangan ini adalah gedung Bursa Efek Tel Aviv (TASE), pusat keuangan utama Israel, yang dilaporkan mengalami kerusakan besar akibat ledakan rudal tersebut.

Kerusakan Fisik dan Dampak Serangan

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan bagian gedung Bursa Efek Tel Aviv yang mengalami kerusakan akibat hantaman rudal. Asap tebal mengepul dari gedung pencakar langit yang menjadi simbol kekuatan finansial Israel ini.

Meski belum ada laporan resmi mengenai tingkat kerusakan struktural secara menyeluruh, para analis memperingatkan bahwa insiden ini dapat menimbulkan efek domino terhadap kepercayaan investor, stabilitas pasar modal, dan kelangsungan ekonomi nasional Israel.

Selain Bursa Efek, serangan rudal ini juga menghantam rumah sakit besar di Israel selatan, Magen David Adom.

Layanan darurat nasional Israel mengonfirmasi sedikitnya 32 orang terluka dalam gelombang serangan terbaru ini.

Bursa Efek Tel Aviv dan Jantung Ekonomi Israel

Bursa Efek Tel Aviv (TASE) didirikan pada tahun 1953 dan berlokasi di Tel Aviv-Yafo. Bursa ini merupakan pusat perdagangan saham dan obligasi terbesar di Israel dengan lebih dari 470 ekuitas, 900 seri obligasi korporasi, lebih dari 200 seri obligasi pemerintah, dan 1.200 reksa dana yang terdaftar.

Total kapitalisasi pasar mencapai sekitar US$216 miliar dalam bentuk ekuitas dan US$196 miliar dalam bentuk obligasi.

Indeks utama TASE meliputi:

  • TA-35: Indeks utama yang terdiri dari 35 perusahaan publik terbesar di Israel.
  • TA-125: Indeks yang lebih luas mencakup 125 perusahaan teratas.
  • Indeks lain seperti TA-90, TA SME-60, dan indeks sektor khusus seperti TA-BlueTech yang melacak saham teknologi dan bioteknologi.

Operasi Bursa Tetap Berjalan

Meskipun gedung bursa menjadi sasaran langsung serangan rudal, operasi perdagangan di Bursa Efek Tel Aviv dilaporkan tetap berjalan tanpa gangguan signifikan.

Hal ini menunjukkan kesiapan dan ketahanan sistem keuangan Israel dalam menghadapi situasi krisis.

Implikasi Ekonomi dan Politik

Serangan ini bukan hanya serangan fisik terhadap infrastruktur, tetapi juga dianggap sebagai serangan strategis terhadap kredibilitas dan stabilitas ekonomi Israel.

Analis ekonomi Timur Tengah menilai bahwa serangan terhadap Bursa Efek merupakan upaya Iran untuk menekan Israel secara sistemik, bukan hanya secara militer.

Dampak psikologis dari serangan ini berpotensi memicu capital flight, penurunan nilai saham, serta tekanan terhadap nilai tukar dan cadangan devisa Israel.

Jika serangan semacam ini berulang dan pemerintah Israel gagal menjamin keamanan infrastruktur ekonomi, risiko krisis finansial bahkan kebangkrutan negara menjadi ancaman nyata.

Situasi Pasar Saham Israel

Menariknya, meskipun terjadi ketegangan dan serangan, indeks saham utama Bursa Efek Tel Aviv, seperti TA-125, justru menunjukkan tren kenaikan sejak awal konflik.

Hal ini mencerminkan aktivitas investor yang tetap aktif dan optimisme pasar dalam jangka pendek, meskipun kondisi geopolitik terus memanas.

Serangan rudal Iran yang menghantam gedung Bursa Efek Tel Aviv pada 19 Juni 2025 menjadi peristiwa penting yang mengguncang fondasi ekonomi Israel.

Meskipun operasi bursa masih berjalan, kerusakan fisik dan tekanan psikologis terhadap pasar modal menjadi tantangan serius bagi stabilitas ekonomi negara tersebut ke depan.

Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved