Berita Jakarta

Pantau Pemotongan Hewan Kurban, Sudin KPKP Jaktim Tidak Temukan Jeroan Sapi Terkena Penyakit

Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur memeriksa sejumlah hewan kurban yang telah dipotong hari ini, Jumat (6/6/2025).

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Junianto Hamonangan
Warta Kota/Miftahul Munir
DAGING KURBAN - Lurah Ciracas Sudarna bersama Sudin KPKP Jaktim dan Pengurus Masjid Al-Huda LDII periksa jeroan sapi hewan kurban, Jumat (6/6/2025). Sapi dinyatakan sehat dan tidak ditemukan adanya cacing pita. 

WARTAKOTALIVE.COM, CIRACAS - Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur memeriksa sejumlah hewan kurban yang telah dipotong, Jumat (6/6/2025).

Salah satu lokasi yang didatangi berada di Masjid Al Huda Lembaga Dakwa Islam Indonesia (LDII) Jalan Raya Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Petugas membelah jeroan sapi menggunakan pisau tajam guna memeriksa apakah ada cairan cacing pita atau tidak.

Kepala Satuan Pelaksana Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kecamatan Ciracas, Imron mengatakan, pihaknya sudah memeriksa seluruh kambing dan sapi yang ada di sana.

Ia mengaku, pihaknya memeriksa hati, paru-paru, jantung dan lipa hewan kurban yang telah dipotong hari ini.

"Jadi alhamdulillah sapi-sapinya dan kambing bagus, jarang yang terkena penyakit cacing ya. Alhamdulillah tidak ada temuan," kata Imron, Jumat.

Imron menjelaskan, jika dalam proses pemeriksaan ditemukan adanya jeroan hewan kurban yang tidak layak, maka akan dipisahkan dan dimusnakan.

Tujuannya adalah agar masyarakat penerima manfaat daging kurban tidak konsumsi karena bisa menimbulkan penyakit.

"Misalnya ada yang terindikasi cacing, atau paru-paru yang biasanya kalau paru-paru itu ada yang busuk ya, bernanah itu kita uji test tadi ya dengan tenggelam atau enggak (paru-paru kalau tenggelam tidak sehat)," terangnya.

Baca juga: Simak Cara Menghilangkan Bau Prengus Kambing Apabila Ingin Memasak Tengkleng, Ini Sarannya

Menurut Imron, pihaknya menyarankan agar daging yang ditemukan tidak sehat untuk segera di kubur.

Selanjutnya, kata Imron, sebelum dikubur dicampur karbol atau sabun terlebih dahulu agar tidak ada warga yang mengambilnya.

"Ciri-ciri secara umum itu warnanya beda. Kalau daging itu kan elastis, warnanya kemerahan, segar. Kalau yang misalnya sudah sakit itu biru, hitam, misalnya benturan dan sebagainya," ungkapnya.

"Biasanya kalau yang hati itu kan agak keras. Kalau misalnya ada cacing ya, terbentuk jaringan-jaringan agak keras gitu, warnanya kekuningan, terus nanti ada keluar cairanya, cacing itu ya," tambah Imron.

Imron menambahkan, hewan kurban yang masih hidup tidak akan terlihat mengalami sakit karena baru ketahuan setelah dipotong.

Imron memastikan, meski jeroan hewan kurban alami sakit, tapi tidak akan berdampak atau tak berpemgaruh pada daging.

"Jadi secara umum tetap tidak sehat (meski dalam keadaan sehat dan tidak terlihat sakit). Tapi bisa jadi di hatinya ada cacing. Nah itu yang perlu kita afkir (menyingkirkan). Tapi dagingnya tidak berpengaruh karena hanya di organ dalam saja," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Lembaga Dakwa Islam Indonesia (LDII) Kecamatan Ciracas, Ahmad Jazuri menambahkan, di Masjid Al Huda ada septi tank khusus untuk menampung limbah hewan kurban.

Septi Tank ini hanya digunakan ketika perayaan Iduladha saja atau saat proses pemotongan hewan kurban.

"Jadi dia masuk ke dalam septi tank, terus kami berikan cairan kimia, kalau sudah lunak dan menjadi seperti gundukan tanah akan kami angkat. Karena itu bisa jadi pupuk juga," tandasnya.

Sebelumnya, Lurah Ciracas Sudarna meninjau langsung proses pemotongan hewan kurban Iduladha di sejumlah masjid yang ada di wilayahnya, Jumat (6/6/2025) pagi.

Salah satu lokasi pemotongan hewan kurban yang didatangi adalah Masjid Al Huda, Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Dari pantauan lokasi, Sudarna bersama petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur memerik daging hewan kurban.

Sudarna menerangkan, ada sekira 10 RW dan 142 RT yang melaksanakan pemotongan. Namun, pemotongan hewan tidak dilakukan secara serentak hari ini karena waktunya terpotong dengan salat Jumat.

"Semua titik dapat sejalan lancar sebagian ada yang dilaksanakan pada hari ini, sebagian ada yang akan dilaksanakan pada hari esok Sabtu," kata Sudarna, Jumat. (m26)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved