Bahlil Lahadalia Tekankan Komitmen Prabowo-Gibran soal Fokus Kedaulatan Energi dan Transisi Energi 

Menteri ESDM RI Bahlil Lahadalia menekankan komitmen Presiden RI Prabowo Subianto dalam mengelola energi di Tanah Air.

Istimewa
FOKUS KEDAULATAN ENERGI - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat menyampaikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 di kantornya beberapa waktu lalu. Bahlil menyampaikan bahwa dalam Kabinet Pemerintahan Prabowo - Gibran sangat fokus terhadap kedaulatan energi dan transisi energi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Bahlil Lahadalia menekankan komitmen Presiden RI Prabowo Subianto dalam mengelola energi di Tanah Air.

Bahlil menyampaikan bahwa dalam Kabinet Pemerintahan Prabowo - Gibran, mereka sangat fokus terhadap kedaulatan energi dan transisi energi. 

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 oleh Kementerian ESDM, pihaknya tetap berupaya mengoptimalkan potensi sumber daya di Indonesia dengan memperhatikan beberapa aspek. 

"Kita tahu bersama bahwa dalam Kabinet Pemerintahan Bapak Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Mas Gibran salah satu programnya itu adalah terkait dengan kedaulatan energi dan transisi energi," kata Bahlil dari keterangannya pada Kamis (29/5/2025). 

Bahlil mengatakan, RUPTL ini sebagai salah satu instrumen untuk pedoman dalam implementasi dari ketersediaan ketenagalistrikan Indonesia. 

Kata dia, komitmen Paris Agreement terhadap transisi energi mulai ke sini tidak lagi menjadi hal yang menjadi komitmen bersama.

Baca juga: Tegakkan Kemandirian Bangsa, Menteri ESDM Bahlil Tetapkan HBA Jadi Penentu Harga Batu bara Ekspor

Baca juga: Ini Kriteria Masyarakat Penerima Diskon Tarif Listrik 50 Persen Bulan Juni Mendatang

Pemerintah harus tetap konsisten untuk menjalankan ini dengan memperhatikan kemampuan dalam negeri dan tingkat ketersediaan energi serta keekonomian. 

"Ini oportunity (kesempatan) yang sangat bagus sekali dan hasilnya adalah 76 persen itu menuju kepada energi baru terbarukan," imbuhnya. 

Dalam RUPTL 2025–2034, Perusahaan Listrik Negara Indonesia Power (PLN IP), menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 Gigawatt (GW). 

Dari angka ini, lebih dari 76 persen atau 52,9 GW di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) dan storage. 

Secara rinci, Indonesia menargetkan pembangunan tenaga surya sebesar 17,1 GW; tenaga hydro sebesar 11,7 GW; Angin 7,2 GW; Panas Bumi 5,2 GW; Bioenergi 0,9 GW; Nuklir 0,5 GW; serta alokasi khusus Storage 10,3 GW. 

Sebagai subholding pembangkitan PT PLN (Persero), PLN Indonesia Power mendukung penuh arah kebijakan ini melalui penguatan portofolio pembangkit hijau dan inisiatif dekarbonisasi. 

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menegaskan komitmennya untuk menjadi aktor utama dalam percepatan transisi energi nasional. 

Hal ini juga selaras dengan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission 2060 dan program Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang dicanangkan oleh PT PLN (Persero). 

Selain itu, perseroan juga telah merancang langkah strategis jangka menengah hingga panjang dalam mendukung implementasi RUPTL 2025-2034. 

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved