Berita Bogor

Tiga Tahun APBD Buruk, Pemkab Bogor Akhirnya Raih WTP dari BPK, Ini Kata Pengamat

Kepemimpinan Rudy Susmanto-Jaro Ade membuahkan hasil, untuk kali pertama Kabupaten Bogor raih predikat WTP dari BPK untuk APBD.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Valentino Verry
Wartakotalive.com/Hironimus Rama
RAIH WTP DARI BPK - Kepemimpinan Rudy Susmanto (kiri) dan Jaro Ade (kanan) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bogor membuahkan hasil. Setelah tiga tahun terakhir APBD buruk, kini BPK memberikan predikat WTP atau Wajar Tanpa Pengecualian. 

WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Barat mengumumkan hasil penilaian kinerja pengelolaan dan pertanggungjawaban Angggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pemerintah daerah di Jawa Barat, Senin (26/5/2025). 

Dalam kesempatan itu, Pemkab Bogor mendapat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Ini merupakan predikat WTP pertama yang diraih Kabupaten Bogor dalam empat tahun terakhir.

Baca juga: Cegah Korupsi dan Raih WTP dari BPK, Rudy Susmanto Tandatangani MoU dengan Kejari Kabupaten Bogor

Baca juga: Pengamat Sebut Hasil Audit BPK Sulit Dipercaya: WTP Ujungnya Pake Duit

Terkait hal itu, pendiri Lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus), Yusfitriadi, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Bogor atas raihan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK Jawa Barat ini.

"Tentu bagi pemerintah Kabupaten Bogor periode ini predikat WTP sangat berarti dan mempunyai nilai strategis," kata Yusfitriadi.

Dia menjelaskan predikat WTP ini sangat berarti karena tiga tahun berturut-turut Pemkab Bogor meraih predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Selain itu, predikat WTP ini juga sangat strategis karena diberikan oleh BPK beberapa hari sebelum 100 hari Kabupaten Bogor dipimpin oleh Rudy Susmanto dan Ade Ruhandi. 

WTP SANGAT BERARTI - Pengamat kebijakan publik sekaligus pendiri Lembaga Survei (LS) Vinus, Yusfitriadi (kiri) mengatakan predikat WTP yang baru diraih dari BPK mempunyai arti yang penting buat Pemkab Bogor.
WTP SANGAT BERARTI - Pengamat kebijakan publik sekaligus pendiri Lembaga Survei (LS) Vinus, Yusfitriadi (kiri) mengatakan predikat WTP yang baru diraih dari BPK mempunyai arti yang penting buat Pemkab Bogor. (warta kota/ronie)

"Predikat WTP ini diharapkan akan memulihkan kembali kepercayaan publik terhadap pemerintah Kabupaten Bogor, khususnya dalam tatakelola pemerintahan di bidang keuangan," ujarnya. 

Namun tentu saja prestasi ini tidak boleh berhenti sampai di stu saja karena predikat yang diberikan oleh BPK terkadangan bersifat administratif, bukan faktual. 

"Predikat WTP tersebut belum tentu sesuai dengan fakta di lapangan dalam pengelolaan keuangan pemerintah Kabupaten Bogor," beber Yusfitriadi.

 Oleh karena karena itu, predikat WTP ini menjadi awal yang baik ini bagi pemerintahan Rudy Susmanto dan Ade Ruhandi.

"Predikat WTP ini dijadikan sebuah momentum untuk mendekatkan kesenjangan masalah dalam pengelolaan keuangan agar tidak terlalu jauh secara adminitratif dengan fakta yang terjadi di lapangan," ungkapnya. 

Upaya mendekatkan kesenjangan tersebut, lanjut Yusfitriadi, bisa dilakukan dengan beberapa labgkah. 

Pertama, membangun komitmen tatakelola keuangan yang baik dan bersih. 

"Komitmen ini tidak hanya menjadi narasi pidato namun harus menjadi spirit dan aksi nyata, termasuk penguatan pengawasan secara melekat dan sustainable," ucapnya. 

Kedua, transparansi dan akuntabel. Salah satu bentuk kongkrit yang mampu menjaga tatakelola keuangan yang baik dan bersih diantaranya adalah keterbukaan dan ketepatan sasaran serta pertanggungjawaban yang bisa diterima oleh semua pihak. 

"Dengan transparansi ini, publik akan ikut membatu dalam mengawal pertanggungjawaban tatakelola keuangan pemerintah daerah kabupaten Bogor," beber Yusfitriadi

Ketiga, Reward (pemghargaan) dan Punishment (hukuman) bagi dinas dan unit manapun yang berhasil menjaga marwah Kabupaten Bogor dengan menata keuangan secara baik.

"Pemerintah layak memberikan penghargaan dalam bentuk apapun kepada dinas yang memiliki tata kelola keuangan yang baik. Sementara dinas yang tidak baik dalam pengelolaan keuangan diberikan punishment (hukuman)," tuturnya. 

Keempat, menguatkan fungsi lengawasan, baik bupati, wakil bupati, lembaga legislatif hingga inspektorat.

"Fungsi pengawasan yang melekat akan sangat membantu dalam mencegah terjadinya berbagai malpraktek tata kelola keuangan di pemerintah daerah Kabupaten Bogor," imbuhnya. 

Kelima, audit eksternal untuk membuat second opinion dan bahan penilaian yang lebih konprehensif.

"Bila perlu pemerintah Kabupaten Bogor meminta pihak eksternal untuk mengukur melalui audit dan penelitian yang melibatkan pihak eksternal," tandas Yusfitriadi.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved