Buku
Tren Baca Buku Terus Menurun, PNM Buat Titik Baca demi Pemberdayaan Anak dan Generasi Muda
Momen Hari Buku Nasional dimaknai PNM sebagai refleksi dan aksi nyata. Selah satu contohnya dengan menghadirkan Sudut Literasi
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Data dari Survei Sosial Budaya Nasional (Susenas) BPS tahun 2022, hanya sekitar 17 persen penduduk Indonesia yang membaca buku secara rutin.
Fakta ini menunjukkan bahwa tantangan terbesar bukan pada produksi buku, tapi distribusi, akses, dan budaya membacanya.
Melihat hal itu, PT PNM beranggapan literasi tetap menjadi kunci utama dalam membentuk generasi muda yang berpikir kritis, kreatif, dan berdaya saing.
Momen Hari Buku Nasional dimaknai PNM sebagai refleksi dan aksi nyata. Selah satu contohnya dengan menghadirkan Sudut Literasi di berbagai wilayah seperti di Banyuwangi, Jawa Timur, yang menjadi ruang baca fisik untuk anak-anak di pesisir.
“Literasi itu bukan soal ada buku atau tidak. Ini soal bagaimana kita membuat buku bisa hadir di kehidupan sehari-hari. Lewat Sudut Literasi dan TIBA di PNM, kami ingin membuat buku kembali dekat dengan masyarakat,” ujar Arief Mulyadi, Direktur Utama PNM dalam keterangannya, yang diterima Minggu (18/5/2025).
PNM juga memiliki program TIBA di PNM (Titik Baca di PNM), inovasi berbasis digital berupa perpustakaan digital berupa barcode yang dapat di-scan untuk mengakses koleksi buku secara gratis oleh siapa saja.
Dengan TIBA di PNM, PNM membuka pintu literasi tidak hanya lewat rak buku fisik, tapi juga lewat genggaman tangan. Koleksi bacaan digital meliputi cerita anak, buku motivasi, literatur UMKM, hingga edukasi keuangan. Harapannya, siapapun yang tiba di PNM dapat langsung mengakses TIBA di PNM.
Baca juga: Gelombang Kedua Jemaah Haji Indonesia Tiba di Bandara King Abdul Aziz
Dikatakannya, program literasi ini merupakan bagian dari misi besar PNM dalam memperluas pemberdayaan, tak hanya secara ekonomi, tapi juga secara pengetahuan.
Dengan lebih dari 15 juta nasabah aktif program Mekaar di seluruh Indonesia, langkah ini diharapkan dapat menciptakan efek berantai terhadap budaya literasi di tingkat akar rumput.
Baca juga: Ajang Digiland Run 2025 Minggu Pagi Ada 37 Ruas Jalan Ditutup Sementara di Jakarta
Arief juga menambahkan, “Anak-anak dari nasabah PNM berasal dari keluarga prasejahtera yang punya semangat belajar besar, tapi minim akses. Kami ingin hadir di ruang-ruang itu. Karena dari satu buku yang dibaca, bisa tumbuh satu mimpi besar,” tambahnya.
Hari Buku Nasional bukan hanya soal perayaan simbolis. PNM menjadikannya momentum untuk mengubah ekosistem agar membaca jadi kebutuhan hidup.
“Di tengah dunia yang makin digital, justru buku harus jadi jangkar agar generasi kita bukan hanya pandai menggunakan teknologi, tapi fondasi berpikirnya juga kuat,.#PNMuntukUMKM #PNMPemberdayaanUMKM,” kata Arief.
Novel 'Komsi Komsa' Diterbitkan Falcon Publishing, ES Ito Disebut Sebagai 'Dan Brown Indonesia' |
![]() |
---|
Buku Masyarakat Pancasila Karya Sayidiman Suryohadiprojo Diserahkan di Titik Nol Indonesia |
![]() |
---|
Buku Al-Lisan Al-Umm Diterbitkan, Dosen UNJ: Bahasa Arab Nggak Kalah Keren dengan Inggris atau Korea |
![]() |
---|
Jes Tanjung Tulis Buku Sugar Mommy, Ada Kisah Arzeti Bilbina, Melly Goeslaw hingga Elly Kasim |
![]() |
---|
Kamrussamad Tulis Buku Pahlawan Pahlawan Le Parle Covidnomics untuk Literasi Covid-19 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.