10 Tahun Pestarama, PBSI UIN Jakarta Gelar Panggung Istimewa untuk Sastrawan Mohammad Diponegoro

Pestarama satu dekade menghadirkan seminar nasional dan Tribute untuk sastrawan Mohammad Diponegoro.

Editor: Eko Priyono
Warta Kota/HO/PBSI UIN Jakarta
PENGHARGAAN SASTRAWAN - Penyelenggara Pestarama 2025 memperlihatkan lukisan berwajah sastrawan Mohammad Diponegoro dalam acara seminar nasional bertema "Peran Lembaga Kebudayaan Islam dalam Membentuk Sastra dan Drama Bernapas Islam di Indonesia #2" yang berlangsung di UIN Jakarta, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Rabu (13/5/2025). Acara ini digelar mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Muhammad Diponegoro disebut tak hanya sosok religius dan aktivis namun penulis yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap bahasa dan estetika serta menulis puitisasi Alquran jauh sebelum H.B. Jassin. 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atau PBSI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menghadirkan Pekan Apresiasi Sastra dan Drama (Pestarama).

Ketua Program Studi PBSI UIN Jakarta, Ahmad Bahtiar mengatakan Pestarama 2025 menginjak satu dekade dengan mengangkat karya serta pemikiran beberapa sastrawan hebat di antaranya Ajip Rosidi, Emha Ainun Nadjib, dan Mohammad Diponegoro.

Ahmad menyebut rangkaian acara yang digelar mulai dari lokakarya mengupas materi pementasan, lokakarya keaktoran dan penulisan puisi, seminar nasional dan tribute, diskusi dengan para pakar sastra, panggung ekspresi, pementasan teater, hingga pameran.

Ahmad menjelaskan seminar nasional dan tribute untuk Mohammad Diponegoro mengusung tema "Peran Lembaga Kebudayaan Islam dalam Membentuk Sastra dan Drama Bernapas Islam di
Indonesia #2".

"Perbedaan lain pada satu dekade Pestarama adalah seminar nasional dikemas dengan memberikan penghargaan pada sastrawan, atau yang dikenal dengan Tribute, yang diberikan untuk Mohammad Diponegoro," ujar Ahmad di sela-sela acara seminas nasional dan tribute untuk Mohammad Diponegoro di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (14/05/2025).

"Selama sepuluh tahun, Pestarama telah menjadi wadah penting bagi mahasiswa untuk
berekspresi, berkreasi, dan mengapresiasi karya seni dalam berbagai bentuk," sambungnya.

Wakil Dekan 3 FITK UIN Jakarta, Salamah Agung mengapresiasi konsistensi prodi PBSI dalam mewujudkan Pestarama yang memiliki keterbaruan di setiap tahunnya.

Perempuan yang pernah menimba ilmu di Utrecht University Netherlands itu mengatakan Pestarama bukan hanya kegiatan yang menyenangkan tetapi juga tetap ada keilmuan di dalamnya.

Tema yang diusung dalam Pestarama menurut Salamah selalu membawa pada terinspirasinya orang lain kepada sosok yang ditampilkan setiap tahunnya.

Apresiasi untuk satu dekade Pestarama turut disampaikan Wakil Rektor 3 UIN Jakarta, Prof 
Ali Munhanif.

Pria yang menamatkan studi di Temple University Philadelphia, Amerika Serikat itu menilai prodi PBSI berusaha untuk menghidupkan warisan budaya Indonesia.

"Apresiasi yang tinggi untuk menghidupkan kembali tentang pentingnya membicarakan
warisan-warisan budaya. Mohammad Diponegoro adalah sastrawan yang besar, tetapi kurangnya apresiasi dan perannya yang ditutupi oleh sastrawan-sastrawan yang lainnya," ucap Prof Ali.

Keunggulan Islam

Kiai Cepu, yang menjadi salah satu pembicara menyatakan sastra Islam bukan berarti selalu bercerita tentang agama, melainkan nilai kebenaran adalah kepastian yang unggul dalam Islam.

"Saya sangat menolak beberapa sastrawan Islam dimasukkan menjadi sastra Islam, itu
mempersempit. Sastra Islam menjadi seakan akan bercerita agama," ucap pendiri Teater Muslim tersebut.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved