Tawuran

Cegah Tawuran, Warga Kayu Manis Matraman Pasang Pintu Besi di Perlintasan Kereta Api

Ada banyak cara untuk mengatasi tawuran yang terjadi, salah satunya dengan memasang pintu besi seperti di Kelurahan Kayu Manis, Matraman.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
warta kota/munir
CEGAH TAWURAN - Petugas PPSU sedang mengecat pintu pagar pembatas rel kereta api. Jika malam hari pintu itu ditutup untuk antisipasi tawuran, Rabu (14/5/1025). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Warga RW 05 Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur membuat pintu buka-tutup di perlintasan kereta api beberapa waktu lalu.

Pembuatan pintu itu terpaksa dilakukan agar malam hari tidak terjadi tawuran antar remaja di Jalan Kayimanis Selatan, Jakarta Timur.

Wilayah tersebut sering terjadi bentrokan antar remaja Kayumanis dengan Palmeriam, Jatinegara, Jakarta Timur.

Baca juga: Miris, 2 Kelompok Siswa SD di Depok Jawa Barat Janjian Lewat Medsos untuk Tawuran hingga Bawa Sajam

Dari pantauan di lokasi, ada sekira dua pintu yang dibuat di pagar pembatas rel kerera api. Petugas PPSU saat ditemui sedang mengecat pintu tersebut supaya warnanya sama dengan pagar pembatas yaitu hijau.

Satu pintu lain dengan jarak sekira 200 meter warna hitam dan tidak ada penjagaan oleh warga sekitar.

Iyan, warga sekitar menjelaskan, ketika ia baru pulang kerja dan terjadi tawuran antar remaja, terpaksa haru mencari jalan lain.

"Saya harus mutar dulu kalau ada tawuran biar bisa pulang," tuturnya, Rabu (14/5/2025).

Baca juga: Tak Hanya TPU Prumpung, TPU Ini Juga Jadi Arena Tawuran Antar Remaja, Ini Pengakuan warga

Pria berusia sekira 49 tahun itu mengaku, tawuran di sana tidak bisa ditebak kapan harinya. Namun, dua kelompok tersebut terkadang tawuran diperbatasan rel kereta.

Para pengurus RT dan RW akhirnya mengambil langkah dengan membuat pintu tersebut.

"Kalau malam ditutup sekarang pintunya biar enggak ada yang lari ke wilayah Kayumanis," tegasnya.

Sementara itu, salah satu warga yang enggan sebutkan namanya menilai, aksi tawuran itu sudah lama terjadi. 

Pria berusia 50 tahun itu menyatakan, seperti dendam turun menurun, sehingga sulit diredam oleh para pengurus RT maupun RW.

"Kalau dulu anak-anak kecil, kalau sekarang enggak tahu saya. Saya sudah pindah rumah, tapi saya asli sini, kecil di sini jadi tahu. Saya ke sini jemput anak lagi les," ucapnya. 

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved