Berita Bogor
Ratusan Siswa di Bogor Keracunan Menu MBG, Hasil Laboratorium Temukan 2 Bakteri Berbahaya di Makanan
Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Bogor, ditemukan dua jenis bakteri berbahaya dalam menu MBG.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kasus keracunan massal akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bogor terus bertambah.
Berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor hingga Sabtu (10/5/2025), jumlah korban kini telah mencapai 214 orang, naik dari sebelumnya 210 orang.
Insiden ini mencuat setelah dapur milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani turut mendistribusikan paket makanan ke 12 sekolah.
Baca juga: Siswa di Kota Bogor yang Diduga Keracunan Menu MBG Menjadi 214 Orang, Pemkot Tetapkan Jadi KLB
Kasus pertama dilaporkan pada Rabu (7/5/2025), dan sejak itu laporan serupa terus bermunculan.
Hasil penyelidikan epidemiologi mencatat sembilan sekolah yang melaporkan adanya kasus keracunan, dengan rincian sebagai berikut:
TK Bosowa Bina Insani: 25 siswa
SD Bosowa Bina Insani: 10 siswa
SMP Bosowa Bina Insani: 94 siswa
SMA Bosowa Bina Insani: 1 siswa
SDN Kukupu 3: 8 siswa
SDN Kedung Waringin: 7 siswa
SDN Kedung Jaya 1: 16 siswa
SDN Kedung Jaya 2: 45 siswa
SMP Bina Graha: 8 siswa
Baca juga: Minta Maaf MBG Masih Ada Kekurangan, Istana: Kejadian Tersebut Sebagai Catatan Perbaikan
Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor, ditemukan dua jenis bakteri berbahaya dalam menu makanan, yakni E.coli dan Salmonella.
Wali Kota Bogor Dedie Rachim menjelaskan, bakteri tersebut ditemukan dalam dua jenis makanan yang dikonsumsi para siswa.
"Bakteri ini muncul dari ceplok telor yang dipakai bumbu barbeque," kata Dedie Rachim saat memberikan keterangan di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Senin (12/5/2025).
Baca juga: Ratusan Siswa di Kota Bogor Jawa Barat Tumbang Setelah Santap Makanan yang Disediakan Program MBG
"Ada juga tumis toge dan tahu yang terindikasi mengandung Salmonella," lanjut dia.
"Ada dua, bakteri E.coli dan Salmonella ini kita peroleh dari dua jenis makanan yang kita periksa," ucap Wali Kota.
Dedie Rachim menyampaikan, sampel yang diuji berasal dari sisa makanan para siswa setelah mereka menunjukkan gejala keracunan.
Baca juga: Dedie Rachim Pastikan Pemkot Bogor Tanggung Biaya Pengobatan Keracunan Makanan Program MBG
"Saya menerima laporan hasil uji lab dari Labkesda, hasilnya menunjukkan beberapa bahan makanan mengandung bakteri," ujarnya.
Rudi Hartono, Kepala SD Negeri Kedung Jaya 1, menyampaikan, sejumlah siswanya mengalami gejala mual, muntah, dan pusing setelah menyantap menu MBG yang dibagikan pada Selasa (6/5/2025).
"Menunya waktu itu ada telor, tahu, sayur toge, sama pisang, itu menunya murni dari dapur MBG Bina Insani," kata Rudi Hartono.
Baca juga: Pelukan Hangat Prabowo untuk Siswa Down Syndrome Saat Tinjau MBG di SDN Jati 03 Jakarta
Menurut Rudi, keluhan mulai muncul pada keesokan harinya, Rabu (7/5/2025).
Setelah menerima laporan siswa sakit, sekolah segera berkoordinasi dengan puskesmas, dinkes, dan pihak MBG untuk penanganan.
"Kami menerima MBG hanya khusus kelas enam saja, pada saat kejadian, saya juga eggak tahu apa itu makanan di hari Selasa atau yang Rabu, karena kami mendapatkan laporan ada anak yang sakit," kata dia.
Evaluasi
Menyikapi kasus ini, Badan Gizi Nasional (BGN) akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh alur penyajian makanan dalam program MBG.
Evaluasi akan mencakup mulai dari pemilihan bahan makanan, proses memasak, hingga distribusi dari dapur ke sekolah.
"Saat ini sumber masalah dalam pendalaman, kami masih nunggu hasil laboratorium," ujar Kepala BGN Dadan Hindayana.
Baca juga: Soroti Dugaan Keracunan Makanan MBG di Bina Insani Bogor, Rusli Prihatevy Pastikan DPRD Turun Tangan
BGN juga akan memperketat uji organoleptik, yakni penilaian kualitas makanan dengan indera manusia.
Selain itu, akan dilakukan pelatihan rutin setiap tiga bulan di dapur-dapur SPPG untuk meningkatkan standar keamanan pangan.
"Kami juga bekerja sama dengan BPOM, Dinkes, dan para profesional yang terlibat dalam tata boga food and beverage," kata Dadan Hindayana.
"Itu langkah-langkah yang akan kami lakukan ke para SPPG, dan kami meminta mereka untuk meningkatkan lagi kewaspadaan," jelasnya.
Status KLB
Melihat jumlah korban yang terus bertambah, Pemerintah Kota Bogor menetapkan kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Atas kejadian ini Pemkot Bogor telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB)," kata Wali Kota Dedie Rachim.
Ia memastikan, pemerintah daerah telah mengambil langkah penanganan mulai dari pengobatan korban, upaya pencegahan, penyelidikan epidemiologi, hingga koordinasi dengan BGN.
"Kami memastikan mereka yang terkena dampak ini biaya medisnya ditanggung Pemkot Bogor," tegas Dedie.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ratusan Siswa di Bogor Keracunan Menu MBG, Makanan Terkontaminasi E.coli dan Salmonella"
dapur MBG
MBG Bina Insani
Siswa keracunan MBG
makanan MBG
keracunan MBG
MBG
Bina Insani
siswa keracunan MBG di Bogor
makanan bergizi gratis
Dedie Rachim
Buru Burung sampai Curug Seribu, Seorang Pemburu Tewas Terpeleset dan Terjepit Kayu |
![]() |
---|
Jadi Korban Pemukulan Bang Jago di Jalanan Cibinong Bogor, Ini Pengakuan Wijaya |
![]() |
---|
IPB University Buka Kajian Soal RTH di Sentul City, Ini Dampaknya Terhadap Polusi dan Banjir |
![]() |
---|
Tunjangan Rumah Anggota Dewan Diprotes, Ini Janji Ketua DPRD Kabupaten Bogor |
![]() |
---|
Donor Darah hingga Tanam Pohon Ramaikan Peringatan HUT ke-80 PMI di Kabupaten Bogor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.