Berita Nasional

Gelorakan Semangat Kartini, Maya Miranda Ungkap Pentingnya Kolaborasi Perempuan Lintas Generasi

Perempuan Berkarya: Lintas Generasi dan Budaya Kolaborasi Merayakan Semangat Kartini Lewat Karya dan Aksi Nyata

|
Editor: Dwi Rizki
Istimewa
HARI KARTINI - Womenpreneur, Sociopreneur, dan pemilik Rumah Belajar Miranda, Maya Miranda Ambarsari; Pemilik Warung Turki, Yanti Subianto; Desainer Kebaya Jeng Sri, Liesna Subianto; Chairwoman Srikandi Ani Natalia; Cahaya Manthovani, Karina Alya Manthovani dan Nadira Parsa Manthovani di Warung Turki Shisha Lounge, Kemang, Mampang, Jakarta Selatan pada Sabtu (27/4/2025). Maya Miranda Ambarsari menekankan pentingnya solidaritas dan kolaborasi dalam komunitas perempuan lintas generasi dan budaya, termasuk bagi para generasi muda yang dapat mengekspresikan diri dan keunggulan mereka di bidangnya masing-masing dengan cara yang autentik.  

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dalam semangat memperingati Hari Kartini, sebuah kolaborasi perempuan lintas generasi dan budaya bertajuk 'Perempuan Berkarya: Lintas Generasi dan Budaya' dihadirkan untuk menghidupkan kembali nilai perjuangan perempuan Indonesia lewat karya dan aksi nyata.

Acara yang digelar di Warung Turki Shisha Lounge, Kemang, Mampang, Jakarta Selatan ini mempertemukan perempuan dari berbagai latar belakang, mulai dari komunitas perkawinan campur Srikandi, sociopreneur muda, desainer, pelajar, hingga pelaku usaha kreatif.

Diprakarsai oleh sejumlah tokoh perempuan inspiratif, seperti Womenpreneur, Sociopreneur, dan pemilik Rumah Belajar Miranda, Maya Miranda Ambarsari; Pemilik Warung Turki, Yanti Subianto; Desainer Kebaya Jeng Sri, Liesna Subianto serta, perkumpulan Srikandi Mixed Marriages bersama Chairwoman Srikandi, Ani Natalia.

Termasuk tiga perempuan muda inspiratif dari 3 Saudari yang berperan aktif mewakili semangat Kartini Masa Kini yakni Cahaya Manthovani seorang sociopreneur muda, Karina Alya Manthovani yang aktif dalam dunia modeling, dan Nadira Parsa Manthovani seorang illustrator muda berbakat.

Maya Miranda Ambarsari menekankan pentingnya solidaritas dan kolaborasi dalam komunitas perempuan lintas generasi dan budaya, termasuk bagi para generasi muda yang dapat mengekspresikan diri dan keunggulan mereka di bidangnya masing-masing dengan cara yang autentik. 

"Saya percaya ketika perempuan dari berbagai generasi dan latar belakang bersatu, akan lahir inovasi, kreativitas, dan dampak sosial yang luar biasa. Melalui karya-karya ini, kita membawa semangat Kartini untuk terus relevan di masa kini," ungkap Maya dalam acara Perempuan Berkarya: Lintas Generasi dan Budaya, Sabtu (26/4/2025)

Ketua Perkumpulan Srikandi Mixed Marriages Ani Natalia juga menegaskan pentingnya sinergi lintas generasi untuk membangun masyarakat inklusif sebagai refleksi semangat perempuan masa kini.

“Ini bukan sekadar perayaan Hari Kartini, tapi perwujudan semangat Kartini masa kini, perempuan yang berkarya, berkolaborasi, dan berbagi," tutur Ani Natalia,

Cahaya Manthovani yang juga Ketua Harian Yayasan Inklusi Pelita Bangsa menekankan bahwa kreativitas adalah kekuatan untuk peduli dan berkontribusi. Dia mendorong generasi muda untuk melihat karya sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang dapat membawa perubahan positif bagi bangsa. 

"Kartini-kartini muda, ayo kita lebih berani lagi untuk menunjukkan kreativitas kita. Kita juga harus bangga dengan budaya kita sendiri, punya pride tersendiri, sehingga otomatis budaya kita juga ikut terpromosikan. Terus berkarya, terus upgrade diri sendiri," tutur Cahaya yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif PT Bumi Serang Asri.

Sementara itu, Yanti Subianto mengungkapkan antusiasmenya terhadap pilihan lokasi acara yang diadakan di Warung Turki. “Ini menjadi simbol bahwa kolaborasi yang terjalin benar-benar melintasi batas Negara, bukan hanya lintas generasi dan budaya," ujar Yanti.

Fashion Show Lintas Generasi: Menyatukan Tradisi dan Kreativitas Muda

Salah satu sorotan utama acara ini adalah fashion show kolaboratif antara desainer Liesna Subianto (Kebaya Jeng Sri) dan ilustrator muda dari 3 Saudari yang masih berusia 18 tahun yakni Nadira Parsa Manthovani (Nara).

Nara menampilkan tujuh karakter perempuan dari budaya Betawi, Jawa, Bali, Sumatera Barat, Dayak, Tionghoa, dan Papua dalam bentuk ilustrasi patchwork, yang kemudian diaplikasikan Liesna ke dalam desain kebaya modern.

"Ilustrasi saya terinspirasi dari keragaman budaya Indonesia. Aku ingin generasi muda lebih bangga dengan budaya sendiri, bukan hanya terpesona budaya luar," tutur Nara, yang menghabiskan 3–5 jam untuk setiap ilustrasi, tergantung tingkat detailnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved