Viral Media Sosial

Serupa Ijazah, Roy Suryo Ungkap Kejanggalan Skripsi Jokowi: Berani Saya Pastikan 99 Persen Itu Palsu

Serupa dengan Ijazah, Roy Suryo Beberkan Kejanggalan Skripsi Jokowi: Berani Saya Pastikan 99 Persen Itu Palsu

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Viral Media Sosial - Pakar Telematika Roy Suryo membeberkan sejumlah fakta hasil penelusurannya dalam membuktikan keabsahan ijazah milik Presiden Republik Indonesia Ketujuh, Joko Widodo (Jokowi). Fakta itu dipamerkannya dalam program talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC) yang dipandu Karni Ilyas pada beberapa waktu lalu.  

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pakar Telematika Roy Suryo membeberkan sejumlah fakta hasil penelusurannya dalam membuktikan keabsahan ijazah milik Presiden Republik Indonesia Ketujuh, Joko Widodo (Jokowi). 

Fakta itu dipamerkannya dalam program talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC) yang dipandu Karni Ilyas pada beberapa waktu lalu. 

Tak mengulas lembar ijazah milik Jokowi, Roy Suryo dalam paparannya mengupas skripsi yang menjadi syarat kelulusan Jokowi dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dalam kesempatan tersebut, Roy Suryo memamerkan potret skripsi yang diperolehnya sendiri dari UGM. 

Potret yang diambilnya sendiri dengan menggunakan kamera beresolusi tinggi itu katanya menunjukkan sejumlah kejanggalan. 

Serupa dengan ijazah, dirinya meyakini skripsi Jokowi tersebut juga merupakan hasil rekayasa. 

"Jadi ini skripsi aslinya, ini bukan dari sosmed, ini saya pegang sendiri, saya scan sendiri dengan menggunakan kamera beresolusi tinggi," ungkap Roy Suryo menunjukkan potret skripsi milik Jokowi lewat layar besar.

"Kalau kita buka selanjutnya ini menarik, karena berlanjut, kalau misalnya kita bisa lihat gambar selanjutnya ini nanti akan terlihat ketidakkonsistenannya," tambahnya. 

Dalam lembar berikutnya, Roy Suryo menunjukkan potret halaman demi halaman skripsi berjudul 'Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta' yang diklaim dibuat tahun 1985. 

Teknik cetak pada beberapa halaman menunjukkan karakteristik mesin printer inkjet atau printer laserjet yang baru tersedia tahun 1990-an. 

Sembari memperlihatkan perbedaan tekstur cetakan, Roy Suryo menyebutkan pada tahun skripsi dibuat, tepatnya tahun 1985, percetakan masih menggunakan teknik litografi manual dengan susunan huruf timah yang tidak sempurna. 

Namun, apabila dibandingkan dengan cetakan skripsi Jokowi, terlihat adanya konsistensi font dan kerapihan yang hanya mungkin dihasilkan teknologi digital. 

"Kita bayangkan sekarang ini tahun 1985 atau tahun 80-an, belum ada yang namanya mesin cetak mesin, ya (printer) laser juga waktu itu belum ada, yang namanya mesin cetak itu termasuk percetakan dan waktu itu yang dicetak itu mesin cetak tinggi Bang Karni," ungkap Roy Suryo.

"Jadi teknik itu litograf itu harus disusun huruf satu per satu, dibolak-balik kemudian diputar srek-srek gitu, trus muncul kayak gini. Jadi hurufnya disusun gitu, terus disusun satu per satu kadang hurufnya beda dengan huruf yang lain, jadi jenis fontnya beda," bebernya.

"Yang menarik dari skripsi ini adalah ketika di halaman selanjutnya, sekilas sama bang karni dengan yang tadi, tapi ini kalau orang ngerti percetakan dan dia kuliah itu namanya grafik publisitas, kebetulan saya anak komunikasi belajar ini udah langsung bisa lihat ya kalau lembaran ini dicetak dengan menggunakan teknologi yang sudah jauh melampaui zamannya. Ini teknologi tahun 90an, karena ini hasil dari mesin cetak injet, keluar setelah laser jet jadi ini diatas tahun 92," papar Roy Suryo

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved