Banjir Jakarta

Air Kiriman dari Bogor Dituding Jadi Penyebab Utama Banjir Jakarta, Pakar IPB Ungkap Fakta Ini

Air Kiriman dari Bogor Dituding Jadi Biang Keladi atau penyebab utama Banjir Jakarta, Pakar IPB Ungkap Fakta Ini

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Budi Sam Law Malau
Istimewa
BANJIR JAKARTA - Tim Seksi Pertolongan dan Penyelamatan (Silongmat) Sub Direktorat Patroli Air (Subdit Patroliair) Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpolair) Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Korpolairud) Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri, mengevakuasi warga terdampak banjir, di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (3/3/2025). Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof. Etty Riani, mengatakan anggapan banjir Jakarta semata-mata disebabkan oleh kiriman dari Bogor adalah penyederhanaan masalah yang kompleks, namun kurang tepat. 

WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR -- Jakarta kembali dilanda banjir cukup besar pada 4 Maret 2025 lalu.

BPBD Jakarta mencatat 59 RT terendam banjir akibat hujan deras dan luapan Kali Ciliwung. 

Fenomena banjir di Jakarta ini sering dikaitkan dengan kiriman air dari Bogor. Benarkah demikian?

Baca juga: Tantangan Banjir Jakarta Semakin Kompleks, DPRD DKI Dorong Regenerasi PJLP

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof. Etty Riani, mengatakan anggapan banjir Jakarta semata-mata disebabkan oleh kiriman dari Bogor adalah penyederhanaan masalah yang kompleks, namun kurang tepat.

“Memang betul, air dari Bogor berkontribusi terhadap volume air di sungai-sungai yang melintasi Jakarta. Namun, faktor-faktor internal Jakarta juga memiliki peran yang juga cukup signifikan,” kata Ety di Dramaga, Jumat (25/4/2025).

Ia menjelaskan bahwa secara geografis, Jakarta merupakan dataran rendah yang apabila dilihat dari jenis tanahnya merupakan tanah rawa. 

"Nama-nama daerah seperti Rawamangun menjadi saksi sejarah akan kondisi tersebut," ujarnya.

Menurutnya, rawa merupakan ruang terbuka biru (RTB) alami yang berfungsi untuk menampung air. 

“Alih fungsi lahan rawa menjadi lahan terbangun (bangunan) menghilangkan fungsi penampungan alami ini. Ketika terjadi hujan dengan curah hujan tinggi dan lama, air lebih mudah meluap dan memicu banjir,” ungkapnya.

Prof Etty Riani mengungkapkan faktor-faktor lokal di Jakarta memegang peranan yang sangat signifikan terjadinya banjir. 

"Andai Jakarta memiliki sistem drainase yang baik, tata ruang kota yang tertib, RTH dan RTB yang terpelihara dengan baik dan alih fungsi lahan tidak masif; daya dukung dan daya tampung kota akan lebih baik," ucapnya.

Bahkan dengan hujan deras di Bogor, banjir masih mungkin dikendalikan.

Baca juga: BNPB Minta Warga Jakarta dan Tangerang Waspada, Sebab Bakal Ada Kiriman Air dari Bogor

“Namun, dalam kondisi saat ini, hujan lokal dengan intensitas tinggi yang berlangsung relatif tidak lama lama pun dapat memicu genangan signifikan bahkan banjir di Jakarta,” ungkap Prof. Etty yang pernah meraih Gakkum Awards 2024 ini.

Namun di lain sisi, dosen Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) IPB University ini juga menyoroti perubahan signifikan ruang terbuka hijau (RTH) di sejumlah wilayah di Bogor menjadi kawasan terbangun seperti hotel, tempat wisata, vila, perumahan, dan sebagainya.

“Seharusnya, RTH berfungsi menyerap air hujan ke dalam tanah. Namun, dengan berkurangnya RTH, air hujan langsung melimpas (run-off) ke sungai dan bergerak menuju hilir, termasuk Jakarta,” paparnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved