Banjir Jakarta

Pramono Anung Ungkap Atasi Kemacetan hingga Banjir Jakarta tak Bisa Sekejap

Pramono Anung mengaku banjir hingga kemacetan merupakan persoalan sejak lama yang tak mudah diselesaikan dan harus dibenahi secara bertahap.

Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
SEABAD JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melayat ke rumah duka ekonom senior Kwik Kian Gie di Rumah Duka Sentosa RSPAD, Jakarta Pusat, Rabu (30/7/2025) dengan menggunakan Transjakarta. Untuk mengatasi kemacetan hingga banjir di Jakarta tidak bisa dilakukan sekejap 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berbenah untuk menyambut perayaan 5 abad (500 tahun) usia Kota Jakarta pada tahun 2027.

Permasalahan di Ibu Kota seperti kemacetan, polusi, hingga banjir menjadi fokus utama.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengaku banjir hingga kemacetan merupakan persoalan sejak lama yang tak mudah diselesaikan dan harus dibenahi secara bertahap.

"Seperti hari ini, ini bukan pekerjaan yang gampang, memang harus dilakukan secara perlahan-lahan, dan tidak bisa bim salabim. Termasuk untuk mengatasi urusan kemacetan, polusi, sampah, banjir—itulah yang menjadi konsentrasi," kata Pramono di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (3/8/2025).

Pihaknya, kata dia, akan membuka lebih banyak ruang hijau bagi warga Jakarta agar mereka bisa menikmati dan melaksanakan beragam kegiatan di sana.

Baca juga: Banjir Jakarta Makin Parah, Pemkot Jaktim Kebut Pembangunan Waduk Giri Kencana

"Apa pun yang dilakukan oleh Kota Jakarta atau pemerintah Balai Kota adalah bagaimana membuat warga Jakarta itu lebih aman, lebih nyaman, transportasinya lebih mudah, dan kemacetan secara perlahan bisa diturunkan," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengalokasikan anggaran senilai hampir Rp 4 triliun untuk menangani banjir di Ibu Kota.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk berbagai program teknis yang bersifat permanen dan berkelanjutan.

Baca juga: Pramono Anung Mengaku Begadang Demi Pantau Banjir Jakarta, Kok bisa Bersamaan

“Dananya cukup besar, hampir Rp 4 triliun kita sudah alokasikan dan itu tidak bisa seperti Jini Oh Jini, bim-salabim kemudian selesai, enggak. Dua tahun kami kerjakan. Normalisasi sungai Ciliwung akan kami lakukan,” kata Pramono dalam sambutannya di acara Derap Kerja Sama Jakarta (DKJ) di Balai Kota, Jumat (11/7/2025).

Ia menyebut, anggaran tersebut akan digunakan untuk pembangunan, pengadaan pompa air, pembebasan lahan, serta proyek normalisasi sungai, termasuk Sungai Ciliwung yang menjadi salah satu titik krusial banjir di Jakarta.

Pramono menekankan bahwa Pemprov DKI tidak lagi mengandalkan solusi jangka pendek. Penanganan banjir akan dilakukan secara menyeluruh, termasuk relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai dan kawasan rawan banjir.

“Pasti akan ada yang mau tidak mau, suka tidak suka, bahwa itu memang bukan tempat untuk ditinggali ya. Kami akan pindahkan, kami akan siapkan untuk tempat tinggal itu,” ungkap Pramono. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa program pengendalian banjir tidak akan berhenti pada 2026, tetapi berlanjut hingga 2027.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari rencana jangka menengah dan panjang Pemprov DKI.(m27)

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved