Viral Media Sosial

Dedi Mulyadi Disebut Titisan Prabu Siliwangi Usai Kunjungi Prasasti Batu Tulis, Ini Silsilahnya

Tapak Kakinya Serupa dengan Prabu Surawisesa, Dedi Mulyadi Disebut Titisan Prabu Siliwangi, Ini Silsilahnya

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
VIRAL MEDIA SOSIAL - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mencocokkan tapak kakinya dengan tapak kaki milik Prabu Surawisesa ketika mengunjungi Situs Prasasti Batutulis Bogor, Bogor Selatan, Kota Bogor pada Senin (14/4/2025) sore. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kembali menjadi sorotan masyarakat setelah videonya mengunjungi Situs Prasasti Batutulis Bogor, Bogor Selatan, Kota Bogor pada Senin (14/4/2025) viral di media sosial.

Video itu merekam momen ketika Dedi Mulyadi yang didampingi Wali Kota Bogor Dedie Rachim dan Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin itu menjajal batu tapak kaki Prabu Surawisesa.

Dirinya mencocokkan tapak kakinya dengan pahatan tapak kaki yang diyakini merupakan tapak kaki milik Prabu Surawisesa.

Hasilnya sangat mengejutkan. 

Tapak kaki Dedi Mulyadi terlihat sangat pas dengan tapak kaki Prabu Surawisesa.

Tidak begitu jelas apa yang disampaikan Dedi Mulyadi kepada Dedie Rachim yang mendampinginya. 

Namun, momen yang terekam kamera dan diunggah lewat akun TikTok Pemkot Bogor itu ramai ditanggapi masyarakat. 

Mereka menilai kemiripan tapak kaki itu menjadi pertanda Dedi Mulyadi titisan dengan Prabu Surawisesa maupun Prabu Siliwangi

Prabu Surawisesa diketahui merupakan sosok raja dengan kepemimpinan yang kuat dan semangat perangnya, dengan Carita Parahiyangan menyebutnya sebagai raja yang perkasa, berani, dan perwira. 

Selama memerintah, Prabu Surawisesa terlibat dalam 15 pertempuran untuk mempertahankan kerajaan.

Prabu Surawisesa adalah figur penting dalam sejarah Pajajaran, karena kepemimpinan dan usahanya untuk menjaga kedaulatan dan kemajuan kerajaan. 

@kusmanakusmana4432: Titisan Prabu Siliwangi 

@endangkusmana1047: Pas banget, saya yakin ini yang jadi pemimpin Sunda sebenarnya, bahkan jadi presiden suatu saat nanti. Hanya Allah yang tahu 

@tirtagesut: tapaknya sarua (mirip), leu pick turunan RAJA PAJAJARAN TURUNAN PRABU SILIWANGI 

 

Silsilah Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat usai memenangkan kontestasi Pilgub Jabar dengan raihan suara 62,22 persen atau 14.130.192 suara. 

Pria yang akrab disapa KDM itu resmi dilantik sebagai Gubernur Jabar periode 2025-2030 pada 20 Februari 2025. 

Jauh sebelum menjadi gubernur, Dedi Mulyadi memiliki perjalanan panjang di dunia politik. 

Mulai dari anggota DPRD Purwakarta, Wakil Bupati Purwakarta, Bupati Purwakarta dua periode, hingga anggota DPR RI. Berikut profil Dedi Mulyadi:

Masa Kecil Dedi Mulyadi

Lahir dari keluarga sederhana di Subang pada 11 April 1971, Dedi kecil pernah bersusah payah hanya untuk bisa makan.

Ayah Dedi, Ahmad Suryana, adalah purnawirawan tentara dengan pangkat terakhir prajurit kader. 

Sang ayah hanya bisa berkarya di kemiliteran sampai usia 28 tahun karena sakit, diduga diracun mata-mata Belanda.

Suryana kemudian bekerja di perkebunan, itu pun tak lama karena ia tak ingin bersekongkol menjual pupuk secara ilegal. 

Sejak saat itu, ibu Dedi, Karsiti, yang mengambil alih tanggung jawab mencari nafkah. 

Dari mulai jadi kuli tandur sampai nyangkul. 

Dedi kecil terbiasa makan sederhana.

Ikan asin adalah menu istimewa yang hanya bisa dinikmati pada tanggal 1-5 kalender muda. 

Selebihnya ia akan kembali makan dengan garam.

“Garam dikasih bawang, terus disimpan di toples. Makanan ini yang dibagikan pada sembilan anak. Terkadang malam hari saya diajak cari belalang untuk teman nasi,” tuturnya dikutip dari Kompas.com.

Jualan Es Mambo dan Kuli Angkut

Karena itulah untuk jajan, Dedi kecil harus bekerja keras. 

Misal, jika ingin es mambo, maka ia akan jualan es mambo terlebih dulu sebanyak satu termos es. 

“Dulu ke Mang Rozak, biar dapat 5 es harus jualan 50 es mambo dulu. Jualannya laku. Terus saya berpikir sayang kalau sisa 5 es saya makan. Akhirnya saya jual juga. Jadi saya tetap tidak makan es,” ucap Dedi sambil tertawa.

Begitu pun saat ia ingin bermain layang-layang, ia akan jualan layang-layang. 

Namun uang hasil jualan ia serahkan kepada Ibunya. 

Di luar jualan tersebut, Dedi mendapatkan uang dari penjualan kayu bakar yang dia kumpulkan sepulang sekolah. 

Bahkan ia pun menjadi kuli pikul batu bata demi bisa mendapatkan baju baru untuk lebaran. 

“Satu batu bata dibayar 1 perak. Saya kuat angkut 10 biji. Ngangkutnya sekitar 5 kilometer dari hutan. Uangnya ini buat beli baju,” kenang dia.

Merengek Minta Domba

Sepanjang Ingatan Dedi, jarang dia merengek. 

Rengekan yang ia ingat adalah saat dirinya ingin mendapatkan dua ekor domba untuk digembala. 

Mendengar rengekan Dedi, sang ibu menjual cincin seharga Rp 7.500 untuk dapat dua ekor domba, jantan dan betina. 

Setiap hari, Dedi dibantu kakak nomor duanya, Kang Ade, menggembala domba. 

Sang ibu membantu menyabit rumput. 

Dari 2 ekor, dombanya menjadi 40 ekor.

Domba-domba inilah yang membantu uang sekolah Dedi dan kebutuhan hidup keluarganya. 

Bahkan, bila ada saudara yang akan syukuran menikah atau keperluan lain, hasil dari domba Dedi yang jadi asal bantuan. 

Memasuki usia SMA, Dedi bekerja sambilan sebagai tukang ojek di kampungnya. 

Dari situ dia bisa mengumpulkan Rp 2.000 per hari sebagai tambahan uang biaya sekolah.

Gagal Masuk Militer

Selepas SMA, Dedi sempat menjajal kemampuan diri untuk mengikuti jejak sang ayah menjadi tentara. 

Terlebih lagi dia punya sosok idola M Jusuf. 

Untuk itu, dia mendaftar ke AKABRI dan Secapa.

Sayangnya, kedua upaya itu kandas.

Berat badannya yang hanya 48 kilogram tak cukup, dari persyaratan minimal 55 kilogram. 

Dedi lalu menjajal masuk Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. 

Ia lulus, namun tidak diambilnya karena tak ada biaya. 

Gagal melanjutkan sekolah, Dedi memutuskan ikut sang kakak ke Purwakarta dengan membawa lima helai pakaian.

Di Purwakarta, Dedi dan kakaknya tinggal di rumah kontrakan yang kondisinya nyaris roboh. 

Di situ juga hanya ada satu kasur, sehingga Dedi tidur di lantai tanpa alas. 

Saat susah tidur karena kondisi tersebut, Dedi memilih menegakkan salat malam. 

“Kakak saya penjaga genset, penghasilannya Rp 100.000 per bulan sisa potongan bank. Karenanya kalau belanja sekaligus. Ikan asin, lalu gudeg pake tulang ikan asin kuat untuk dua minggu,” tuturnya.

Tak berapa lama, Dedi nekat melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Purwakarta. 

Untuk biaya kuliah, ia berjualan gorengan atau bisnis apa pun yang penting halal. 

“Hasil dari jualan gorengan, beras, dan lainnya, saya gunakan untuk biaya kuliah dan berorganisasi. Saya pun tinggal di sekretariat,” imbuhnya.

Untuk mengirit, ia biasanya kerap jalan kaki dengan teman-temannya yang karyawan sepulang kuliah di malam hari.

Karir Politik

Di kampus, sekitar tahun 1994, Dedi Mulyadi menjadi Ketua HMI Cabang Purwakarta. 

Dia juga aktif di organisasi buruh seperti Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) pada 1997 dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pada 1998. 

Setahun sebelum lulus pada 1998, Dedi menikah dengan Sri Muliawati. 

Dari pernikahannya ia dikaruniai anak bernama Maulana Akbar Ahmad Habibie.

Kekritisisan Dedi mengantarkannya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purwakarta periode 1999-2004 melalui Partai Golkar.

Masa kerja itu tak selesai, karena Dedi dipinang mendampingi Lily Hambali pada Pilkada 2003 sebagai Wakil Bupati Purwakarta 2003-2008. 

Di tahun yang sama, Dedi menikah dengan Anne Ratna Mustika. 

Dari pernikahannya yang berakhir dengan perceraian ini, Dedi dikaruniai 2 orang anak.

Pada Pilbup 2008, Dedi mencalonkan diri menjadi Bupati Purwakarta dan menang, berpasangan dengan Dudung B Supardi. 

Dedi kemudian kembali menjadi Bupati Purwakarta periode 2013-2018. 

Di Golkar, Dedi Mulyadi terpilih aklamasi menjadi Ketua DPD Golkar Jawa Barat. 

Setelah itu ia mencalonkan diri sebagai Wagub Jabar mendampingi Deddy Mizwar di Pilgub Jabar 2018, namun gagal. 

Ayah dari tiga anak ini kemudian menjadi anggota DPR RI sebelum akhirnya kembali maju di Pilgub Jabar 2024 dari Partai Gerindra dan menang.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved