Viral Media Sosial
Dedi Mulyadi Cocokkan Tapak Kakinya dengan Milik Putra Prabu Siliwangi, Hasilnya Sangat Mengejutkan
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi Cocokkan Tapak Kakinya dengan Milik Putra Prabu Siliwangi, Prabu Surawisesa, Hasilnya Sangat Mengejutkan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kembali menjadi sorotan masyarakat dan viral di media sosial.
Kali ini, bukan mengenai kebijakan atau sikap tegasnya dalam menyelesaikan masalah, tetapi momen saat dirinya mengunjungi Situs Prasasti Batutulis Bogor, Bogor Selatan, Kota Bogor pada Senin (14/4/2025) sore.
Didampingi Wali Kota Bogor Dedie Rachim dan Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin, Dedi Mulyadi awalnya meninjau kondisi bangunan serta prasasti yang ada di sana.
Diketahui, Situs Prasasti Batu Tulis menyimpan sejumlah peninggalan dari Kerajaan Sunda, termasuk jejak petilasan putra Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja), yakni Prabu Surawisesa, Raja Kerajaan Sunda (Pajajaran) yang berkuasa antara tahun 1521 hingga 1535.
Satu di antaranya adalah batu tapak kaki Prabu Surawisesa.
Tapak kaki yang ada di batu berbentuk oval itu diyakini merupakan jejak kaki milik Prabu Surawisesa.
Penasaran, Dedi Mulyadi kemudian mencocokkan tapak kakinya dengan tapak kaki milik Prabu Surawisesa.
Hasilnya sangat mengejutkan.
Tapak kaki Dedi Mulyadi terlihat sangat pas dengan tapak kaki Prabu Surawisesa.
Tidak begitu jelas apa yang disampaikan Dedi Mulyadi kepada Dedie Rachim yang mendampinginya.
Namun, momen yang terekam kamera dan diunggah lewat akun TikTok Pemkot Bogor itu ramai ditanggapi masyarakat.
Mereka menilai kemiripan tapak kaki itu menjadi pertanda Dedi Mulyadi titisan dengan Prabu Surawisesa maupun Prabu Siliwangi.
Prabu Surawisesa diketahui merupakan sosok raja dengan kepemimpinan yang kuat dan semangat perangnya, dengan Carita Parahiyangan menyebutnya sebagai raja yang perkasa, berani, dan perwira.
Selama memerintah, Prabu Surawisesa terlibat dalam 15 pertempuran untuk mempertahankan kerajaan.
Prabu Surawisesa adalah figur penting dalam sejarah Pajajaran, karena kepemimpinan dan usahanya untuk menjaga kedaulatan dan kemajuan kerajaan.
@kusmanakusmana4432: Titisan Prabu Siliwangi
@endangkusmana1047: Pas banget, saya yakin ini yang jadi pemimpin Sunda sebenarnya, bahkan jadi presiden suatu saat nanti. Hanya Allah yang tahu
@tirtagesut: tapaknya sarua (mirip), leu pick turunan RAJA PAJAJARAN TURUNAN PRABU SILIWANGI
Dedi Mulyadi Bakal Pugar Situs Prasasti Batu Tulis
Dalam kunjungannya, Dedi Mulyadi menyoroti kondisi bangunan dalam komplek Situs Prasasti Batu Tulis.
Menurutnya, kondisi bangunan dalam komplek cagar budaya itu tidak sesuai dengan kisah Kerajaan Sunda, termasuk Prabu Surawisesa.
“Kesannya adalah bangunannya tidak sesuai dengan batunya. Jadi batunya punya nilai estetika dan sejarah yang sangat tinggi. Tapi, bangunannya tidak menunjang sebagai bangunan kebudayaan,” kata Dedi Mulyadi dikutip dari Tribun Bogor.
Ia pun nanti akan meminta izin kepada Kementerian Kebudayaan untuk memugar bangunan Batutulis.
“Saya nanti kalau diperbolehkan oleh Kementerian Kebudayaan saya bangun tahun ini juga bangunannya. Dengan desain arsitektur yang disesuaikan dengan peradaban sunda,” ujarnya.
Ia juga akan menggandeng peneliti untuk perkembangan Prasasti Batu Tulis.
“Kedua adalah setelah ini saya akan meminta tim peneliti. Baik ahli geologi, ahli bahasa, kemudian ahli sejarah, dan filologi. Sehingga nanti ada buku yang bisa menjelaskan ini secara akademis. Sehingga kita berkunjung ke tempat sejarah bisa memahami bahwa dulu pernah ada peradaban,” ucapnya.
Bogor Jadi Pusat Kerajaan Sunda
Dedi Mulyadi, menyoroti pentingnya peran Kabupaten Bogor dalam sejarah dan pembangunan Jawa Barat.
Menurut Dedi Bogor adalah pusat sejarah Kerajaan Sunda.
"Siapa pun yang berbuat baik di Bogor akan memberikan dampak positif bagi daerah lainnya," kata Dedi di Pendopo Bupati Bogor, Cibinong, Jawa Barat, Kamis (13/3/2025) malam.
Menurutnya, peninggalan Kerajaan Sunda di Bogor yang masih tersisa dan hidup adalah hutan.
"Peninggalan Kerajaan Sunda itu apa sih selain Prasasti Batu Tulis? Ya hutan. Karena bagi saya hutan itu memiliki nilai-nilai spiritualitas. Hutan menjadi pusat ekosistem kehidupan manusia sehingga tidak boleh diinjak-injak," paparnya.
Dedi menjelaskan ada 4 hutan menurut orang Sunda.
Pertama, ada leuweung tutupan yang tidak boleh disentuh.
Itu disebutnya Taman Nasional.
Dedi mengaku menangis saat mengunjungi Eager Adventure Land di Megamendung, Puncak, Bogor, karena melihat hutan yang sudah rusak.
"Saya nangis di Puncak kenapa? Kok kamu enak saja areal yang kita sakralkan diganggu. Pusat ekosistem di sini. Jadi kalau ekosistem ini diganggu, maka nanti seluruh lingkaran ekosistem terganggu," bebernya.
Jika ekosistem ini diganggi maka nanti lahir penyakit segala macam.
"Jadi bukan jurig ya. Itu ekosistem. Nah dulu, leluhur kita belum bisa menerjemahkan ke dalam bahasa ilmiah hari ini," imbuh Dedi.
Saat ini pemerintah provinsi Jawa Barat fokus menangani areal yang jadi tutupan agar kembali jadi hutan.
"Areal yang bisa untuk garapan tadi, ya tidak ada masalah. Tetapi yang tidak boleh itu, orang garapan masuk ke areal tutupan. Itu kan ada aturannya," tandas Dedi.
Pakai Setelan Jas Lengkap dengan Peci, Prabowo Disebut Dr Tifa Patahkan Kebiasaan Jokowi |
![]() |
---|
MUI Kota Bekasi Tegaskan Pengajian Umi Cinta Tak Melanggar Ajaran Islam |
![]() |
---|
MUI Kota Bekasi Tegaskan Pengajian Umi Cinta Tak Sesat, Isu Tiket Rp1 Juta Masuk Surga Hoaks |
![]() |
---|
Terancam Dipidana, Dr Tifa Berkaca Kisah Gus Nur: Penjara Tidak Bisa Membungkam Hati Nurani |
![]() |
---|
Sosok Umi Cinta, Pemuka Agama yang Viral Imimg-iming Jemaahnya Masuk Surga Bayar Rp 1 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.