Perbankan

Aplikasi Bank DKI Masih Error, Transfer Antarbank Cuma Bisa Lewat ATM

Aplikasi Bank DKI Masih Error, Transfer Antarbank Cuma Bisa Lewat ATM. Gangguan layanan bank DKI ini diperkirakan membuat dana bank bocor

Warta Kota
BANK DKI BERMASALAH -- Foto Logo Bank DKI. Gangguan sistem layanan Bank DKI yang terjadi sejak sebelum Hari Raya Idulfitri 2025 masih berlanjut hingga Rabu, 9 April 2025, dimana transfer antarbank belum bisa lewat aplikasi tetapi lewat ATM. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Gangguan sistem layanan Bank DKI yang terjadi sejak sebelum Hari Raya Idulfitri 2025 masih berlanjut hingga Rabu, 9 April 2025.

Salah satu nasabah Bank DKI, Lulu (nama samaran) mengatakan hingga saat ini dia hanya bisa tarik tunai di Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Sebab pada aplikasi JakOne Mobile belum bisa digunakan.

Lulu merasa terganggu aplikasi JakOne Mobile hingga saat ini belum bisa digunakan.

Karenanya dia segera mengambil uang tunai di ATM dan menabungnya di bank lain.

“Ganggu banget. Enggak bisa transfer ke bank lain. Sementara uang gaji disitu. Jadi, solusinya aku ambil tunai, terus nabung manual ke bank lain,” ucap Lulu, Rabu (9/4/2025).

Baca juga: Pasaribu Urung Beli Seragam Sekolah, Tak bisa Tarik Uang di ATM di Bank DKI

Lulu pun mendukung langkah Gubernur Jakarta Pramono Anung untuk segera membenahi permasalahan yang mengganggu kenyamanan nasabah.

“Dukung banget keputusan Pak Gubernur, Seneng Pak Gubernur tegas banget soal masalah ini. Biar ada perubahan di Bank DKI,” imbuhnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memecat Direktur IT Bank DKI Amirul Wicaksono. 

Orang nomor satu di Jakarta itu mengatakan keputusan itu diambil sebab permasalahan layanan Bank DKI sudah terjadi tiga kali.

"Kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali dan kejadiannya hampir serupa. Di mana IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik. Terus terang ada kebocoran. Jumlah angkanya yang tahu direksi Bank DKI," ucap Pramono saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (9/4/2025).

Selain itu, Pramono juga menyebut terdapat kebocoran dana dalam gangguan sistem Bank DKI yang terjadi sejak akhir Maret lalu. Bahkan, kebocoran dana ini telah terjadi sebelumnya.

Meski demikian, Pramono tak mengungkap berapa dana yang bocor di bank pembangunan daerah milik Pemprov DKI tersebut.

Nominalnya, menurut Pramono, hanya diketahui oleh direksi Bank DKI.

"Kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali dan kejadiannya hampir serupa. Di mana (pengamanan) IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik. Dan hal itu terlihat dari, terus terang ada kebocoran," tambahnya.

Pramono menegaskan dana yang bocor bukan milik nasabah Bank DKI.

Dana nasabah masih dalam keadaan aman. 

Baca juga: Pramono Pecat Direktur IT Bank DKI dan Lapor Bareskrim Polri, Minta Pejabat lain Tak Ikut Campur

Dana yang bocor tersebut merupakan deposito atau dana cadangan milik Bank DKI yang disimpan di bank himbara lain.

"Sama sekali tidak ada dampak kepada nasabah, karena yang diganggu itu adalah rekeningnya Bank DKI yang ada di Bank BNI. Sehingga dengan demikian, sebenarnya kepada nasabah tidak ada gangguan sama sekali," tutur Pramono.

Sebelumnya, jajaran direksi Bank DKI telah menghadap Pramono dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno pada Selasa, 8 April lalu untuk menjelaskan persoalan gangguan layanan.

Dari laporan direksi atas pendalaman masalah tersebut, Pramono memutuskan untuk memecat Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI Amirul Wicaksono dari jabatannya. 

"Diambil tindakan kepada Direktur IT. Karena sudah berulang kali, ini yang ketiga kali. Dibebastugaskan. Jabatan itu dirangkap oleh Direktur Umum dan mulai berlaku kemarin," jelas Pramono.

Selain itu, Pramono juga memerintahkan Bank DKI untuk mengambil jalur hukum dengan melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim Polri.

Sejak 29 Maret lalu, sistem pengamanan internal bank DKI secara otomatis mendeteksi adanya gangguan dan langsung mengaktifkan fitur pemeliharaan sistem keamanan. 

Aktivasi pemeliharaan sistem tersebut berdampak pada masalah yang dialami nasabah, seperti tak bisa melakukan transfer antarbank dan transaksi pembayaran menggunakan QRIS lewat aplikasi JakOne Mobile.

Baca juga: Klarifikasi Bank DKI Soal Gangguan Layanan Perbankan dan Keamanan Transaksi Nasabah

"Aktifasi fitur pengamanan terjadi secara otomatis. Itu merupakan langkah preventif yang dilakukan oleh sistem kami yang bekerja untuk itu," ucap Direktur Utama Bank DKI Agus H. Widodo dalam konferensi pers.

Saat ini, pemulihan sistem masih berjalan.

Agus menyebut, saat ini nasabah sudah bisa bertansaksi lewat 750 unit ATM yang beroperasi dan tersebar di berbagai titik di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Termasuk di kantor kelurahan dan kecamatan, pusat perbelanjaan, stasiun, terminal, dan lokasi-lokasi publik lainnya. 

"Adapun pemulihan layanan lainnya, akan segera menyusul sesuai dengan kesiapan sistem dan pengujian keamanan sistem yang saat ini sedang terus berlangsung," ungkap Agus.(m27)

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

 
 
 
 
 
 
 
 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved