Mudik Gratis

Cerita Pemudik Berjuang Dapat Tiket Mudik Gratis, Rela Stand by Berjam-jam

Banyak cerita menarik dibalik perjuangan masyarakat yang ingin dapat tiket mudik gratis. Mereka rela berkorban demi kampung halaman.

warta kota/yolanda
MUDIK GRATIS - Wardiyono, salah satu warga Ciganjur, Jakarta Selatan, ditemui di kawasan Monas, Jakarta, belum lama ini. Dia sangat senang bisa ikut program mudik gratis, namun perjuangannya mendapatkan tiket sangat sulit. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Salah satu pemudik yang mengikuti program mudik gratis menceritakan pengalamannya berburu tiket. Salah satunya adalah Wardiyono (55). 

Ia harus bersiap 3 jam lebih awal untuk mendapatkan tiket mudik ke Solo, Jawa Tengah.

Bahkan, dirinya meminta bantuan sanak keluarganya agar berhasil mendapatkan tiket karena harus bersaing dengan ribuan pemudik lainnya.

“Ya tiketnya kan sistem online sehingga rebutan, war juga. Saya juga kan jarang pakai ponsel, jadi minta tolong saudara,” ucap dia saat ditemui di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, baru-baru ini.

Meskipun telah menunggu lebih awal, pria yang tinggal di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan ini tidak langsung mendapatkan tiket tersebut.

Baca juga: Ratusan Orang Ikut Mudik Gratis dari Peruri, Tiga Kota di Pulau Jawa jadi Tujuan Utama

Ia harus bersabar hingga akhirnya tiket untuk keluarganya berhasil diperoleh.

“Untungnya kami tunggu sabar, akhirnya tiket langsung dapat,” ujarnya.

Dia juga mengandalkan kekuatan sinyal internet untuk memperoleh tiket tersebut.

“Pokoknya harus berjuang sampai berhasil,” ungkapnya.

Sementara, Yanti (53), warga Cijantung, Jakarta Timur yang berasal dari dari kota Sragen, Jawa Tengah mengungkapkan sangat bahagia bisa pulang kampung melalui program mudik gratis dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta.

Baca juga: Wamenhub Lepas 3.000 Peserta Mudik Gratis dari Tempo Scan ke Jawa dan Sumatera

“Iya saya ikut mudik yang dari Pemprov. Tidak begitu sulit persyaratannya. Hanya saja rebutan ya tiketnya,” ucap Yanti.

Yanti juga mengatakan, bahwa sudah 10 tahun tak bertolak ke kampung halaman. Pecel khas Sragen lah yang dirindukannya. 

“Pecel paling saya suka. Makanya rindu makan pecel di sana,” jelas dia.

Selain makanan asli Sragen, suasana di kota asal juga menjadi hal yang dirindukan. 

Udara yang bersih dan asri tidak dapat ditemukan di Jakarta.

Baca juga: Mahasiswa dan Pelajar Ikut Mudik Gratis ke Kepulauan Seribu, Rano Karno: Semoga Selamat di Tujuan

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved