Berita Jakarta

Warga Demo Menolak RDF Plant Rorotan Jakarta Utara, Begini Respon Gubernur DKI Jakarta

Pramono Anung Wibowo menyatakan bahwa aksi unjuk rasa merupakan hak warga yang harus dihormati. 

Doc, RDF Plant Jakarta
ATASI MASALAH SAMPAH - Masalah sampah yang mendera Jakarta, tampaknya bakal segera teratasi. Sebab, sistem pengolahan dengan teknologi RDF Plant . Namun, pembangunan RDF tersebut ditolak oleh sekelompok orang 

Laporan wartawan wartakotalive.com Yolanda Putri Dewanti

WARTAKOTALIVE.COM JAKARTA — Masalah yang ditimbulkan oleh Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara, semakin memanas.

Warga yang terdampak, baik di Jakarta maupun Bekasi, menggelar aksi demonstrasi di depan Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jumat (21/3/2025) sebagai bentuk protes terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Bau menyengat serta masalah kesehatan menjadi keluhan utama yang disuarakan masyarakat.

Menanggapi demonstrasi tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo menyatakan bahwa aksi unjuk rasa merupakan hak warga yang harus dihormati. 

“Saya tahu bahwa akan ada demo, dari beberapa hari yang lalu, saya tetap datang (ke RDF Rorotan),” ucap dia.

Pramono menegaskan sebagai pemimpin di Jakarta tak akan pernah menghindar untuk hal-hal seperti itu.

“Bahkan kami yang kemudian mengundang (warga) untuk dialog kemarin di Rorotan. Nah nanti setelah ada perbaikan kami, saya akan sampaikan,” jelas Pramono saat ditemui awak media di Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/2025).

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan pihaknya sudah menemui perwakilan pendemo dan sudah ada kesepakatan seperti yang sudah disampaikan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

“Tadi kami juga sudah menerima perwakilan pendemo dan sudah ada kesepakatan-kesepakatan yang intinya sama dengan yang kemarin disampaikan ke pak Gubernur (Pramono Anung),” ucap Asep saat dihubungi Wartakotalive.com, Jumat (21/3/2025).

Menurut Asep, unjuk rasa merupakan hak warga negara dan pihaknya menghormati hal tersebut.

“Unjuk rasa kan hak warga negara. Apa yang sudah disampaikan kemarin oleh Pak Gubernur kan sudah selesai. Dan sudah ada beberapa hal yang langsung kami tindaklanjuti,” jelas dia.

“Seperti pengosongan bunker sudah selesai hari ini, kunjungan tim dari Dinas Kesehatan untuk memeriksa kesehatan anak-anak seperti yang dikeluhkan warga kemarin juga sudah ditindaklanjuti, untuk pengujian kualitas udara juga sudah mulai mencari titik lokasi untuk melakukan pengujian,” imbuhnya.

Asep menyebut, untuk pemasangan tambahan deodorizer atau alat penghilang bau dan penambahan bag filter agar asapnya tidak hitam, saat ini sedang dibuatkan perhitungannya oleh Kerja Sama Operasi (KSO).

Diketahui, bag filter adalah sistem penyaringan yang menggunakan kantong atau tas kain sebagai media penyaring untuk memisahkan partikel atau kontaminan dari fluida, seperti udara, debu, air, atau gas.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved