PHK Massal

PHK Massal Terjadi di 50 Perusahaan, KSPI Ancam Gelar Demo Besar di Kemnaker

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan ribuan buruh akan menggelar aksi demo di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk protes PHK massal.

Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
PHK MASSAL - Presiden KSPI Said Iqbal minta pemerintah untuk menekan dunia usaha agar menghentikan PHK. Sebab saat ini ada 50 perusahaan yang sudah PHK buruh. KSPI pun mengancam demo besar-besaran. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Awan gelap melanda ekonomi Indonesia, gelombang PHK pun tak bisa dielak.

Menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh, Said Iqbal, hingga Maret 2025 ada 50 perusahaan dan 60.000 pekerja terkena PHK.

PHK massal itu terjadi di banyak sektor ekonomi, seperti tekstil, garmen, hingga sepatu.

“Bisa dibilang ini adalah badai PHK Lebih dari 60.000 orang ter-PHK,” ujarnya, Kamis (13/3/2025).

Dari 50 perusahaan itu, tercatat ada 15 perusahaan dinyatakan pailit. 

Baca juga: Seperti Kelulusan Sekolah, Karyawan Sritex Corat-coret Seragam usai Terkena PHK Massal

Industri manufaktur Indonesia menghadapi tantangan berat di awal tahun 2025 dengan gelombang PHK yang melanda berbagai perusahaan besar.

Banyak perusahaan tekstil, elektronik, dan furnitur terpaksa menutup pabrik serta merelokasi produksi mereka ke luar negeri. 

Alasan utama dari langkah ini adalah penurunan permintaan pasar, kerugian finansial, dan efisiensi operasional.

Salah satu perusahaan yang paling terdampak adalah PT Sri Rejeki Isman (Sritex), yang dinyatakan pailit pada Oktober 2024. 

Sritex melakukan PHK terhadap lebih dari 10.000 pekerja di beberapa lokasi, termasuk di Semarang, Sukoharjo, dan Boyolali, sejak Januari 2025.

Baca juga: Tomy Winata Beberkan Cita-cita Prabowo Terkait Lapangan Kerja: Kita Mau PHK Selesai

Berikut adalah daftar perusahaan yang melakukan PHK besar-besaran atau berpotensi melakukannya pada 2025:

PT Sritex Group

Setelah dinyatakan pailit, PT Sritex Group melakukan PHK terhadap lebih dari 10.000 karyawan.

Gelombang PHK dimulai sejak Januari 2025 dan melibatkan sejumlah unit perusahaan, termasuk PT Bitratex dan PT Primayuda.

PT Sanken Indonesia

Perusahaan asal Jepang ini memutuskan untuk menutup pabriknya di Bekasi pada Juni 2025. Sebanyak 450 pekerja terdampak akibat penutupan ini.

Yamaha Music

Baca juga: Pabrik Sepatu Nike PHK 3.500 Buruh, Yassierli: Industri Manufaktur Bisa Serap 1 Juta Orang

PT Yamaha Music Indonesia akan menutup dua pabriknya di Cikarang dan Pulo Gadung pada 2025, mempengaruhi sekitar 1.100 karyawan. Produksi akan dipindahkan ke China dan Jepang akibat penurunan permintaan pasar domestik.

KFC Indonesia

Beberapa gerai KFC Indonesia juga mengalami PHK terhadap karyawannya sejak awal 2025, meskipun jumlah pasti belum diumumkan.

PT Tokai Kagu Indonesia

Perusahaan furnitur ini, yang berbasis di Bekasi, dilaporkan telah menutup operasinya dan merumahkan lebih dari 100 pekerja.

PT Danbi International

Perusahaan produksi bulu mata palsu di Garut ini dinyatakan pailit pada Februari 2025, dengan lebih dari 2.000 pekerja yang masih menunggu kepastian pembayaran hak mereka.

PT Bapintri

PT Mbangun Praja Industri (Bapintri), pabrik tekstil di Cimahi, Jawa Barat, terpaksa melakukan PHK terhadap 267 pekerja akibat kerugian finansial yang terus berlanjut.

PT Adis Dimension Footwear

Perusahaan produsen sepatu ini merumahkan sekitar 1.500 karyawan karena penurunan permintaan pasar serta efisiensi biaya operasional.

PT Victory Ching Luh

PT Victory Ching Luh yang memproduksi sepatu juga dalam proses PHK terhadap 2.000 karyawan di Banten, menurut data yang diterima oleh Dinas Ketenagakerjaan setempat.

Gelombang PHK yang melanda perusahaan-perusahaan ini menunjukkan tekanan besar yang dihadapi oleh industri manufaktur Indonesia.

Banyak perusahaan yang memilih untuk merelokasi produksinya ke negara lain demi mengurangi biaya operasional, sementara sebagian lainnya terpaksa menutup pabrik akibat ketidakmampuan bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyarankan agar perusahaan-perusahaan yang melakukan PHK untuk memastikan bahwa proses ini sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kesepakatan bersama dengan serikat pekerja. 

Namun, bagi ribuan pekerja yang terdampak, kehilangan pekerjaan tetap menjadi pukulan besar yang harus mereka hadapi.

KSPI pun mengancam menggelar aksi demo memprotes makin meluasnya PHK buruh di kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pada 20 Maret mendatang.

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, selain di kantor Kemnaker, aksi demo juga akan mereka gelar di kantor kurator Sritex di Semarang, Jawa Tengah, untuk memastikan pembayaran pesangon, THR, dan hak-hak lainnya.

Aksi ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi tidak hanya di Sritex, tetapi juga terjadi di banyak perusahaan lain. 

Dalam aksi ini, ada empat tuntutan utama yang disampaikan:

Pertama, mendesak Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli untuk turun tangan dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) PHK, mengingat dalam dua bulan pertama tahun 2025, jumlah buruh yang terkena PHK telah menembus 60 ribu orang.

Keda, meminta Menaker mengeluarkan anjuran tertulis terkait PHK buruh PT Sritex, yang mencakup jumlah dan waktu pembayaran pesangon serta hak-hak lainnya yang harus diberikan kepada buruh.

Ketiga, menuntut Kemnaker untuk membentuk tim khusus yang turun langsung ke lapangan guna memastikan bahwa pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) benar-benar dilakukan oleh perusahaan paling lambat H-7 sebelum Lebaran.

Keempat, menuntut tindakan tegas terhadap perusahaan yang melakukan kriminalisasi terhadap buruh, termasuk dugaan kriminalisasi terhadap: Ketua dan Sekretaris PUK SPEE FSPMI PT Yamaha Music Manufacturing Asia serta Pengurus dan anggota PSP SPN PT Sumber Masanda Jaya, Brebes.

"Aksi ini merupakan bagian dari upaya KSPI dan Partai Buruh dalam membela hak-hak buruh serta menuntut tanggung jawab pemerintah dan perusahaan dalam menghadapi gelombang PHK dan pelanggaran ketenagakerjaan," terang Said.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved