Viral Media Sosial

Viral Diduga Mobil Kepresidenan yang Dipakai Prabowo Subianto Isi Bensin di Shell

Viral diduga mobil Kepresidenan yang digunakan Presiden RI Prabowo Subianto mengisi bensin di Shell.

Editor: Desy Selviany
X @cobeh2022
MOBIL KEPRESIDENAN-Viral diduga mobil Kepresidenan yang digunakan Presiden RI Prabowo Subianto mengisi bensin di Shell.  

WARTAKOTALIVE.COM - Viral diduga mobil Kepresidenan yang digunakan Presiden RI Prabowo Subianto mengisi bensin di Shell

Diketahui Shell merupakan perusahaan penyedia bahan bakar minyak (BBM) milik swasta. 

Video yang diduga mobil Kepresidenan isi BBM di Shell itu viral di tengah dugaan oplos Pertamax dengan Pertalite menjadi perbincangan publik. 

Diketahui Kejaksaan Agung (Kejagung) menangkap sejumlah bos PT Pertamina Patra Niaga pada Selasa (25/2/2025) lantaran kasus pengoplosan RON 90 dengan RON 92. 

Dari video yang viral di platform X terlihat mobil jenis Maung berwarna putih itu masuk ke sebuah SPBU berwarna kuning yang identik dengan Shell

Kemudian seorang petugas berseragam Shell mengelap mobil berjenis Maung Garuda Limousine itu. 

Video tersebut kemudian memperkuat dugaan kecurangan Pertamina hingga Presiden saja tidak mengisi di SPBU berplat merah. 

“Ada Yang Bisa Bantu Jawab ??
Mengapa....
Mobil Presiden Prabowo
MV3 Garuda Limousine
Isi BBM-nya Di SPBU
SHELL Bukan PERTAMINA ???” tulis pengunggah @cobeh2022.

Ternyata video tersebut merupakan video lama seperti dimuat Kompas.com pada 28 Oktober 2024.

"Sudah gak penasaran! Ternyata mobil presiden RI-1 (Maung Garuda) isi bensin di pom kerang kuning," tulis keterangan video yang diunggah oleh akun Instagram, Bandarautoid, dikutip Minggu (27/10/2024).

Namun demikian belum diketahui apakah mobil tersebut merupakan mobil yang sama dengan mobil yang dipakai Prabowo Subianto. 

Sebab Pindad, perusahaan milik negara yang berpusat di Cimahi, Jawa Barat membuat hanya sebanyak 4 unit Maung Garuda Limousine, masing-masing 2 unit sebagai kendaraan dinas Presiden dan Wakil Presiden. 

Jika benar Maung Garuda mengisi bensin di Shell, dapat dipastikan "dapur pacunya" membutuhkan bensin dengan RON 92 atau lebih. 

Pun, jika mengisi solar maka dipastikan tidak bisa mengonsumsi bio solar yang berstatus BBM subsidi.

Sebelumnya Kejaksaan Agung RI menangkap bos PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan.

Dirdik Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar mengungkapkan peran dari Riva Siahaan yang membuat Dirut PT Pertamina Patra Niaga itu menjadi tersangka.

Abdul Qohar mengatakan, Riva Siahaan bersama dengan Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional, SDS, dan VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional, AP, bersama-sama memenangkan broker minyak mentah dan produk kilang yang diduga dilakukan dengan cara melawan hukum.

"Riva Siahaan bersama SDS, dan AP memenangkan DMUT/broker minyak mentah dan produk kilang yang diduga dilakukan secara melawan hukum," kata Abdul Qohar dalam keterangan persnya, Senin (24/2/2025) malam.

Tak hanya itu, Riva Siahaan juga berperan melakukan pembelian produk Pertamax, tapi sebenarnya ia hanya membeli produk Pertalite yang harganya lebih rendah.

Kemudian produk Pertalite ini di-blending atau dioplos untuk dijadikan produk Pertamax.

Abdul Qohar pun menegaskan bahwa perbuatan Riva Siahaan ini tidak diperbolehkan dan bertentangan dengan ketentuan hukum yang ada.

"Dalam pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga, Riva kemudian melakukan pembelian untuk produk Pertamax (Ron 92)."

"Padahal sebenarnya, hanya membeli Pertalite (Ron 90) atau lebih rendah."

"Kemudian, Pertalite tersebut di-blending di Storage/Depo untuk menjadi Ron 92. Dan hal tersebut tidak diperbolehkan atau bertentangan dengan ketentuan yang ada," terang Abdul Qohar.

Baca juga: Eks Satgas Mafia Migas Blak-blakan Sebut Korupsi Pertamina Lagu Lama ​​

Namun demikian usai penangkapan tersebut Pertamina membantah telah mengoplos BBM. 

Bantahan itu disampaikan dalam rapat dengan komisi XII DPR.

Di hadapan DPR, PT Pertamina Patra Niaga mengakui adanya proses penambahan zat aditif pada BBM jenis Pertamax sebelum didistribusikan ke SPBU, Rabu (26/2/2025) namun hal itu berbeda dengan mengoplos. 

“Di Patra Niaga, kita terima di terminal itu sudah dalam bentuk RON 90 dan RON 92, tidak ada proses perubahan RON. Tetapi yang ada untuk Pertamax, kita tambahan aditif. Jadi di situ ada proses penambahan aditif dan proses penambahan warna,” ujar Pelaksana Tugas Harian (Pth) Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra. 

Ega menekankan bahwa proses injeksi tersebut adalah proses umum dalam industri minyak. Tujuannya utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas produk.  

“Meskipun sudah dalam RON 90 maupun RON 92, itu sifatnya masih best fuel, artinya belum ada aditif,” ucap Ega. 

Namun, Ega memastikan bahwa penambahan zat aditif yang dilakukan, bukan berarti terjadi pengoplosan Pertamax dengan Pertalite. “Ketika kita menambahkan proses blending ini, tujuannya adalah untuk meningkatkan value daripada produk tersebut,” kata Ega. 

“Jadi best fuel RON 92 ditambahkan aditif agar ada benefitnya, penambahan benefit untuk performance dari produk-produk ini,” sambungnya. 

Selain itu, lanjut Ega, setiap produk yang diterima Pertamina telah melalui uji laboratorium guna memastikan kualitas BBM tetap terjaga hingga ke SPBU. 

“Setelah kita terima di terminal, kami juga melakukan rutin pengujian kualitas produk. Nah, itu pun kita terus jaga sampai ke SPBU,” ungkap Ega.

(Wartakotalive.com/DES/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved