Kasus Demam Berdarah
Kasus DBD di Jakarta Barat Diprediksi Naik pada Mei 2025, Ini Penyebabnya
Erizon mengarahkan agar warga rutin melakukan gerakan 1 rumah 1 jumantik untuk mengusir setiap genangan yang ada di lingkungan sekitarnya
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah
WARTAKOTALIVE.COM, KEBON JERUK — Musim penghujan yang mengguyur Jakarta di sepanjang Januari hingga Februari 2025 ini, mengakibatkan banyak wilayah tergenang banjir.
Di Jakarta sendiri, banjir terparah terjadi di wilayah Jakarta Barat. Bahkan, ada 2 kecamatan yang tergenang banjir hingga ketinggian di atas 60 centimeter.
Menurut Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakatta Barat, Erizon Safari, banjir tersebut berpotensi meningkatkan kasus demam berdarah dengue (DBD).
"(Banjir) sangat berpotensi (peningkatan kasus). Itu kan udah seperti tren yah, biasanya ada kecenderungan kasus akan meningkat karena otomatis akan terjadi genangan," kata Erizon saat ditemui di Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (11/2/2025).
"Ketika ada genangan, ada tempat tumbuhnya jentik nyamuk Aedes Aegypti, nah itu risiko terkait dengann iklim, pasti ada lah risiko kenaikan (kasus DBD)," imbuh dia.
Baca juga: Pengendalian Demam Berdarah, Perkembangan Nyamuk Wolbachia di Kembangan Jakbar Dipantau
Sementara itu, Erizon menyebut ada peningkatan kasus yang terjadi di Jakarta Barat sepanjang peralihan 2024 ke 2025.
Di mana, pada Desember 2024 kasus DBD tercatat berjumlah 94 kasus. Namun, pada Januari 2025 ini, kasusnya meningkat mencapai 177.
Erizon bahkan memprediksi jika bulan Februari kasus tersebut akan mengalami peningkatan, hingga mencapai puncak pada Mei atau Juni 2025."Biasanya akan mencapai puncak di Mei atau Juni, secara umum tiap tahun kami lihat merangkak naik (kasus) mencapai puncaknya di Mei, Juni," kata Erizon.
Untuk menekan kasus tersebut, Erizon mengarahkan agar warga rutin melakukan gerakan 1 rumah 1 jumantik untuk mengusir setiap genangan yang ada di lingkungan sekitarnya.
"Tiap ada genangan harus dituntaskan, ada kader jumantik juga," pungkas dia.
Untuk informasi, berikut ini merupakan data tren kasus DBD di wilayah Jakarta Barat sepanjang 2024 hingga Januari 2025.
Januari 2024: 94 kasus
Februari 2024: 249 kasus
Maret 2024: 626 kasus
April 2024: 799 kasus
Mei 2024: 797 kasus
Juni 2024: 354 kasus
Juli 2024: 216 kasus
Agustus 2024: 188 kasus
September 2024: 101 kasus
Oktober 2024: 79 kasus
November 2024: 97 kasus
Desember 2024: 124 kasus
Januari 2025: 177 kasus.
DPRD DKI Jakarta Dorong Pemda Vaksinasi Demam Berdarah
Belum lama ini, DPRD DKI Jakarta mendorong pemerintah daerah untuk menggencarkan vaksinasi demam berdarah dengue (DBD) untuk pencegahan kasus.
Diketahui, kasus DBD di Jakarta cukup tinggi hingga ribuan orang yang menderita dan dirawat di rumah sakit.
Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak mengatakan, kasus penyebaran DBD di Jakarta sudah cukup mengkhawatirkan.
Politisi PDI Perjuangan ini juga meminta kepada pemerintah daerah untuk memasifkan sosialisasi tentang bahaya DBD.
“Saya pikir setuju untuk kita lakukan itu (vaksinasi DBD), Pemprov DKI harus memberikan perhatian soal hal ini,” ujar Jhonny pada Senin (1/4/2024).
Jhonny mengatakan, pemerintah tak perlu memikirkan soal biaya vaksin yang dianggap memang cukup mahal. Soalnya kesehatan dan keselamatan warga Jakarta jauh lebih penting dari materi.
“Karena kan kita butuh, anak-anak bagi kita ini harus kita tanggulangi bersama. Mereka (pemda) harus hadir di sini, jangan ketika mahal alasan (terhalang) anggaran, tapi ada cara kita mengatas hal darurat dengan pengalihan anggaran yang lain untuk masalah ini,” katanya.
Baca juga: Harvey Moeis Diduga Terlibat Korupsi, Orang Dekat Ini Mengaku Tahu Sumber Kekayaan Suami Sandra Dewi
Baca juga: Hotman Paris Protes dengan Saksi Ahli Anies, Hakim Hartoyo Ingatkan Agar Tak Menggebu-gebu
Menurut dia, kasus ini tidak hanya terjadi di permuiman kumuh saja, tetapi permukiman yang elit pun bisa menyerangnya.
Apalagi ketika ada genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Jhonny memandang perlu adanya tindakan preventif dan kuratif dalam menanggulangi kasus tersebut.
Harapannya kasus DBD tidak menjadi persoalan rutin setiap tahun yang dialami warga Jakarta.
“Keika terjadi perubahan dari musim penghujan ke kemarau, kan itu terjadi pengembangannya (kasus), nah kalau ada cara lain untuk kita bisa mencegah itu kenapa tidak? Pemprov DKI Jakarta memberikan perhatian khusus untuk ini, karena kita lihat DBD juga tidak mudah terdeteksi orang,” ungkapnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta hingga 18 Maret 2024, jumlah kasus DBD di enam wilayah Jakarta mencapai 1.729 orang.
Rinciannya, Jakarta Barat 562 orang, Jakarta Selatan 450 orang, Jakarta Timur 395 orang, Jakarta Utara 194 orang, Jakarta Pusat 115 orang dan Kepulauan Seribu 13 orang.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Heboh Dokter Hewan Magelang Sembuhkan Pasien Kanker Lewat Terapi Sekretom, Barang Bukti Rp 230 M |
![]() |
---|
Jaja Miharja Dapat Penghargaan dari Presiden Prabowo, Ini Pengalaman Pahitnya yang Menyedihkan |
![]() |
---|
Pengamen di Duren Sawit Jaktim Gagalkan Preman Curi Besi Scaffolding |
![]() |
---|
Alasan Dishub Jakarta Batal Pangkas Trotoar Jalan TB Simatupang Jaksel |
![]() |
---|
Polisi Pantau Siaran Langsung di Media Sosial Saat Demo Buruh di DPR Hari Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.