Unjuk Rasa

Polda Metro Jaya Tangkap 1.240 Pendemo pada 25-31 Agustus 2025, 22 Orang Positif Narkoba

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi sebut, pihaknya menangkap 1.240 massa unjuk rasa pada 25-31 Agustus 2025.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Sigit Nugroho
Warta Kota/Yulianto
AKSI DI POLDA - Ribuan mahasiswa melakukan aksi di Polda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/8/2025). Sebagai bentuk protes terhadap kekerasan polisi saat menangani demonstrasi di hari sebelumnya terhadap seorang pengendara ojek online Affan Kurniawan meninggal karena dilindas kendaraan taktis Brigade Mobil (Brimob) Polda Metro Jaya saat demonstrasi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya menangkap 1.240 massa unjuk rasa yang diduga membuat kerusuhan di wilayah Jakarta pada 25-31 Agustus 2025.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, massa yang diamankan terdiri dari 611 orang dewasa dan 629 anak-anak.

Ade Ary menyatakan, 357 orang diamankan pada 25 Agustus, 814 orang pada 28–29 Agustus, serta 69 orang pada 31 Agustus. 

Dari total yang diamankan, 1.113 orang telah dipulangkan, sedangkan sisanya masih menjalani proses hukum.

Baca juga: Cinta Laura Sebut Aksi Unjuk Rasa Ungkapan Kemarahan Masyarakat: Menyuarakan Rasa Frustasi

"Hasil pemeriksaan menunjukkan ada 22 orang positif narkoba, dengan rincian 14 positif sabu, 3 ganja, dan 5 benzoat," kata Ade Ary, Senin (1/9/2025).

Ade Ary berujar, pihaknya menerima sembilan laporan pidana dan telah menetapkan 10 orang sebagai tersangka.

"Sembilan orang sudah ditahan, sementara satu orang masih dalam pencarian," ujar Ade Ary.

Menurut Ade Ary, kerusuhan juga berdampak pada kerusakan fasilitas umum, mulai dari halte TransJakarta, pagar pembatas jalan, hingga kendaraan dinas Polri yang dirusak dan dibakar. 

Baca juga: Jokowi Serahkan Salinan Ijazah, Kombes Ade Ary Syam Indradi: Saat Ini dalam Proses Penyelidikan

Belasan aparat kepolisian juga mengalami luka-luka akibat lemparan batu hingga bom molotov.

Polda Metro Jaya menyebut kericuhan bermula dari aksi damai mahasiswa, pelajar, dan sejumlah elemen masyarakat yang menyuarakan aspirasi terkait isu nasional. 

Namun, situasi berubah setelah disusupi provokator hingga akhirnya berujung kerusuhan di DPR RI dan meluas ke sejumlah lokasi.

"Peserta aksi tidak menyampaikan pendapat, namun melakukan tindakan anarkis. Bahkan ada indikasi pelajar dan anak-anak ikut dimobilisasi. Ini menjadi perhatian serius kami," tutur Ade Ary.

Baca juga: Mahalini Lapor Polisi Terkait Tuduhan Selingkuh, Kombes Ade Ary Syam Indradi: Ini Sedang Didalami

Ade Ary minta masyarakat menyampaikan aspirasi dengan damai, tanpa mengganggu ketertiban dan merusak fasilitas umum. 

Dia juga berharap, massa tidak terprovokasi, jauhi narkoba, dan hormati aturan hukum yang berlaku.

"Kami berharap orang tua lebih mengawasi anak-anaknya, jangan sampai terjerumus dalam aksi anarkis maupun penyalahgunaan narkoba," papar Ade Ary. (m26)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved