Kode Prabowo Soal Rencana Reshuffle Kabinet: Tak Mau Bekerja Benar untuk Rakyat, Saya Singkirkan

Kode Presiden RI Prabowo Subianto Soal Rencana Reshuffle Kabinet: Tak Mau Bekerja Benar untuk Rakyat, Saya Singkirkan

Editor: Joanita Ary
Kompas.com/ Ardito Ramadhan
PRABOWO SINGGUNG RESHUFFLE -- Presiden Prabowo Subianto saat memberikan sambutan atau berpidato di acara puncak peringatan Hari Lahir ke-102 Nahdlatul Ulama di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (5/2/2025) malam. Prabowo sempat menyinggung soal reshuflle kabinet setelah 100 hari kerja pemerintahannya dan memastikan akan menyingkirkan mereka yang tidak mau kerja untuk rakyat. (Kompas.com/ Ardito Ramadhan) 

WARTAKOTALIVECOM, Jakarta -- Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan soal sinyal reshuffle menteri pada kabinetnya usai 100 hari masa kerjanya.

Dengan tegas ia mengatakan akan menyingkirkan menteri-menteri yang membantunya bila tak mau benar-benar bekerja untuk rakyat.

Hal ini disampaikan Prabowo kepada awak media di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.

 "Yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat, ya saya akan singkirkan," ujar Prabowo

Selain itu Prabowo mengatakan, rakyat menuntut pemerintah berjalan dengan bersih. Pemerintah juga harus bekerja murni untuk kepentingan bangsa dan rakyat.

"Kami ingin rakyat menuntut pemerintah yang bersih dan benar, yang bekerja dengan benar. Jadi saya ingin tegakkan itu. Kepentingan hanya untuk bangsa dan rakyat, tidak ada kepentingan lain," kata dia.

Disisi lain Center of Economic and Law Studies atau Celios sebelumnya memberi nilai rapor merah terkait kinerja kabinet pemerintahan Prabowo Subianto.

Rapor merah juga didapatkan empat menteri di kabinet merah putih.

Dari hasil itu, Menteri HAM Natalius Pigai mendapat nilai terburuk Celios dengan dengan -113 poin.

Kemudian, Menteri Koperasi Budi Arie mendapat nilai -61 poin, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dengan nilai -41 poin, dan Menteri Kehutanan Raja Juli dengan nilai -36 poin.

Selain itu Celios juga menyebutkan penilaian untuk menteri yang paling layak direshuffle karena kinerja buruk.

Dan hasilnya adalah Raja Juli Antoni tertinggi untuk direshuffle dengan 56 poin.

Kemudian, Budi Arie juga dinilai layak di-reshuffle dengan 48 poin, Bahlil dipilih 46 poin, dan Natalius Pigai 41 poin.

Dari hasil survei CELIOS menunjukkan, Presiden Prabowo Subianto memperoleh rapor buruk di 100 hari kerjanya dengan mendapat nilai 5 dari 10, sementara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendapat rapor sangat rendah, yakni 3 dari 10.

 

 

Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved