Pencabulan

Korban Predator Anak Berkedok Ustaz Ngajar Ngaji di Tangerang Capai 20 Orang, Beraksi Sejak 2017

Korban Predator Berkedok Ustaz Ngajar Ngaji di Tangerang 20 Orang, Beraksi Sejak 2017

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
Wartakotalive.com/ Ramadhan LQ
PREDATOR ANAK -- Wahyudin (40), guru ngaji yang diduga melakukan pencabulan ke anak di Ciledug, Kota Tangerang, berpura-pura jadi ustaz agar dipercaya mengajari anak-anak mengaji, digiring petugas di Mapolda Metro Jaya, Jumat (31/1/2025). Jumlah anak korban pencabulan Wahyudin ternyata mencapai 20 orang, dimana aksinya dilakukan sejak 20217. (Ramadhan L Q/ WartaKotalive.com) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Korban dugaan pencabulan yang dilakukan guru mengaji bernama Wahyudin (40) di Ciledug, Kota Tangerang, ternyata mencapai 20 orang anak.

Adapun dari jumlah tersebut, diketahui menjadi korban pelaku yang merupakan predator anak sejak 2017 silam.

"Berdasarkan informasi dari Ketua RW setempat, korban setelah dilakukan inventarisir itu sudah mencapai 20 orang," ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2025).

Baca juga: Polisi Ungkap Pemeriksaan Psikologi Dua Predator Anak di Tangerang, Ini Hasilnya

"Karena perlu kami garis bawahi bahwa tersangka W alias I berdasarkan keterangan yang ada telah melakukan perbuatan pencabulan ini mulai dari tahun 2017 sampai dengan 2024," sambungnya.

Wira menuturkan, para korban merupakan murid Wahyudin yang 19 orang di antaranya masih di bawah umur dan satu orang dewasa.

Keseluruhan korban pencabulan adalah laki-laki, di mana tindak pidana terjadi di kediaman pelaku di Kampung Dukuh, Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang.

"Dari keterangan yang kami ambil, 20 orang itu rata-rata merupakan muridnya semua. Kebanyakan memang warga sekitar, tapi statusnya adalah murid," kata dia.

Sebelumnya, pelaku berpura-pura menjadi ustaz sehingga dapat mengajari anak-anak mengaji.

Diketahui modusnya dalam mencabuli anak-anak adalah berpura-pura sedang mengalami sakit.

Satu-satunya obat untuk menyembuhkan sakitnya dengan air mani korban.

Dalam melakukan aksi bejatnya tersebut, tersangka mengimingi anak-anak.

Mulai bermain di rumahnya dengan menyediakan sejumlah handphone, wifi atau hotspot, hingga memberi imbalan uang.

"Tersangka W alias I menyediakan kurang lebih 8 unit HP dengan maksud agar korban anak bisa bermain handphone secara gratis di rumahnya, menyediakan hotspot secara gratis, makanan gratis, rokok pada anak-anak serta memberikan imbalan guna memperlancar perbuatan cabulnya itu," kata Kombes Wira. (m31)

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp
 
 

 
 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved