Seni Budaya
Dosen UI Lakukan Terobosan Besar, Kembangkan Sekolah Budaya Jawa di Lereng Gunung Merapi dan Merbabu
Dosen UI, Widhyasmaramurti melakukan terobosan dalam pengembangan budaya Jawa. Dia menyasar warga yang tinggal di lereng gunung.
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Kecintaan akan budaya Jawa membawa Widhyasmaramurti terus berkarya dan mengembangkannya tak hanya di ruang kelas, bahkan hingga ke lereng gunung Merapi dan Merbabu.
Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) itu datang langsung di tengah masyarakat lereng gunung untuk mengembangkan Sekolah Budaya Jawa.
Wanita yang akrab disapa Mara ini telah berkecimpung dalam Tim Pengambilan Masyarakat (Pengmas) UI sejak 2017 hingga sekarang.
Momen Pengmas tersebut dimanfaatkan Mara untuk mengembangkan wisata minat khusus untuk belajar Budaya Jawa.
Baca juga: Dosen FEB UI Kembangkan Sekolah Budaya Jawa di Lereng Merapi & Merbabu, Diminati Peserta Mancanegara
“Saya mengembangkan Sekolah Budaya Jawa di Lereng Merapi dan Merbabu, tepatnya di Desa Senden, Kecamatan Selo dan Boyolali,” kata Mara, Sabtu (25/1/2025).
“Saya mengembangkan wisata minat khusus agar mereka yang berminat untuk belajar bahasa Jawa, budaya Jawa, baik tari, gamelan, bertani, itu datang dan tinggal homestay di tengah masyarakat,” sambungnya.
Berkat kegigihan Mara, Sekolah Budaya Jawa di lereng Merapi dan Merbabu diminta oleh puluhan peserta mancanegara.
“Kemarin kami berhasil mendatangkan 30 peserta dari Asia Tenggara dan juga dari Eropa Timur, bahkan juga ada dari Asia Selatan,” ungkapnya.
Baca juga: Tiara Andini Kejutkan Penggemar dengan Cuplikan Single Baru Ngeluwihi yang Kental Budaya Jawa
Bersama dosen UI lainnya, Mara juga andil mengembangkan seni kriya logam Tumang hingga kini menjadi warisan budaya tak benda Jawa Tengah pada 2022 lalu.
Tak berhenti di situ, Tim Pengmas UI melakukan penjajakan kepada penduduk Desa Tumang hingga Pemerintah Kabupaten Boyolali agar melestarikan seni kriya logam tersebut.
Alhasil, seni kriya logam Tumang sudah menjadi ekstrakurikuler di lingkungan pendidikan khusus pelajar Kabupaten Boyolali.

Yang membuat bangga, seni kriya logam Tumang kini sudah diekspor ke luar negeri.
Meskipun, sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) produksi seni kriya logam Tumang dimiliki oleh orang luar negeri.
“Tapi saya juga selalu bilang kalau mereka mau produksi sendiri, coba usahakan untuk membuat HAKI, karena mereka selama ini mengatakan, saya yang mengerjakan tapi HAKI-nya kok yang punya orang bule,” ujarnya.
“Tapi saya selalu katakan, karena mereka yang mendesain, kalian adalah pekerja. Jadi beda dengan kalau kalian yang mendesain, yang memproduksi, itu HAKI-nya bisa dari kalian,” sambungnya.
Seni Budaya
dosen UI
Widhyasmaramurti
Mara
sekolah budaya Jawa
lereng Gunung Merapi
Merbabu
budaya Jawa
Cerita Maestro Tari Lengger Rianto Memimpin Flashmob Bakul Budaya di Car Free Day Kota Depok |
![]() |
---|
Kebaya Menari Tampil Memukau di Panggung Festival Tari Internasional '33rd Etoiles de Paris 2025' |
![]() |
---|
Diundang Komunitas Bakul Budaya, Rianto Maestro Tari Lengger Banyumasan Menari di Kampus UI Depok |
![]() |
---|
Rayakan Hari Tari Sedunia di Museum Nasional, Kembalikan Baliku Sajikan Empat Tarian |
![]() |
---|
Festival Seni Budaya SADA AWI Digelar, Perpaduan Suara Tradisi dari Alam untuk Masa Depan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.