Isra Miraj

Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad Bertemu Nabi Musa, Isa, Ibrahim

Apa saja yang terjadi selama peristiwa Isra Miraj yang dialami Nabi Muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam ?

Istimewa
Perjalanan Nabi Muhammad dalam Isra Miraj 

Lantas ada yang mengatakan padaku, “Ambillah mana yang engkau suka.” Aku pun memilih susu, lalu aku meminumnya.” 

Baca juga: Rangkaian Isra Miraj, dari Nabi Muhammad SAW Kendarai Buraq hingga Bertemu Malaikat

Ia pun berkata, “Engkau benar-benar berada dalam fithrah. Seandainya yang kau ambil adalah khomr, tentu umatmu pun akan ikut sesat.” (HR. Muslim no. 168).

Dalam peristiwa itu, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menjalankan 50 kali salat, namun meminta keringanan menjadi 5 waktu dalam sehari semalam. 

Nabi Muhammad SAW diperlihatkan surga dan neraka. 

Terdapat empat sungai di surga, dua berada di permukaan tanah dan dua lainnya berada di bawah tanah. 

Nabi Muhammad SAW melihat kengerian neraka, seperti malaikat penjaga neraka yang tidak pernah tersenyum. 

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan, ”Telah diriwayatkan bahwa di bulan Rajab ada kejadian-kejadian yang luar biasa.

Namun sebenarnya riwayat tentang hal tersebut tidak ada satu pun yang shahih.

Ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau dilahirkan pada awal malam bulan tersebut.

Ada pula yang menyatakan bahwa beliau diutus pada 27 Rajab. Ada pula yang mengatakan bahwa itu terjadi pada 25 Rajab. Namun itu semua tidaklah shahih.”

Abu Syamah rahimahullah menyebutkan, ”Sebagian orang menceritakan bahwa Isra’ Mi’raj terjadi di bulan Rajab.

Namun para pakar Jarh wa Ta’dil (pengkritik perawi hadits) menyatakan bahwa klaim tersebut adalah suatu kedustaan.” (Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 274).

Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaksan, “Adapun melaksanakan perayaan tertentu selain dari hari raya yang disyari’atkan (yaitu idul fithri dan idul adha) seperti perayaan pada sebagian malam dari bulan Rabiul Awwal (yang disebut dengan malam Maulid Nabi).

Perayaan pada sebagian malam Rajab (perayaan Isra’ Mi’raj), hari ke-8 Dzulhijjah, awal Jum’at dari bulan Rajab  atau perayaan hari ke-8 Syawal -yang dinamakan orang yang sok pintar (alias bodoh) dengan Idul Abror (ketupat lebaran)-; ini semua adalah bid’ah yang tidak dianjurkan oleh para salaf (sahabat yang merupakan generasi terbaik umat ini) dan mereka juga tidak pernah melaksanakannya.” (Majmu’ Fatawa, 25: 298).

Sumber : rumaysho.com 

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved