Kasus DBD di Jakbar Meningkat dalam Tiga Bulan Terakhir, Begini Penjelasan Kasudinkes Erizon Safari

Kasudinkes Jakarta Barat Erizon Safari mengatakan, kasus DBD pada bulan Oktober 2024 mencapai 79 dan 97 kasus pada November 2024.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Sigit Nugroho
Warta Kota
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat (Kasudinkes Jakbar) Erizon Safari mengatakan, kasus DBD pada bulan Oktober 2024 mencapai 79 dan 97 kasus pada November 2024. 

WARTAKOTALIVE.COM, KEMBANGAN - Dalam tiga bulan terakhir kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Jakarta Barat meningkat.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat (Kasudinkes Jakbar) Erizon Safari mengatakan, kasus DBD pada bulan Oktober 2024 mencapai 79 dan 97 kasus pada November 2024.

Sementara pada Desember 2024, kasusnya mencapai 119.

"Mulai Oktober samapai Desember ada kecenderungan tren peningkatan kasus DBD di Jakarta Barat," kata Erizon saat dikonfirmasi Warta Kota, Selasa (14/1/2025).

"Kasus pada Januari (masih) 11," ucap Erizon.

Menurut Erizon, kasus DBD di wilayahnya itu mengikuti pola normal setiap tahunnya.

"September mulai naik, capai puncak April/Juni, lalu biasanya akan turun lagi," jelas Erizon.

Meski demikian, Erizon memastikan jika tidak ada pasien meninggal dunia akibat DBD.

Semua tertangani dengan baik di puskesmas dan rumah sakit terkait.

Menurut Erizon, persentase peningkatan jumlah kasus itu cenderung akan sama pada bulan-bulan berikutnya di 2025.

Baca juga: Musim Pancaroba Terjadi Peningkatan DBD di Jakarta Barat Mencapai 119 Kasus

Pencegahan DBD

Sementara itu, praktisi Kesehatan Masyarakat, dr Ngabila Salama mengungkap bahwa ada sejumlah penyakit yang mungkin timbul akibat musim pancaroba. Salah satunya, Demam Berdarah Dengue (DBD).

Oleh karena itu, Ngabila menyarankan agar masyarakat rajin membersihkan rumahnya dari jentik, debu atau kotoran, agar tidak terjangkit penyakit rutin musim pancaroba.

"Kalau kita tidak rajin bersih-bersih lingkungan, rumah, dan juga tentunya kalau demam berdarah tidak PSN 3M+, terus juga kita membuat perindukan nyamuk maupun jentik, ya otomatis itu juga akan membuat menjadi lebih mudah virus demam berdarah melalui perantaran nyamuk Aedes Aegypti," kata Ngabila beberapa waktu lalu.

Menurut Ngabila, nyamuk penyebab demam berdarah akan lebih mudah menjangkit masyarakat di musim pancaroba.

Baca juga: Davina Karamoy Kerap Ketakutan dan Kena DBD saat Syuting Film Perewangan: Rumahnya Horor Banget

Sebab pada momen tetsebut, ada banyak tempat-tempat yang menjadi lahan jentik nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

Seperti di ember-ember maupun kaleng-kaleng bekas.

Dalam kondisi tersebut, Ngabila menyarankan agar masyarakat lebih bisa memproteksi dirinya dengan mengonsumsi vitamin atau makanan yang kaya antioksidan, seperti sayur dan buah.

"Tapi kalau seandainya kita memang butuh dengan cepat, nge-boost dengan cepat, itu kita bisa minum vitamin D3 1x10.000 IU atau vitamin C 1x sehari," ujar Ngabila.

"Bahkan beberapa mungkin ada yang harus diinfus untuk vitamin menjaga kekebalan tubuh manusia," ucap Ngabila.

Untuk menghindari panennya penyakit DBD di musim pancaroba, Ngabila menyarankan agar masyarakat melakukan 3M+ di rumah dan di lingkungan sekitarnya.

"M pertama adalah menutup. Menutup tempat perindukan jentik, dalam hal ini air. Kedua menguras, menguras bak mandi, dan lain sebagainya," terang Ngabila.

Baca juga: Davina Karamoy Terserang DBD Saat Syuting Film Horor Perewangan

"Termasuk juga kalau ada kaleng-kaleng bekas, itu juga didaur ulang, atau kita bisa musnahkan," jelasnya.

Sedangkan, M yang ketiga adalah mendaur ulang atau memuskahkan.

Barang-barang yang dimusnahkan itu, di antaranya kaleng bekas atau ember-ember yang tidak terpakai dan jadi sumber sarang nyamuk.

Tak kalah penting, menjalankan pola hidup bersih dan sehat menjadi sesuatu yang baik untuk dilakukan.

BERITA VIDEO: Penampakan Bangkai Mobil dan Puing-Puing Rumah Hangus Terbakar Los Angeles

"Dan kita kenal kalau di demam berdarah, ada yang namanya gerakan satu rumah satu kader jumantik. Jadi silakan di rumah ditunjuk, apakah ibu, apakah bapak, apakah anak, apakah asisten rumah tangga, itu dijadikan satu orang kader jumantik," papar Ngabila.

"Jadi setiap Jumat pagi, kita lakukan dengan 3x10, yaitu 10 pertama adalah pukul 10 pagi saat nyamuknya aktif, pukul 8-10 pagi atau pukul 3-5 sore," tuturnya.

Menurut Ngabila, pada pukul 10.00 WIB, pemantauan jentik bisa dilakukan selama 10 menit saja, namun pemantauan itu dilakukan selama 10 minggu. (m40)

Jumlah kasus DBD di Jakarta Barat dalam satu tahun terakhir

Januari 2024: 94 kasus
Februari 2024: 249 kasus
Maret 2024: 626 kasus
April 2024: 799 kasus
Mei 2024: 797 kasus
Juni 2024: 354 kasus
Juli 2024: 216 kasus
Agustus 2024: 188 kasus
September 2024: 101 kasus
Oktober 2024: 79 kasus
November 2024: 97 kasus
Desember 2024: 119 kasus

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved