Kisah Inspiratif

Aiptu Agus Riyanto Sulap TPS Jadi Sekolah Gratis untuk Anak Pemulung hingga Yatim Piatu di Kembangan

Inspiratif! Aiptu Agus Riyanto Sulap TPS Jadi Sekolah Gratis untuk Anak Pemulung hingga Yatim Piatu di Kembangan 

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Suasana Sekolah Maju Bersama yang dibangun Aiptu Agus Riyanto. 

WARTAKOTALIVE.COM, KEMBANGAN - Kisah inspiratif datang dari Aiptu Agus Riyanto, seorang Bhabinkamtibmas Kelurahan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, yang membangun sekolah gratis untuk masyarakat kurang mampu di wilayah kerjanya itu.

Bahkan, kebanyakan siswa yang bersekolah di tempat tersebut adalah anak dari seorang pemulung, pedagang kecil, hingga yatim piatu. 

Diketahui, sekolah yang dinamai 'TPA Maju Bersama' itu berlokasi di RT 10 RW 03 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.

Untuk menuju ke lokasi tersebut, Warta Kota perlu melewati sejumlah gang kecil yang berliuk-liuk.

Apabila hujan turun, gang tersebut nampak penuh dengan lumpur dari tanah merah serta kerikil-kerikil dari jalanan yang rusak.

Kehati-hatian saat melewati jalan tersebut seakan menjadi bukti perjuangan Aiptu Agus membangun sekolah Maju Bersama itu.

Pasalnya, sekolah beratap seng yang juga diperuntukkan sebagai musala itu, berada di bagian bawah area pemukiman warga yang kebanyakan berprofesi sebagai pemulung.

Suasana Sekolah Maju Bersama yang dibangun Aiptu Agus Riyanto.
Suasana Sekolah Maju Bersama yang dibangun Aiptu Agus Riyanto. (Warta Kota)

Namun siapa sangka, di tangan Agus bersama sejumlah relawan terkait, area yang semula tak diperhitungkan keberadaannya itu kini menjadi sarana menimba ilmu bagi lebih dari 70 siswa tidak mampu.

Warta Kota pun berkesempatan menengok aktivitas belajar mengajar di tempat tersebut, Selasa (14/1/2025).

Dari yang nampak di lokasi, area sekolah itu dibuat cerah dengan warna warni tembok dan hiasan origami yang tergantung di atap-atap kelas.

Selaras dengan itu, hilir mudik anak-anak yang bergembira saat kelas dimulai pun nampak terasa kental di sini.

Beberapa anak yang masih berusia di bawah 5 tahun, nampak didampingi oleh orangtuanya untuk belajar mewarnai di buku yang sudah disediakan TPA Maju Bersama.

Sementara, beberapa anak lain yang sudah bisa membaca, diarahkan untuk mengisi soal matematika yang dibuat Agus.

Suasana Sekolah Maju Bersama yang dibangun Aiptu Agus Riyanto.
Suasana Sekolah Maju Bersama yang dibangun Aiptu Agus Riyanto. (Warta Kota)

Bahkan, dengan semangat para siswa menyalin soal dari papan tulis ke buku catatannya untuk kemudian dijawab.

Siswa yang tak tahu cara menjawabnya pun tak segan mengacungkan tangan dan meminta penjelasan dari Agus.

Dengan sigap, sosok Aiptu Agus yang selalu mengenakan pakaian dinas saat mengajar pun, lantas memberikan penjelasan dengan cara paling sederhana.

Ia bahkan memberi contoh menggunakan barang-barang seadanya untuk membuat para siswanya paham.

Kepada Warta Kota, Aiptu Agus bercerita bahwa sekolah Maju Bersama itu terbentuk pada Oktober 2019 lalu.

Semula, siswa yang ikut belajar hanyalah 6-8 orang.

Agus dan relawan lain bahkan harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain, demi mengajar siswa siswinya. 

Lambat laun, dari hasil menyisihkan uang gaji bulanannya serta bantuan dari Polsek Kembangan, komunitas terkait, serta para relawan dan masyarakat sekitar, sedikit demi sedikit bangunan sekolah itu berhasil didirikan.

"Sebelumnya di sini dulu tempat sampah ya, kemudian kami kelola menjadi tempat belajar seperti," kata Agus saat ditemui di lokasi, Selasa.

Menurutnya, meski berada di bawah pemukiman warga dan cukup terpencil, namun di sekitar lokasi inilah para siswa tinggal bersama keluarganya.

Selain itu, lokasi berdirinya sekolah Maju Bersama itu didapatkan Agus di sela-sela tugasnya menjadi seorang polisi yang menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat di lingkungan Kelurahan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

"Kami sering melihat anak-anak di usia sekolah, namun mereka tidak bisa bersekolah secara formal karena dengan beberapa alasan, terutama alasan secara ekonomi, mereka memang tidak ada biaya," ujar Agus.

"Dan kemudian mereka di sini tinggalnya juga tinggal tidak tetap, jadi dari hal itulah kami membuat atau menidirikan sekolah belajar di sini," imbuhnya.

Menurut Agus, kebanyakan siswanya itu merupakan anak dari orangtua yang berprofesi sebagai pemulung dan pekerja serabutan lain.

"Kemudian, ada juga yang yatim piatu, ada juga yang tidak ada orang tuanya," ujar dia.

Kini, total ada 60 siswa yang mengambil program paket belajar di sekolah Maju Bersama itu.

Sementara siswa yang mengikuti kegiatan belajar masyarakat (PKBM) berjumlah 70 orang.

"Jadi untuk TPA, kami yang mengajar dibantu oleh relawan," jelasnya.

Menurut Agus, sekolahnya itu kini sudah bekerja sama dengan NARA Kreatif sehingga bisa mengeluarkan ijazah resmi untuk siswa yang mengambil paket, baik A (SD), B (SMP), dan C (SMA).

Bahkan, sekolah rintisan itu telah terakreditasi A oleh BAN-PNF dan mendapatkan sejumlah penghargaan. Termasuk, dari Kompolnas Awards 2024.

Sementara itu, Kapolsek Kembangan, Jakarta Barat, Kompol Moch Taufik Iksan menyampaikan dukungannya terkait berdirinya Sekolah Maju Bersama yang dikelola oleh Aiptu Agus Riyanto.

Bahkan sebagai bentuk dukungannya, pihak Polsek Kembangan kerap memberikan sumbangsih berupa alat-alat tulis dan kebutuhan lain untuk para siswa di sekolah tersebut.

"Selanjutnya kami tetap mendukung totalitas kegiatan pak Bhabin pak Agus, bisa terselenggaraya kegiatan belajar mengajar," kata Taufik saat ditemui di Mapolsek Kembangan, Jakarta Barat, Selasa.

"Anak-anak kan butuh support (dukungan) alat tulis, alat kebersihan, kan enggak mungkin semuanya dari luar," jelasnya.

Sementara terkait tugas yang diemban Aiptu Agus, Taufik menegaskan jika proses pengajaran yang dilakukan tidak menganggu tugasnya sebagai anggota Polri.

Pasalnya, Aiptu Agus memang diberikan penugasan di wilayah Kelurahan Srengseng, kembangan, Jakarta Barat, tempat sekolah tersebut berdiri.

"Kegiatan belajar mengajar kalau TPA kan sore sehabis Ashar sampai Maghrib, kalau acara paket kan hari Sabtu pukul 12.00 WIB sampai selesai," kata Taufik.

"Jadi, dia (Agus) bisa mantau wilayah sambil ngajar, kan dibantu juga 2 pengajar lain," pungkas dia. (m40)

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved