Eks PSSI Bongkar Balik Layar Pemecatan Shin Tae-Yong, Diduga Ada Drama Kecil di Ruang Ganti
Mantan Ketua Komisi Disiplin PSSI Hinca Panjaitan membongkar dugaan drama kecil yang membuat Shin Tae-yong dipecat sebagai pelatih Timnas Indonesia.
WARTAKOTALIVE.COM - Mantan Ketua Komisi Disiplin PSSI Hinca Panjaitan membongkar dugaan drama kecil yang membuat Shin Tae-yong dipecat sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Lewat utasnya di platform X, Politisi Partai Demokrat itu mengungkapkan ledakan kecil di ruang ganti yang berujung pada pemecatan Shin Tae-Yong.
Pernah duduk belasan tahun di PSSI, Hinca Panjaitan mengendus adanya ketegangan-ketegangan di belakang layar atas pergantian Shin Tae-Yong.
Hinca menduga pergantian Shin Tae-Yong atau STY terpaksa diambil oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Hal itu lantaran diduga Erick menghadapi situasi yang cukup kompleks terkait dinamika antara pelatih dan pemain.
Terutama para pemain diaspora di Timnas Indonesia.
Saat ini kata Hinca, Erick Thohir justru mencegah ledakan lebih besar dari konflik-konflik kecil antara pelatih dan pemain.
“Sebetulnya, ini bukan soal siapa benar dan siapa salah. Lebih tepatnya adalah bagaimana sang Ketua Umum mengambil langkah yang dirasa paling tepat demi menjaga atmosfer ruang ganti agar tidak menjadi “tong mesiu” yang sewaktu-waktu meledak lebih dahsyat,” bebernya dalam cuitan yang sudah diizinkan untuk dikutip Rabu (8/1/2025).
Baca juga: PSSI Buka Suara Soal Dugaan Utang Patrick Kluivert Calon Pengganti Pelatih Timnas Indonesia
Ledakan-ledakan kecil itu dilihat Hinca sejak laga kontra Bahrain beberapa bulan silam, tepatnya sekitar pertengahan November 2024.
Hinca menjelaskan saat itu menurut laporan Kompas (18 November 2024), terjadi benturan gagasan—atau “keretakan”—di tubuh Timnas pasca pertandingan tersebut.
Sejumlah pemain diaspora disebut berupaya mengajak STY berdiskusi soal strategi dan evaluasi setelah Indonesia gagal menutup laga dengan kemenangan, gara-gara gol penyeimbang tuan rumah di menit-menit akhir.
Akan tetapi, kabarnya STY justru enggan membuka dialog.
“Satu hal yang tercium adalah ketidaknyamanan sang pelatih saat pemain mencoba “menggugat” beberapa keputusan taktiknya. Perbedaan persepsi ini kian membesar dan, konon, merambat hingga pemberian “hukuman” non-teknis pada laga berikutnya melawan China pada 15 Oktober 2024,” bebernya,
Maka dari sederet konflik tersebut, Hinca meminta pecinta sepakbola agar tidak terjebak dalam polarisasi pro STY dan pro pemain diaspora.
Justru masyarakat Indonesia harus bersatu agar Timnas Indonesia bisa melaju lebih jauh hingga menorehkan prestasi dunia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.