Makan Bergizi Gratis
PBNU Terbelah soal Makan Bergizi Gratis, Gus Yahya Minta Dilibatkan, Kiai Rizal: Vulgar Sekali
Ketua Umum PBNU Yahya Staquf secara terang-terangan minta dilibatkan dalam program makan bergizi gratis, internal PBNU pun bergejolak.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Program andalan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG) diluncurkan perdana, Senin (6/1/2025), di 190 titik seluruh Indonesia.
Meski belum merata ke seluruh pelosok Indonesia dan menjangkau anak sekolah swasta, program MBG ini sangat dinanti.
Karena jika sudah bergulir, MBG akan sedikit mengurangi beban orangtua.
Baca juga: Program Andalan Presiden Prabowo Makan Bergizi Gratis Dimulai, Ini Daftar 190 Titik Pembagian
Karena ini proyek nasional yang menelan anggaran hingga Rp 71 triliun di tahun 2025 ini, maka banyak pihak yang ingin dilibatkan, salah satunya PBNU.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan, organisasinya dapat berkontribusi dalam program unggulan Presiden Prabowo itu.
"Kalau kami nanti bisa dilibatkan dalam program makan siang bergizi itu, tentu kami ingin berkontribusi kalau memang ada ruang kontribusi di situ," ujar ujar Gus Yahya di acara Ngopi Bareng Gus Yahya dengan Sahabat Media di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2025).
"Kami sadar bahwa UMKM ini menjadi salah satu arena hikmah strategis bagi NU," tambahnya.
Baca juga: Hari ini SPPG DKI Jakarta akan Bagikan Makan Bergizi Gratis untuk 12.054 Siswa
Terkait hal ini, Sekretaris Presidium Penyelamat Organisasi dan Musyawarah Luar Biasa Nahdlatul Ulama (PPO dan MLB NU) Kiai Rizal mengatakan permintaan tersebut seolah tidak ada cara lain yang lebih elegan.
"Seakan tidak ada cara lain, keinginan itu disampaikan secara vulgar di hadapan publik, berharap diikutkan dalam pekerjaan teknis program, karena tidak kebagian," ucapnya akhir pekan kemarin.
"Apa yang dilakukan PBNU dengan meminta dilibatkan dalam pekerjaan, program makan bergizi gratis telah menempatkan NU setara dengan Badan Usaha pengadaan barang dan jasa," lanjut Kiai Rizal.
Kiai Rizal mempertanyakan apakah tidak ada cara lain untuk menjaga marwah NU sebagai organisasinya para ulama pondok pesantren.
Sangat disayangkan, pernyataan Gus Yahya dikesankan PBNU sedang mengkapitalisasi pondok pesantren dengan mengatakan, pesantren-pesantren milik PBNU telah dihubungi pemerintah untuk menjadi lokasi pilot project makan bergizi gratis.
"Gus Yahya, Ketum PBNU, dengan yakin mengatakan program itu akan dilaksanakan dengan koordinasi pemerintah bersama NU. Sungguh lucu," ucapnya.
Kiai Rizal menegaskan bahwa pesantren adalah entitas sosial budaya yang mandiri dan independen dalam pengelolaannya.
Pesantren memiliki kewajiban membesarkan dan memajukan jam’iyyah NU, karena faktor epistimologi agama, sanad keilmuan yang tersambung dan menyatu, dan fakta sejarah pesantren sebagai pendiri dan pembentuk kepribadian jam’iyyah NU.
Pemasok Food Tray untuk MBG Tegaskan Halal, Stainless Steel dengan Pelapis Minyak Nabati |
![]() |
---|
Murid Madrasah Dapat MBG, Menag Nasaruddin Umar Minta Doakan Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Program MBG Berikan Banyak Dampak untuk Warga, Rp 1 triliun Masuk ke Yogyakarta |
![]() |
---|
Ada 20,5 Juta Penerima Manfaat Program MBG, Dadan: Dorong Ekonomi dan Perkuat Ketahanan Keluarga |
![]() |
---|
Kasus Keracunan MBG, Wamenkopolkam Janji akan Kontrol Kualitas Bahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.