Kuliner

Mencicipi Kuliner Khas Betawi di Pulogadung Jaktim, Ada Es Selendang Mayang yang Manis dan Gurih

Dalam tradisi suku Betawi, minuman selendang mayang biasa disajikan dalam beberapa acara seperti pesta pernikahan, menu buka puasa hingga hajatan.

Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
Marso (64), salah satu pedagang es selendang mayang saat ditemui di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. 

WARTAKOTALIVE.COM PULOGADUNG — Populer sejak puluhan tahun lalu, minuman khas Betawi selendang mayang tergolong dalam minuman yang sulit ditemukan.

Namun, sobat WK bisa menemukannya saat singgah di kawasan Kota Tua dan Situ Babakan yang masih menjual minuman ini. 

Dalam tradisi suku Betawi, minuman selendang mayang biasa disajikan dalam beberapa acara seperti pesta pernikahan, menu buka puasa hingga hajatan bernuansa budaya Betawi.

Pedagang es slendang mayang di Jakarta sudah sulit ditemukan. Namun, salah satu yang masih bertahan yakni Marso, pria berusia 64 tahun ini sudah berjualan sejak 20 tahun lalu.

Marso bisa dijumpai di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. Wartakotalive.com Sabtu (4/1/2025), mencicipi satu porsi es slendang mayang yang dibanderol Rp 7.000.

Bentuk selendang mayang dalam penyajian kuliner terbilang unik karena mirip dengan kue lapis. Seperti halnya bentuknya ini, nama selendang mayang sendiri muncul karena bentuknya.

Adapun ‘Selendang atau Selendang’ berasal dari warna makanan yang berwarna hijau, putih, dan merah seperti selendang penari. Sementara kata ‘Mayang’ berarti kenyal dan manis.

Baca juga: Kuliner Jedag-Jedug Ayam Campus Hadir di Kemang, Jadi Ruang Kreatif -Kolabotif Bagi Anak Muda

Kendati demikian mirip dengan kue lapis, tapi tekstur keduanya berbeda. Potongan kecil selendang mayang berwarna-warni ini lebih kenyal dan lembut di lidah.

Kemudian, ditambahkan gula kelapa, santan, dan serutan es. Minuman tradisional ini memang sangat pas dinikmati kala sinar matahari menyengat. 

Marso mengatakan, semua proses pembuatan es slendang mayang diolahnya sendiri. Ia berjibaku menghasilkan tiga tampah slendang mayang sejak pukul 04.00 WIB pagi.

Pria perantauan dari Kota Bogor ini bisa ludes dua tampah per harinya. Satu tampah perkiraan 40 porsi.

“Kalau lagi panas cuacanya bisa dua tampah habis, kalau hujan ya satu tampah saja sudah bersyukur,” ucap pria yang mengenakan topi hitam itu.

Meski berada di usia senja, tak menyurutkan semangat Marso untuk meraup rezeki demi menyambung hidup di Jakarta. Dia berharap minuman tradisional tak tergerus minuman zaman sekarang ini.

“Ya semoga pedagang seperti saya ini bisa terus bertahan,” ucap dia.(m27)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved