Gandeng KKBS, FIK UI Dorong Peran Pendamping untuk Tingkatkan Kesehatan ODHA di Banyuwangi

WARTAKOTALIVE.COM, BEJI - Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) menggelar program pengabdian masyarakat yang bertujuan memperkuat peran Pendamping Pemantauan Minum Obat (PMO) bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). 

Kegiatan ini didukung penuh oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI. 

Dalam kegiatan yang berlangsung di Padi’s Caffe, Banyuwangi, FIK UI bersama mitra strategis Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) mendorong pendekatan berbasis komunitas untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA.

Kegiatan ini tidak hanya berupa pelatihan teknis, tetapi juga menekankan pentingnya dukungan emosional dan sosial yang diberikan Pendamping kepada ODHA. 

Melalui kolaborasi dengan KKBS, Bappeda Banyuwangi, dan sejumlah Puskesmas di wilayah Banyuwangi, program ini berhasil menciptakan forum diskusi interaktif antara tenaga kesehatan, pendamping, dan komunitas.

Pemberdayaan Kader sebagai Pilar Pendukung ODHA

Dosen pembina, Anggri Noorana Zahra menjelaskan, pemberdayaan Pendamping PMO adalah langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan pengobatan ODHA. 

“Pendamping PMO tidak hanya menjadi pengawas dalam kepatuhan minum obat, tetapi juga menjadi jembatan komunikasi antara ODHA dan tenaga kesehatan,” kata Zahra dalam keterangannya, dikutip Selasa (17/12/2024).

“Dengan pendekatan ini, kita berharap ODHA merasa lebih didukung secara personal,” sambungnya.

Sementara itu, narasumber utama dalam kegiatan ini, Agung Waluyo memaparkan bahwa keberlanjutan konsumsi obat antiretroviral (ARV) sangat penting untuk menekan replikasi virus dan menjaga kesehatan ODHA. 

“Peran Pendamping PMO sangat vital, tidak hanya untuk memastikan kepatuhan pengobatan, tetapi juga membangun hubungan kepercayaan dengan ODHA agar mereka termotivasi menjalani pengobatan jangka panjang,” kata Agung.

Para peserta, yang terdiri dari Pendamping PMO dan tenaga kesehatan, menyampaikan apresiasi terhadap pelatihan ini. 

Menurut salah satu peserta, Novan, seorang Pendamping PMO dari Banyuwangi, pelatihan ini memberikan banyak wawasan baru yang sangat aplikatif di lapangan.

“Sebagai Pendamping, saya jadi lebih paham pentingnya peran saya dalam mendampingi ODHA, bukan hanya untuk memastikan mereka minum obat, tapi juga untuk memberikan dukungan moral. Saya merasa lebih percaya diri setelah mengikuti pelatihan ini,” kata Novan.

Pandangan serupa diungkapkan oleh Sukrimah, seorang tenaga kesehatan dari Puskesmas Kertosari. 

“Kegiatan ini sangat relevan dengan tantangan yang kami hadapi di lapangan. Kolaborasi dengan komunitas, seperti yang diajarkan di sini, benar-benar solusi untuk memastikan keberlanjutan pengobatan ODHA,” kata Sukrimah.

Kegiatan ini juga menghadirkan perwakilan dari berbagai Puskesmas di wilayah Banyuwangi, seperti Sobo, Kertosari, Klatak, dan lainnya, yang menunjukkan sinergi antara institusi akademik, pemerintah daerah, dan organisasi komunitas.

Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu menciptakan sistem dukungan yang lebih kuat bagi ODHA di Banyuwangi, terutama dalam mengatasi stigma dan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan.

Sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat, kegiatan ini tidak hanya memberikan edukasi bagi kader, tetapi juga menjadi titik awal pengembangan model pendampingan ODHA yang dapat diterapkan di daerah lain. 

Diharapkan, kegiatan ini mampu menciptakan kader-kader yang lebih percaya diri dalam mendampingi ODHA, sekaligus membuka wawasan masyarakat tentang pentingnya peran komunitas dalam pengobatan HIV/AIDS.

Melalui program ini, FIK UI mempertegas komitmennya dalam mendukung pemberdayaan komunitas untuk kesehatan masyarakat yang lebih baik. 

Di masa depan, program serupa diharapkan dapat memperluas cakupan dan membawa dampak yang lebih signifikan, tidak hanya di Banyuwangi, tetapi juga di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. (m38)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp