Berita Nasional
Industri Sawit Punya Peran Strategis dalam Energi Terbarukan dan Penguatan Ekonomi Nasional
Peran signifikan dimiliki industri sawit Indonesia tidak hanya dalam sektor pangan, tetapi juga energi terbarukan, khususnya produksi biodiesel.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Peran signifikan dimiliki industri sawit Indonesia tidak hanya dalam sektor pangan, tetapi juga energi terbarukan, khususnya melalui produksi biodiesel.
Biodiesel berbahan dasar kelapa sawit telah membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus mendukung komitmen global untuk mengurangi emisi karbon.
Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat ME Manurung menjelaskan bahwa selama satu dekade terakhir, sawit telah menjadi lokomotif perekonomian nasional.
“Penggunaan minyak sawit telah mampu menekan deforestasi karena sawit menjadi substitusi kebutuhan minyak nabati dunia," ungkapnya lewat keterangan, Kamis (5/12/2024).
Saat ini, lebih dari 200 negara mengimpor minyak sawit dari Indonesia, membuktikan besarnya peran sawit dalam pasar global.
Kontribusi Biodiesel Sawit dalam Energi Hijau
Ia menyoroti implementasi program mandatori biodiesel di Indonesia. Program B35, misalnya, telah menyerap sekitar 12 juta ton crude palm oil (CPO) setiap tahun.
“Dengan mencampur 12 juta ton CPO ke minyak fosil, kita tidak hanya mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, tetapi juga berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon dan mendukung energi hijau," ujarnya.
Selain itu, Indonesia berada di garis depan inovasi biodiesel. Ketika negara lain baru memulai program B5 atau B6, Indonesia telah melangkah jauh dengan B35 dan sedang bersiap menuju B40 pada tahun depan.
Baca juga: Denny Sumargo Berdamai dan Maafkan Farhat Abbas, Soal Lanjutan Donasi Agus Salim Masih Dirundingkan
Implementasi B40 diperkirakan akan menyerap 14-16 juta ton CPO, sekaligus juga menghemat devisa negara dengan mengurangi impor minyak fosil.
Namun, keberhasilan ini tidak lepas dari tantangan, terutama pada sektor hulu perkebunan sawit rakyat.
Ia menjelaskan bahwa produktivitas kebun sawit rakyat saat ini masih sangat rendah, hanya mencapai 25-30 persen dari potensi maksimal.
Dengan luas perkebunan sawit rakyat sebesar 6,87 juta hektar, potensi peningkatan produktivitas mencapai 65-70 % melalui program replanting.
"Jika produktivitas perkebunan rakyat tidak segera ditingkatkan, akan terjadi persaingan antara kebutuhan energi dan konsumsi pangan," tegasnya.
Pihaknya berkomitmen mendorong perbaikan sektor hulu agar mampu mengimbangi perkembangan sektor hilir.
Melalui sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan petani, industri sawit Indonesia diharapkan terus memberikan kontribusi besar, baik bagi kebutuhan energi terbarukan maupun ketahanan pangan nasional.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Adik Prabowo Tegaskan Tak Ikut Campur Terkait Kasus yang Jerat Riza Chalid |
![]() |
---|
Sukses Digelar! Kongres I GEKRAFS Tegaskan Komitmen Kolaborasi Pelaku Ekraf |
![]() |
---|
Terungkap Kondisi Terkini SBY Setelah Dirawat di Rumah Sakit |
![]() |
---|
Tak Terbukti Korupsi, Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Penjara, Anies Minta Prabowo Benahi Sistem Hukum |
![]() |
---|
Gugat Kakak Ipar, Mantan Napi Skandal Bank Century Kalah di Pengadilan Tinggi Singapura |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.