Kecelakaan

Sopir Truk Dalam Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang KM 92 Ditetapkan Tersangka, Ini Alasannya

Sopir Truk Dalam Tabrakan Beruntun di KM 92 Cipularang Ditetapkan Tersangka, Ini Hasil Olah TKP Metode TAA

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Dwi Rizki
zoom-inlihat foto Sopir Truk Dalam Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang KM 92 Ditetapkan Tersangka, Ini Alasannya
tribunnews
Sopir truk trailer pengangku kardus yang diduga menjadi penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ternyata masih hidup. Ini kondisi Rouf tidak lama setelah kejadian kecelakaan beruntun.

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Jajaran Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat sudah melakukan olah tempat kerjadian perkara (TKP) kecelakaan di KM 92 Purbaleunyi-Jakarta beberapa waktu lalu.

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Jules Abraham membeberkan hasil olah TKP dan penyelidikan terhadap kendaraan truk pengangkut kardus tersebut.

Ia mengaku, olah TKP yang dilakukan oleh pihaknya mengunakan metode traffic accident analysis (TAA).

"Dari hasil olah TKP ditemukan bekas rem, yang dicurigai bekas rem truk trailer letak bekas rem berada 200 meter sebelum titik tabrak, panjang bekas rem 30 meter, ditemukan bekas jejak terjadinya kecelakaan beruntun di TKP, perseneling truk trailer sesaat setelah kejadian berada pada posisi lima," kata Jules, Sabtu (16/11/2024). 

Kemudian, kata Jules, terlihat di dasbor mobil itu indikator angin rem bagian depan dan belakang pada posisi bar ketiga.

Sedangkan, lanjutnya, hasil rem cek yang pertama dari APM Hino ditemukan tidak ada kebocoran angin pada sistem, artinya dalm kondisi baik sebelum kecelakaan.

Jules menerangkan, jarak kampas rem dengan tromol pada bagian roda sebelah kiri 0,70 mm. 

Selanjutnya, jarak kampas rem dengan tromol roda sebelah kanan belum dapat diperiksa karena pada saat evakuasi sudah dalam perubahan.

"Ada indikasi kampas rem terlalu panas, karena berubah warna, kompresor bersih dalam kondisi baik. Kondisi sambungan saluran rem dari mobil penarik kereta gandeng dalam kondisi baik, ketebalan kembagan ban masih dalam kondisi wajar," tegasnya.

Petugas gabungan dari APM, Dishub Purwakarta dan Satlantas Polres Purwakarta melakukan pemeriksaan bangkai truk tronton yang diduga kendaraan utama penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 B.
Petugas gabungan dari APM, Dishub Purwakarta dan Satlantas Polres Purwakarta melakukan pemeriksaan bangkai truk tronton yang diduga kendaraan utama penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 B. (TribunJabar/Deanza Falevi)

Jules mengaku, pihaknya juga sempat memeriksa sejumlah dokumen kendaraan truk tersebut dan masih dalam keadaan layak jalan.

Ia menerangkan, pihaknya juga meminta kesaksian ahli maupun dan lainnya untuk dapat memastikan penyebab kecelakaan.

"Maka telah dapat disimpulkan kecelakaan tersebut karena kegagalan fungsi rem pada kendaraan truk trailer. Pengemudi truk trailer mengendarakan kendaraan dengan tidak wajar dan tidak mematuhi rambu-rambu peringatan. Untuk mengantisipasi kecepatan dan jarak pengereman," unkapnya.

Atas dasar itu, tambah Jules, penyidik menetapkan sopir truk berinisial R sebagai tersangka pada Kamis (14/11/2024) lalu.

"Diduga melanggar pasar 311 ayat 5 uu lalu lintas angkutan jalan dengan ancaman 12 tahun penjara atau denda paling banyak 24 juta rupiah," imbuhnya.

Korlantas Polri Ungkap Hasil Olah TKP Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang KM 92

Polisi mengungkap penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 arah Jakarta, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/11/2024).

Menurut Kabagops Korlantas Polri Kombes Aries Syahbudin, penyebab kecelakaan akibat kombinasi berbagai faktor yang saling berkaitan.

Adapun insiden itu terjadi di jalur menurun panjang dengan faktor-faktor yang memengaruhi kecelakaan.

Antara lain manusia, kendaraan, kondisi jalan hingga lingkungan sekitar.

Hal tersebut didapat usai memeriksa truk bekerja sama dengan Agen Pemegang Merek (APM) Hino.

"Kecelakaan ini adalah kombinasi dari berbagai faktor. Pengemudi mungkin tidak sepenuhnya memahami kontur jalan," ucapnya, Jumat (15/11/2024).

"Lalu kendaraan ditemukan melanggar aturan dan kondisi jalan yang licin karena hujan serta adanya perbaikan jalan," sambungnya.

Kakorlantas Polri, Irjen Aan Suhanan, mengungkap temuan sementara terkait kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92, Purwakarta, Jawa Barat Senin (11/11/2024)
Kakorlantas Polri, Irjen Aan Suhanan, mengungkap temuan sementara terkait kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92, Purwakarta, Jawa Barat Senin (11/11/2024) (PJR Purwakarta)

Olah TKP telah dilakukan Korlantas Polri bersama dengan Polda Jawa Barat menggunakan peralatan standar canggih guna analisis kejadian itu.

Tak hanya itu saja, tim juga melakukan pemotretan dan membuat animasi untuk menggambarkan secara detail kecelakaan tersebut terjadi.

Langkah itu, ucap Aries, dilakukan guna perdalam analisis kecelakaan serta meningkatkan keselamatan lalu lintas pada masa yang akan datang.

“Jadi kita ketahui di titik kecelakaan itu, jalanannya menurun cukup panjang, sekitar 7 kilometer. Kami imbau pengemudi untuk menggunakan engine brake atau gigi rendah saat melintasi jalanan turunan,” kata dia.

“Fungsi pengereman yang dilakukan oleh mesin, bukan oleh rem service, akan lebih efektif dan mengurangi risiko overheat pada rem yang dapat menurunkan fungsi pengereman itu sendiri,” sambungnya.

Ia juga mengimbau agar pengemudi yang lewat jalur itu agar lebih hati-hati, terutama di titik kecelakaan di jalan turunan panjang.

Kronologi Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang KM 92

Heri Anwar (52), satu dari sekian jumlah korban kecelakaan atau tabrakan beruntun di Jalan Tol Cipularang KM 92, Purwakarta memaparkan secara rinci kronologi kejadian mengerikan yang terjadi di tol tersebut, Senin (11/11/2024) sore.

Pria yang bertempat tinggal di Jalan Bengkong 11, RT 04/RW 03, Kelurahan Padurenan, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi itu, mengatakan peristiwa kecelakaan berlangsung sangat cepat.

Kejadian itu bermula saat kendaraan roda empat atau mobil yang ia tumpangi berjenis Honda Freed dengan nomor polisi B 1604 FYR tengah berhenti lantaran kondisi jalan yang macet akibat penyempitan ruas sementara.

Baca juga: Begini Nasib Sopir Truk yang Diduga Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang KM 92

Secara mengejutkan dari arah belakang dihantam sebuah truk yang diduga mengalami rem blong.

“Nah itu kan dari arah sana turun tuh, truk blong itu, kami semua lagi pada berhenti,” kata Heri, Selasa (12/11/2024).

Heri menjelaskan usai dihantam, kendaraanya langsung melaju ke arah kiri jalan dan menghantam pembatas jalan.

Sementara truk yang menghantam kendaraanya diawal melanjutkan menabrak kendaraan lainnya di depan.

“Mungkin kalau mobil saya lurus aja engga tahulah itu, saya engga tahu dah (bisa selamat atau tidak), mobil saya nabrak pembatas jalan, kalau tidak ada pembatas kam sudah keluar ke parit atau gimana,“ jelasnya.

Menurut Heri kecelakaan tersebut mengakibatkan mobil yang ditumpanginya itu rusak hingga berkisar 80 persen.

Baca juga: Polisi Gelar Olah TKP Kecelakaan Tol Cipularang KM 92, Lalu Lintas Dialihkan ke GT Cikamuning KM 116

Bagian depan dan belakang mobil berjenis Honda Freed itu ringsek akibat hantaman truck serta menghantam pembatas jalan.

“Mobil hancur perkiraan ya tidak bisa dipakai lagi pasti, kalau kondisi mobil namanya diseruduk kontainer ya bagaimana ya,” tuturnya.

Heri menyampaikan usai kejadian, seluruh penumpang di mobil tersebut yang berisikan istrinya bernama Fantye Nurlaili Sari (45), lalu anaknya Tio Fajar Muhtadina (27), Daffa Dwi Juliansyah (21), Nazwa Tri Herfani (15), rekan dari Daffa ialah Indah Ladzuardiah (20), dan saudaranya sebagai sopir ialah Nana (52) langsung dievakuasi petugas ke tempat lebih aman.

Selanjutnya tidak hanya korban di mobil Heri saja, namun seluruhnya langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Purwakarta guna mendapati penanganan medis.

Satu keluarga Heri dipastikan hanya mengalami luka ringan.

Diantaranya luka disebabkan pecahan kaca, benturan bodi mobil hingga interior.

Baca juga: Satu Keluarga di Karawang Jadi Korban Kecelakaan KM 92 Tol Cipularang, Tetangga: Kami Tahu dari WA

“Lukanya ringan Alhamdullilah dapat infonya, luka ada bagian baret di kepala, terus ada di punggung,” lugasnya.

Heri pun belum diketahui kapan waktu dirinya dan keluarga dapat kembali ke kediamannya di kota Bekasi.

Sebab masih menunggu proses penyembuhan psikis akibat trauma.

Sebagai informasi, kecelakaan beruntun tersebut sebelumnya terjadi pada Senin (11/11/2024) sekira pukul 15.00 WIB.

Kecelakaan itu dikabarkan melibatkan 18 kendaraan dan mengakibatkan sejumlah korban luka bahkan satu meninggal dunia.

Istri TNI Jadi Korban

Korban meninggal dunia dalam kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92, Jawa Barat, Amanda Marisa alias Sasa (14), dikenal sebagai remaja perempuan yang ceriwis dan riang.

Pernyataan ini dikatakan ayah Sasa, Sunyoto (50), saat ditemui di rumah duka di Gang Harapan RT 006 RW 07, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2024).

"Dia anak yang ceriwis ya saya lihat. Iya (orangnya riang)," ucapnya, dengan suara bergetar.

Sebelum kejadian, tepatnya pada Jumat (12/11/2024), ia sempat meminta jajan di restoran cepat saji sehabis pulang sekolah.

"Waktu dia pulang sekolah itu, mampir ke McD deket sini (dari rumah duka), dia jajan. Saya kebetulan jadi tukang parkir di McD, saya bilang 'udah minta aja es'," kata dia.

"Habis minta es McD, dia minum, terus tidur. Terus pas tidur itu saya bangunin, saya suruh jajan dan main," sambungnya.

Saat itulah, Sasa berkata kepada ayahnya ingin mengasuh anak dari keluarga anggota TNI, Nadine Azkiya Putri yang berumur dua tahun.

"Terus ya saya bilang 'yaudah'. Cuman kan biasanya kalau dia itu paling mentok-mentok (pergi) ya pulang Minggu, udah pulang, sampai," tutur Sunyoto.

Istri anggota TNI, Kartika Eka Putri (27) yang juga menjadi korban luka dalam kecelakaan beruntun ini lalu meminta izin kepada keluarga Sasa untuk mengajak pergi ke Bandung, Jawa Barat pada Jumat.

Setelah mendapat izin, Sasa pergi bersama Kartika dan Nadine dengan naik mobil Toyota Avanza berwarna silver.

Mobil tersebut dikemudikan Kartika, sedangkan Sasa duduk di jok mobil bagian tengah.

Posisi duduk Sasa diketahui dari pihak rumah sakit kepada keluarga.

"Kalau dari telepon semalam, dijelasin sama bagian rumah sakitnya, dia ngejelasin, dia (Sasa) posisinya ada di sebelah kiri belakang," ucapnya.

Saat kecelakaan terjadi, Sasa berada dalam posisi melindungi Nadine sehingga mengalami luka di bagian punggung.

Tak hanya itu, pembuluh darah di kepala Sasa bahkan pecah diduga karena benturan yang sangat keras.

"Soalnya dia punya bekas memar di punggungnya dan Nadine ini kok enggak kena. Mungkin bisa jadi dia melindungi Nadine," kata Sunyoto.

"Terus saya curiganya nih, di bagian kepala, mungkin dia kebentur terlalu keras, atau ketumpuk si kardus-kardus ini kan. Itu kan truk kardus kan, dia ketumpuk, kardus-kardus ini kena kepala, dan benturannya itu benar-benar kencang, mungkin sampai pembuluh darah di kepalanya pecah," lanjutnya.

Kakak Korban Tak Beri Izin

Sonia Aprilia (22), kakak pertama Sasa, mengatakan pihak keluarga baru mendapat kabar adiknya menjadi korban kecelakaan pada Senin malam atau beberapa jam setelah kejadian.

"Udah malam kami tahunya. Adik saya sudah dibawa ke rumah sakit, karena kami dapat fotonya itu, foto udah di rumah sakit," ujarnya, saat ditemui di Gang Harapan RT 006 RW 07, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2024).

Saat kejadian, Sasa bersama bocah dua tahun bernama Nadine Azkiya Putri dan Kartika Eka Putri (27) yang merupakan istri anggota Batalyon Zeni Konstruksi 13/Karya Etmaka. 

Diketahui, Yon Zikon 13/KE merupakan sebuah Batalyon Zeni Konstruksi TNI-AD.

Menurut Sonia, keluarganya termasuk adiknya sudah dekat dengan keluarga tersebut sehingga Sasa dipercaya untuk mengasuh anak Kartika, Nadine.

Hingga akhirnya Sasa diajak Kartika untuk pergi jalan-jalan ke daerah Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, dengan mobil.

"Awalnya, dari hari Jumat, Salsa ini memang (bilang mau) ngemong anak si Nadine, karena si ibunya ini udah cocok sama Sasa, jadi dia udah dianggap keluarga aja, kita juga udah dianggap keluarga gitu," kata dia.

"Dan di hari Jumat itu, si ibunya (Kartika) ini minta izin ke saya, untuk ajak Sasa ke Bandung, ke rumah orang tuanya, sekalian main, jalan-jalan gitu sama Nadine-nya," sambungnya.

Sonia mengaku sempat tak mengizinkan adiknya untuk ikut pergi dengan keluarga Kartika, tetapi ibunya mengizinkan dengan syarat hari Minggu sudah kembali ke rumah.

Pasalnya hari Senin sudah masuk sekolah. Sasa masih duduk di bangku kelas VIII (8) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 98.

"Su ibu (Kartika) ini cuma bilang, 'mau jalan-jalan sama Sasa'. Sasa dia belum ngomong mau perginya ke Bandung, jadi sama Mama dibolehin," ucap Sonia.

"Terus habis itu, dia (Kartika) janjiin pulang di hari Minggu. Karena hari Seninnya, anak-anak pada sekolah kan ya, yaudah dikasih izin sama Mama, pulang di hari Minggu," lanjut dia.

Memasuki Minggu, Sonia kemudian bertanya kepada Kartika apakah sudah dalam perjalanan pulang ke Jakarta atau belum.

Namun, Kartika memberi kabar bahwa tak jadi kembali ke Jakarta pada hari Minggu. Ia baru akan pulang ke Jakarta pada Senin.

"Dan di hari Minggunya itu, pas saya tanya 'bu, sudah sampai mana' gitu, ternyata dia ngabarin lagi 'maaf saya enggak jadi pulang hari ini (Minggu), karena dia mendadak hari Seninnya itu, mau nganterin adiknya ke rumah sakit karena ada hal apa gitu adiknya," tuturnya.

"Saya sempat kayak gimana ya, feeling gitu kayak 'ya bu, enggak bisa bu, Bapak udah ngomel' gitu. Sasa enggak boleh izin lagi, soalnya di hari Minggu itu Sasa udah izin buat enggak upacara peringatan Hari Pahlawan kan, dan hari Senin itu harus masuk bu," sambung Sonia.

Minta Korban Pulang Sendiri Naik Taksi Online

Ia bahkan sempat meminta Sasa untuk pulang sendiri ke Jakarta dari Bandung, tetapi tak diizinkan karena ongkos taksi online mahal.

"Saya sempat debat sama ibunya juga kayak 'maaf bu, bisa enggak kalau Sasa-nya naik Grab saja dari Bandung ke Jakarta, ternyata enggak bisa, terlalu mahal juga ongkosnya dari Bandung ke Jakarta, apalagi naik tol, gitu," kata dia.

"Saya bilang 'yaudah deh bu, saya juga enggak tahu, saya juga gak bisa bilang, iya apa enggak, coba dulu ditanya Mama', gitu. Dia juga tanya Mama, tapi saya juga enggak tahu jawaban Mama apa sebenarnya," lanjutnya.

Hari Senin pun tiba, Sasa bersama Kartika dan Nadine pun akhirnya pulang ke Jakarta, namun di tengah perjalanan takdir berkata lain.

"Sebenarnya saya pertamanya enggak ngeh, kalau ternyata ada kejadian di tol itu kan. Terus, pas saya lihat lagi, ternyata itu arah Jakarta dari Bandung. Saya langsung chat dia 'Bu, udah sampai mana ya, Bu? Bu, Ibu, gak apa-apa kan, bu? Ibu macet ya, Bu?'," tutur Sonia.

"Tapi ternyata dia ceklis 1, HP-nya enggak aktif, saya telepon biasa enggak aktif. Biasanya dia kalau mau pulang atau kena macet atau apapun, dia pasti ngabarin ke saya. Ternyata HP-nya enggak aktif sekali. Bingung, toh," sambung dia.

Mengetahui adanya peristiwa kecelakaan di Tol Cipularang, Sonia lalu mencari tahu apakah adiknya masuk dalam daftar korban atau tidak.

"Di jam sembilan malam, saya coba cari dulu data korban. Ternyata ada data korban luka ringannya, anaknya si Nadine, yang (luka) beratnya ibunya, dan yang korban meninggal itu salah satu, si Sasa," katanya.

"Dan kenapa kami tahu itu adik kami, adik saya, gitu, ya. Karena alamatnya sama kaya si Ibu Kartika ini, gitu, dan dia pasti manggilnya emang Salsa-Salsa doang, dia tahunya Salsa doang, gitu. Jadi namanya di situ terteranya Salsabila. Seharusnya Amanda Marisa, dia enggak tahu kalau namanya itu Amanda Marisa, si ibu itu," lanjut Sonia.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved