Narkoba

Komisi III DPR Apresiasi Bareskrim yang Bongkar 3 Bandar Kakap Narkoba, Minta Tetap Konsisten 

Komisi III DPR Apresiasi Bareskrim yang Bongkar 3 Bandar Kakap Narkoba, Minta Tetap Konsisten 

Istimewa
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Sari Yuliati memberi jempol atau apresiasi untuk Bareskrim Polri yang berhasil membongkar 3 jaringan bandar kakap narkoba kelas internasional dengan perputaran uang mencapai Rp 59,2 triliun dan barang bukti yang disita 2 ton narkoba. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR RI Sari Yuliati memberi jempol atau apresiasi untuk Bareskrim Polri yang berhasil membongkar 3 jaringan bandar kakap narkoba kelas internasional dengan perputaran uang mencapai Rp 59,2 triliun dan barang bukti yang disita 2 ton narkoba.

Legislator dari Dapil NTB II tersebut meminta Bareskrim konsisten memberantas narkoba demi tercapainya visi Indonesia Emas 2045.

”Kami sangat mengapresiasi keberhasilan jajaran kepolisian dalam mengungkap jaringan peredaran narkoba yang disampaikan oleh Bareskrim Polri pada Jumat, 11 November 2024,” kata Sari Yuliati kepada wartawan, Rabu (6/11/2024).

Sari berharap semangat pemberantasan narkoba di jajaran kepolisian dapat terus dilaksanakan dengan konsisten.

Anggota Komisi III dari Fraksi Golkar ini mendorong jajaran kepolisian memperkuat sinergi dengan berbagai pihak terkait, terutama aparat penegak hukum lainnya.

Tak kalah pentingnya, Sari mendorong kepolisian untuk terus memperkuat kerja sama internasional dengan negara lain dan jaringan internasional lainnya.

Baca juga: Pelaku Peredaran Narkoba Jaringan Malaysia Ditangkap, 207 Kg Sabu & 90 Ribu Butir Ekstasi Disita

Berdasarkan data, mayoritas narkoba yang beredar di Indonesia berasal dari negara lain.

Seperti diberitakan sebelumnya pada Jumat (1/11/2024), Bareskrim Polri membongkar 3 jaringan bandar narkoba kakap dengan perputaran uang sampai Rp 59,2 triliun. Barang bukti yang disita lebih dari 2 ton.

Kabareskrim Komjen Pol Wahyu Widada menyatakan pengungkapan 3 bandar kakap tersebut dilakukan dalam joint operasi selama 2 bulan yakni September sampai Oktober 2024.

Joint operasi dilakukan bersama Kejagung RI, BNN RI, Ditjen Pemasyarakatan, Ditjen Bea dan Cukai, PPATK, dan Badan Narkotika Amerika Serikat (DEA).

Jaringan 3 bandar kakap tersebut adalah jaringan FP, jaringan HS, dan jaringan H.

Jaringan FP beroperasi di 14 provinsi yakni Sumatera Utara, Riau, Lampung, Banten, DKI, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Jaringan HS yang beroperasi di 5 provinsi meliputi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan Bali.

Baca juga: Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan: Kolaborasi Penegakan Hukum untuk Rehabilitasi Pengguna Narkoba

Sedangkan jaringan H dikendalikan oleh 3 bersaudara berinisial HDK, DS alias T, dan TM alias AK yang beroperasi di Provinsi Jambi.

”Dari hasil analisis keuangan oleh PPATK, perputaran uang dan transaksi dari 3 jaringan narkoba tersebut mencapai Rp59,2 triliun rupiah,” ungkap Komjen Wahyu Widada.

Dari 3 jaringan narkoba kakap, jaringan FP terbesar dengan perputaran uang mencapai Rp 56 triliun.

Sedangkan perputaran uang  jaringan HS Rp 2,1 triliun, dan jaringan H Rp 1,1 triliun.

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

 


 

 

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved