Berita Nasional

BEM FISIP Unair dan Kampus Damai, Prof Bagong Suyanto: Kritik Pemerintah Boleh, Asal tak Kasar

Perseteruan antara BEM FISIP Unair dengan pihak kampus berakhir damai. Mahasiswa janji kalau demo tak lagi gunakan kata-kata kasar yang bikin telinga

Editor: Valentino Verry
istimewa
Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto menjelaskan soal sikapnya yang membekukan aktivitas BEM FISIP. Menurutnya, kritik pemerintah boleh, asal jangan kasar. 

"Sepenuhnya karena diksi," ujarnya. 

"Jadi kami ini juga sering menulis. Kami juga mengkritik kalau ada politisi yang menggunakan diksi yang kasar, yang menurut saya tidak mendidik bangsa Indonesia," lanjutnya. 

"Ketika anak-anak mahasiswa melakukan hal yang sama tentu menjadi tugas moral kami mengingatkan supaya mahasiswa tidak ikut-ikutan larut dalam kegiatan politik yang menggunakan diksi tidak sopan," tambahnya. 

Sementara terkait keputusan untuk membekukan kepengurusan BEM FISIP. 

BEM FISIP Unair sementara dibekukan oleh pihak kampus karena membuat karangan bunga bernada keras pada Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
BEM FISIP Unair sementara dibekukan oleh pihak kampus karena membuat karangan bunga bernada keras pada Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. (tribunnews)

Prof Bagong menjelaskan bahwa keputusan tersebut Dekanat FISIP ambil karena tidak mau membiarkan adanya pelanggaran etika akademik dan penggunaan hate speech dinormalisasi di lingkungan fakultas. 

"Karena sudah viral dan ada hari Sabtu dan Minggu yang membuat kami tidak bisa segera bertemu. Seandainya tidak ada hari libur mungkin tidak perlu ada surat," katanya. 

"Saya tidak mau berada di posisi yang seolah-olah membiarkan pelanggaran etika akademik terjadi," imbuhnya. 

"Karena penggunaan hate speech itu sesuatu yang tidak benar secara politik," tegas Bagong. 

Pembekuan BEM FISIP Unair oleh dekanat merupakan buntut usai mahasiswa mengkritik pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. 

Mereka mengirimkan karangan bunga sebagai ungkapan ekspresi kekecewaan. 

Karangan bunga dengan seni satire ini ditempatkan di Taman Barat FISIP Unair

Masalahnya, karangan bunga ini bertuliskan "Selamat atas dilantiknya Jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi, Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar) - Gibran Rakabuming Raka (Admin Fufufafa. Dari: Mulyono (B******n Penghancur Demokrasi)' yang dianggap pihak dekanat muat sarat ujaran kebencian.  

Karangan bunga ini lalu viral di media sosial X dan TikTok dengan respons pro-kontra dan dukungan dari mahasiswa, khususnya Unair.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved