Kabinet Merah Putih

Luhut Luar Biasa, Presiden Prabowo Tambah Jabatan di Kabinet Merah Putih, Ini Profil Menterengnya

Luhut Binsar Pandjaitan menjadi sosok yang luar biasa saat. Meski sudah lansia, namun jasanya amsih dibutuhkan oleh Presiden Prabowo.

Editor: Valentino Verry
Kompas.com
Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi mengangkat Luhut Binsar Pandjaitan menjadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional. Ternyata, jabatan itu tak cukup, Luhut ditambah jadi penasihat khusus bidang digitalisasi dan teknologi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Jika ditanya siapa sosok kuat saat ini? Tak lain adalah Luhut Binsar Pandjaitan.

Seperti diketahui, pensiunan Jenderal TNI dari Kopassus itu mampu mengatasi semua masalah, baik soal ekonomi, politik hingga keamanan negara.

Maka, jangan heran bila di era Presiden ke-7 RI Joko Widodo, peran Luhut sangat besar hingga disebut 'sang pemadam'.

Ternyata, jasa Luhut masih dibutuhkan di era Presiden Prabowo Subianto.

Di mata Presiden Prabowo, jabatan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) untuk Luhut, kurang.

Baca juga: Meski Presiden Sudah Ganti, “Lord” Luhut Tetap Dapat Posisi

Sehingga harus ditambah dengan jabatan baru agar lebih mantap perannya, yakni sebagai Penasihat Khusus Presiden bidang Digitalitasi dan Teknologi Pemerintahan.

Pada saat pelantikan hari ini, Selasa (22/10/2024), di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Luhut bersama dengan Kepala Badan, staf khusus presiden, dan utusan presiden bidang lainnya, mengenakan setelan jas berwarna biru dongker dan dasi biru langit.

Ingin tahu lebih jauh soal Luhut yang luar biasa ini, simak profil berikut:

Luhut pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Luhut lahir di Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumatra Utara, pada 28 September 1947.

Baca juga: Dilantik Prabowo Subianto, Apa Tugas Luhut Binsar Pandjaitan di Dewan Ekonomi Nasional?

Dikutip dari perpusnas.go.id, Luhut merupakan anak ke-1 dari lima bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu.

Ia menikah dengan Devi Simatupang dan memiliki empat anak, yaitu: Paulina, David, Paulus, dan Kerri Pandjaitan.

Luhut menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia pada juli 2016 dan dipilih kembali pada masa Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Maaruf amin priode 2019-2024.

Ia juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia sejak 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.

Pada 12 Agustus 2015, ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.

Baca juga: Cerita Luhut Bagaimana Prabowo Bikin Jokowi Terharu Saat Paripurna Terakhir di IKN

Dalam reshuffle Kabinet Kerja Jilid II pada 27 Juli 2016, dia diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.

Pada 15 Agustus 2016, Jokowi mengambil langkah terkait polemik kepemilikan paspor Amerika Serikat (AS) Menteri ESDM Arcandra Tahar, sehingga Jokowi memberhentikan secara hormat Arcandra Tahar dari Menteri ESDM.

Jokowi kemudian menunjuk Luhut yang juga menjadi Menko Maritim, untuk menjadi pejabat sementara (Plt) Menteri ESDM.

Sebelum masuk dalam Kabinet Kerja, Luhut pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2000-2001 saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI 1999-2001.

Sebelum menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, ia menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura.

Karier Luhut Binsar Pandjaitan di Pemerintahan

Pada 1999, Presiden B.J. Habibie mengangkat Luhut menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Singapura di era krusial awal Reformasi.

Dalam tiga bulan pertama masa jabatannya, ia mampu memulihkan hubungan kedua negara ke tingkatan semula.

Lalu, pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, Luhut ditarik dari Singapura sebelum masa baktinya berakhir.

Gus Dur mempercayakannya sebagai Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia walau dalam periode yang singkat (2000-2001), sesingkat usia pemerintahan Gus Dur.

Presiden di era pemerintahan selanjutnya pun bermaksud untuk mempercayakannya kembali sebagai Menteri, tetapi Luhut menolaknya karena ia menjaga etika terhadap Gus Dur.

Jabatan Pemerintahan Luhut:

• Duta Besar RI Berkuasa Penuh Untuk Singapura (1999-2000)

• Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Persatuan Nasional (2000-2001)

• Pangkat Jenderal TNI (1999)

• Kepala Staf Kepresidenan RI (2014-2015)

• Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan RI (2015-2016)

• Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2016-2019)

• Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kabinet Indonesia Maju (2019-2024)

Selain Luhut, berikut penasihat khusus Presiden Prabowo lainnya: 

1. Penasihat Khusus Presiden Urusan Haji: Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. 

2. Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi: Prof.Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc., M.A., Ph.D. 

3. Penasihat Khusus Presiden Urusan Ekonomi: Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. 

4. Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional: Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. H. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. 

5. Penasihat Khusus Presiden Urusan Kesehatan Nasional: Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) 

6. Penasihat Khusus Presiden Urusan Investasi: Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved