Kuliner

Bakso Jendes di Bekasi Viral, Pembeli Rela Antre Berjam-jam demi Makan Bakso Sepuasnya Sekali Bayar

Rere mengungkapkan setiap harinya tempat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) miliknya itu rutin beroperasi hingga 10 jam.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Rendy Rutama Putra
Antrean panjang di Bakso Viral Jendes kawasan Jalan Jejalenjaya, persis pada kawasan kantor desa Jejalenjaya, kecamatan Tambun Utara, kabupaten Bekasi, Sabtu (19/10/2024). 

Laporan jurnalis TribunBekasi.com, Rendy Rutama Putra


WARTAKOTALIVE.COM, TAMBUN UTARA - Calon pembeli diperlukan antre hingga lebih kurang satu jam ketika hendak mencicipi makanan di Bakso Viral Jendes (Jajanan Gemes) kawasan Jalan Jejalenjaya, kecamatan Tambun Utara, kabupaten Bekasi.

Namun seorang pembeli asal Wisma Asri, kecamatan Bekasi Utara, kota Bekasi, yakni Mila (44) mengatakan tidak mempermasalahkan durasi waktu untuk antre tersebut.

Sebab menurutnya durasi lama antre itu akan terbayarkan jika sudah mendapat giliran untuk menikmati produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) milik Nur Kurnia Jayanti atau yang kerap disapa Rere.

“Antre saya bisa satu jam, tapi gapapa, rasanya lumayan enak, buktinya sampai dua kali ini balik makan lagi,” kata Mila, Sabtu (19/10/2024).

Pantauan jurnalis TribunBekasi.com di lokasi, antrean panjang calon pembeli memang terlihat nyata.

Jika diperkirakan dengan kondisi sekira pukul 13.54 WIB, antrean itu memiliki panjang lebih kurang 30 hingga 40 meter.

Bahkan saking panjangnya antrean, para calon pembeli nampak berdiri menunggu hingga memasuki kawasan kantor desa Jejalenjaya.

Antrean panjang itu rupanya lumrah terjadi, pasalnya calon pembeli yang datang ke tempat tersebut rupanya tidak hanya dari wilayah kabupaten dan kota Bekasi saja, namun hingga luar kota.

Satu contohnya ialah Amril (47) yang rela datang bersama keluarga dari kawasan Teluk Naga kabupaten Tangerang.

Amril rela menempuh jarak dari kediamannya menuju Bakso Viral Jendes Bekasi hingga tiga jam dan sesampainya di lokasi diperlukan antre kembali hingga satu jam.

“Alasannya karena penasaran, kan viral di sosial media juga, terus harga murah banget dan pengen rasain rasanya bagaimana,” singkat Amril.

Seperti diketahui, tempat usaha tersebut memang memiliki daya tarik khas.

Sebab Rere mengatakan tempat usahanya itu menyajikan konsep All You Can Eat (AYCE) atau mengarahkan pelanggan untuk makan sepuasnya dengan hanya membayar satu kali, dan itu belum dapat ditemui di tempat usaha bakso lain.

“Dengan hanya membayar Rp 15 ribu udah bisa makan sepuasnya, kalau Rp 20 ribu udah sama dapat minum, paket istilahnya,” kata Rere.

Rere menjelaskan konsep AYCE yang diterapkan ialah dengan mengarahkan calon pembeli untuk terlebih dahulu antre.

Lalu kalau sudah giliran dipersilahkan untuk meracik bumbu antara lain seperti campuran garam dan cuka sesuai keinginan.

Kemudian diarahkan untuk mengatur porsi mie dan sayuran seperti toge dan sawi sesuai keinginan.


Hingga yang terakhir menyiduk bakso dan kuah sepuasnya dengan aturan maksimal tiga kali cidukan.

“Maksimal itu tiga kali ciduk bakso, tapi syaratnya menyiduk jangan sampai jatuh baksonya dari mangkok, kalau jatuh walaupun baru satu kali sudah tidak bisa ngambil lagi,” jelasnya.

Rere menuturkan dikarenakan luas tempat usahanya ternilai tidak besar menampung para pembeli, dirinya justru kerap mengarahkan untuk makan di sekitar bangunannya.

Dalam hal ini, pembeli kerap memilih tempat untuk makan di pinggir sebuah lapangan sepak bola yang berlokasi persis samping toko Bakso Viral Jendes.

“Biasanya pada makan di lapangan karena tempat kami kecil, di pinggir lapangan kan adem juga itu,” tuturnya.

Rere mengungkapkan setiap harinya tempat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) miliknya itu rutin beroperasi hingga 10 jam.

Per hari, ia mengaku mampu mendapatkan omset hingga Rp 20 - 25 juta.

Berdasarkan hal itu, perempuan dengan khas mengenakan kacamata itu berharap akan ada gebrakan konsep menarik lainnya untuk usaha yang sudah dirintis sejak tahun 2019 tersebut.

Sehingga masyarakat dapat terus tertarik untuk mendatangi tempatnya.

“Moga aja nanti ada gebrakan lainnya,” pungkasnya. 

Sementara seorang pembeli dari kawasan desa Karangsatria, kecamatan Tambun Utara, kabupaten Bekasi, yakni Edo Firmansyah (36) menyampaikan walaupun harganya terbilang terjangkau murah, namun rasa baksonya tidak murahan alias nikmat.

Bakso racikan Rere pribadi dinilai Edo sangat terasa tekstur dagingnya yang empuk dan seharusnya layak memiliki nilai jual diatas harga saat ini.

Edo pun berharap akan menunggu ide kreatif lainnya dari Rere kedepannya.

“Harganya murah, tapi rasanya tidak murahan, isinya beneran daging jadinya enak, tidak seperti bakso murahan gitu,” singkat Edo. (m37)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved