Soal Isu Matahari Kembar dan Akun Fufufafa, Haris Rusly: Tidak Perlu Disikapi Serius

Susilo Bambang Yudhoyono berbicara soal bahayanya keberadaan matahari kembar dalam sebuah organisasi, apalagi negara. 

|
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Alfian Firmansyah
Komandan Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Haris Rusly Moti, sedang beri keterangan pers di DPP Projo. 

Haris menerangkan bahwa hal tersebut bertujuan mengganggu hubungan baik keduanya sekaligus hubungan dengan Presiden Joko Widodo.

"Rumor politik yang beredar mengeksploitasi cerita kampanye di masa yang lampau seperti akun fufufafa, sengaja diviralkan untuk tujuan merenggangkan hubungan baik Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi dan Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka," terang Haris.

"Demikian juga rumor terkait Apel Akbar Pasukan Berani Mati Jokowi, ini juga muncul dari klaster pelaku yang merupakan residu dari Pilpres 2024. Menurut saya, ini merupakan intrik politik yang tidak terlalu canggih, terlalu mudah dibaca arahnya," pungkasnya. 

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbicara soal bahayanya keberadaan matahari kembar dalam sebuah organisasi, apalagi negara. 

Hal itu disampaikan SBY saat berpidato dalam acara syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Partai Demokrat, Senin (9/9/2024).

BERITA VIDEO: Raut Wajah Bahagia Paus Fransiskus Dapat Bunga Anggrek di Singapura

SBY tak membeberkan kepada siapa ucapan itu diperuntukan, tetapi yang jelas SBY menekankan keberadaan matahari kembar hanya membuat situasi kacau. 

"Akan kacau dalam sebuah negara, dalam sebuah inta-inti termasuk partai politik kalau mataharinya banyak," jelas SBY.

Awalnya, Presiden keenam RI itu menyinggung soal dirinya yang tak pernah berkunjung ke kantor DPP Demokrat saat dirinya tak lagi memimpin partai.

Hal tersebut menjadi bukti kalau ia memang tidak lagi mengurus detail terkait urusan partai.

SBY lantas berbicara tentang sistem tata surya untuk menganalogikan ke dalam partai yang seharusnya hanya memiliki satu pimpinan. 

SBY menuturkan, akan kacau jika dalam sebuah parpol ada dua matahari.

"Ada falsafah yang bagus. Belajar dari tata surya, apa yang ada di alam semesta. Di alam ini hanya ada satu matahari, tidak ada lagi. Sama dengan Partai Demokrat yang kita cintai hanya ada satu matahari, yaitu ketua umum kita." ungkap SBY. (m32)

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved