Filantropi
Indonesia Butuh Filantropi Berbasis Data dan Riset untuk Ciptakan Solusi Tantangan Sosial
Sebanyak 89 persen organisasi filantropi di Indonesia telah menyelaraskan program mereka dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Indonesia telah dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia selama enam tahun berturut-turut oleh World Giving Index dari Charities Aid Foundation.
Menurut Indonesia Philanthropy Outlook 2024, 89 persen organisasi filantropi di Indonesia telah menyelaraskan program mereka dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Yayasan Bakti Barito, Dian Purbasari saat peluncuran buku "A Philanthropist’s Guide to Giving: Berbagai Pemahaman Khas Asia" edisi bahasa Indonesia.
Acara tersebut merupakan kolaborasi Yayasan Bakti Barito, Asia Philanthropy Circle serta Filantropi Indonesia, sebuah perhimpunan filantropi independen yang bertujuan memajukan sektor filantropi untuk mempercepat pencapaian keadilan sosial dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia.
Dian Purbasari mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memperluas pemahaman dan praktik filantropi strategis di Indonesia, sebagai bagian dari upaya untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di berbagai sektor.
Baca juga: Perhimpunan Filantropi Indonesia Bakal Bentuk Majelis Etik untuk Berikan Sanksi kepada ACT
"Melalui kolaborasi dalam peluncuran buku ini, kami dan para mitra berupaya mempromosikan pentingnya filantropi berbasis data dan riset dalam menciptakan solusi yang efektif untuk tantangan sosial yang kompleks,” tutur Dian Purbasari dalam keterangannya, Jumat (23/8/2024).
"Filantropi berperan penting dalam mendukung pembangunan sosial dan ekonomi di berbagai negara, terutama melalui kontribusi dalam bidang pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan, dan pelestarian lingkungan.
Yayasan ini berfokus pada inisiatif sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan melalui program-program yang berkelanjutan," imbuhnya.
Buku tersebut mencakup berbagai tahapan perjalanan filantropi, mulai dari perancangan strategi hingga evaluasi dampak dan kolaborasi efektif.
Buku yang disusun oleh anggota Asia Philanthropy Circle ini berisi 31 studi kasus dari delapan negara di Asia.
Tujuannya untuk menginspirasi filantropi strategis di komunitas berbahasa Indonesia dan meningkatkan kapasitas filantropi dalam ekosistem regional.
Baca juga: Baznas Apresiasi Deddy Mizwar Angkat Isu Filantropi di Film Naga Naga Naga
"Buku ini tidak hanya menawarkan panduan praktis, tetapi juga menggambarkan pentingnya kolaborasi antar sektor dan wilayah dalam memajukan agenda filantropi di Asia, yang diharapkan dapat menginspirasi inisiatif serupa di Indonesia.
Diharapkan peluncuran buku iini dapat menyebarluaskan konsep dan praktik filantropi strategis kepada masyarakat luas dan mendorong lebih banyak individu dan kelompok untuk terlibat dalam kegiatan filantropi yang berdampak,” kata Dian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.