Gaya Hidup
Orang yang Optimis Lakukan 10 Langkah Berpikir Positif Ini
Berpikir positif membutuhkan pengalaman semua emosi dan mengetahui kapan harus berkata 'tidak'. Simak tips berpikir positif dan cara dapat inspirasi.
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Berpikir positif membutuhkan pengalaman semua emosi dan mengetahui kapan harus berkata 'tidak'.
Belajar untuk menjadi lebih positif dapat mempercepat pemulihan dari kejadian yang membuat stres.
Untuk lebih positif, kita dapat memperoleh inspirasi dari cara orang optimis berpikir, menjalani hidup, dan membuat keputusan, terutama selama masa-masa sulit.
Baca juga: 3 Makanan Super yang Diam-diam Tidak Sehat, Ini Penjelasan Ahli Gizi
1. Pahami berpikir positif
Memulai hal baru, mulai dari mencoba rutinitas olahraga berbeda hingga mempelajari bahasa lain, membantu meningkatkan keterampilan.
Namun, jika menyangkut aspirasi yang kurang konkret dan lebih emosional dan mental, kita cenderung mengalahkan diri sendiri bahkan sebelum memulai.
Optimisme adalah kebiasaan yang dapat diperkuat dengan mengembangkan praktik sehat dalam rutinitas harian.
"Orang-orang dengan pandangan optimis percaya hal-hal baik akan terjadi," kata David A Yadush, konselor dari BetterHelp.
Sikap optimis dikaitkan dengan sejumlah manfaat, termasuk peningkatan keterampilan mengatasi masalah.
Peningkatan kesehatan fisik, penurunan tingkat stres, dan kegigihan lebih tinggi saat mengejar tujuan.
Berpikir positif tidak berarti tidak pernah mengalami masa-masa sulit atau emosi kurang positif.
Sebaliknya, berpikir positif berarti melihat momen-momen seperti itu dengan pandangan optimis alih-alih memikirkan skenario terburuk.
2. Merasakan segalanya
Ada batasan tipis antara menganggap diri sebagai tipe orang selalu optimis dan terlalu banyak mengonsumsi sinar matahari, pelangi, dan kupu-kupu.
Sikap positif yang toksik adalah kebiasaan berbahaya.
Alasannya, tidak memungkinkan Anda untuk mengakui dan mengalami semua emosi, baik dan buruk.
Menjadi optimis tidak berarti selalu bersikap positif atau melihat sisi baik dari segala hal.
Olivia Howell yang penulis dan pendiri Fresh Starts Registry mengatakan, itu kesalahpahaman tentang optimisme.
"Menjadi optimis berarti memberi diri Anda izin dan kelonggaran untuk merasakan semua perasaan."
"Dan, membiarkan orang lain mendukung Anda melalui perjalanan pribadi, selalu memiliki keyakinan dan harapan untuk masa depan," kata Howell.
Ketika Anda menghadapi kesulitan, Anda dapat mengambil pendekatan positif dengan berhenti sejenak.
Serta bersikap jujur tentang dukungan apa yang Anda butuhkan.
"Optimisme adalah komitmen untuk berharap dengan sungguh-sungguh akan masa depan."
Orang optimis menjalani hidup dengan memproses momen dan pengalaman dengan jalan ke depan.
Rencanakan untuk tetap melangkah maju, bahkan saat hari-hari yang suram.
3. Pertahankan momen
Sumber kecemasan adalah kekhawatiran tentang ketidakpastian atau hal-hal yang mungkin atau tidak mungkin terjadi pada masa depan.
Seperti seseorang yang Anda cintai jatuh sakit, kehilangan pekerjaan, atau kecelakaan.
Bagian dari menjadi lebih positif adalah mencoba yang terbaik untuk hidup pada masa kini.
Menurut Gabriella Giachin LMSW, pekerja sosial di New York City, oOptimisme adalah tentang momen yang dapat Anda kendalikan atau ubah saat ini.
Optimisme terlibat dengan momen di depan Anda dan memiliki alat untuk menangani situasi.
Atau mempelajari apa yang Anda butuhkan untuk akhirnya menangani situasi tersebut.
Saat gelisah atau berputar ke arah negatif, perhatikan apa yang dapat Anda lihat, sentuh, dengar, dan cium saat ini.
Melibatkan indra Anda menjadi praktik kesadaran yang sangat baik.
Hal itu membantu Anda tetap berada pada masa kini dan mengeluarkan dari lingkaran negatif.
Berpartisipasi secara teratur dalam aktivitas mindfulness (menyadari perasaan, pikiran, dan lingkungan sekitar).
Memiliki berbagai manfaat kesehatan dan dapat membantu Anda fokus pada pemikiran positif.
Hal ini mengarah pada peningkatan umum dalam hal positif dan peningkatan kesehatan mental.
Mindfulness dapat mencakup latihan pernapasan, meditasi, yoga, dan banyak lagi.
4. Fokus pada kemampuan dan nilai unik
Anda memiliki keterampilan mengesankan, namun terkadang Anda akan gagal.
Membedakan orang optimis dari orang pesimis adalah apa yang mereka fokuskan, kekuatan atau kelemahan.
Pelatih kehidupan Marla J Albertie mengatakan, orang optimis akan memandang kegagalan sebagai pelajaran, bukan kekalahan.
Mereka percaya bahwa belajar menjadi bagian alami dari semua kemajuan.
Mereka menggunakan hasilnya sebagai kesempatan untuk berefleksi, tumbuh, dan berkembang.
Mereka memiliki pandangan positif tentang diri mereka sendiri dan citra diri mereka.
Mereka percaya diri untuk menghadapi tantangan dan mencapai tujuan mereka.
Jika Anda gagal dalam presentasi atau gagal dalam proyek renovasi rumah DIY, jangan menghukum diri sendiri karena tidak sempurna.
Jika Anda ingin menjadi lebih positif, biasakan menuliskan kemenangan Anda.
Lalu coba memahami kekurangan Anda dengan lebih baik sehingga dapat mengatasinya.
5. Teknik pembingkaian ulang
Selama masa-masa yang penuh tekanan ini, mudah untuk jatuh ke dalam kebiasaan membesar-besarkan masalah dan berpandangan sempit.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa berlatih berpikir tentang diri sendiri dan situasi Anda menggunakan teknik pembingkaian ulang yang positif dapat membantu.
Janis Whitlock dari The Jed Foundation mengatakan, membingkai ulang ketidaknyamanan tergelap untuk menemukan sisi baiknya.
Atau, setidaknya, menemukan sesuatu yang tidak terlalu negatif.
"Pikirkan tentang bagaimana situasinya tidak seburuk yang Anda kira dan memberi Anda wawasan, pemahaman, dan pengalaman baru," kata Whitlock.
Mampu menghadapi hal-hal sulit dengan lembut dan membiarkan perasaan itu terjadi adalah penting.
Apa yang terjadi setelah itu yang benar-benar membuat perbedaan.
Apakah itu membuat Anda merasa getir, marah, atau kesal?
Atau dapatkah Anda dengan lembut melihat bagaimana jika Anda memikirkannya sedikit berbeda?
6. Praktikkan bicara positif diri sendiri
Terlibat dalam pembicaraan diri yang positif membantu mengatur pikiran dan perasaan negatif.
Menggunakan nama Anda dan tidak memakai kata ganti orang pertama saat berbicara kepada diri sendiri lebih membantu.
Praktik ini dapat membantu mengurangi stres dan mendorong berpikir lebih positif tentang rencana masa depan.
Menghindari kata ganti orang pertama dan menggunakan nama Anda saat berbicara dengan diri sendiri membantu menciptakan jarak antara pikiran Anda dan diri sendiri.
Hal itu mengarah pada penurunan ancaman dalam pikiran, yang memungkinkan berpikir tentang situasi yang membuat stres dengan lebih positif.
Untuk mempraktikkan pembicaraan positif dengan diri sendiri, cobalah bersikap lembut kepada diri sendiri dan lebih pengertian.
Tanyakan kepada diri sendiri: Apakah saya akan mengatakan ini kepada teman atau anggota keluarga?
Jika tidak, maka jangan katakan itu kepada diri sendiri.
Perubahan kecil ini dapat sangat membantu dalam mengembangkan lebih banyak kepositifan dan membantu Anda menghadapi saat-saat sulit.
Selain itu, cobalah menggunakan afirmasi harian yang positif untuk meningkatkan pandangan positif Anda.
7. Tahu bagaimana dan kapan mengatakan tidak
Howell mengatakan, satu cara menjadi lebih positif adalah mengatakan 'tidak' pada lebih banyak hal.
Ketika Anda menguraikan tujuan menjadi optimis, itu berarti Anda sedang mencari keseimbangan dan kegembiraan, yang menciptakan sikap positif.
Jika sesuatu secara aktif tidak membawa kegembiraan atau menguras dengan cara tidak sehat, itu tidak sepadan dengan pengeluaran energi Anda.
Tentu saja, beberapa kewajiban mengharuskan Anda melakukan hal-hal sulit.
Ketika Anda dapat memprioritaskan kebahagiaan Anda, jangan takut untuk mengejarnya.
"Ketika Anda mendahulukan kebutuhan orang lain daripada kebutuhan Anda, Anda mengatakan 'ya' kepada orang lain dan 'tidak' kepada diri sendiri."
"Akhirnya bukanlah hal yang akan membuat Anda memiliki pandangan yang percaya diri tentang masa depan," kata Howell.
Mengatakan 'tidak' pada hal-hal yang tidak membawa kegembiraan sebenarnya dapat memberi Anda kejelasan, kedamaian, dan jalan menuju kehidupan bahagia.
8. Bersyukur
Marla J Albertie MEd, pelatih karier mengatakan, bersyukur bukanlah tren.
Bersyukur sebagai cara hidup orang optimis dan langkah mendasar untuk menjadi lebih positif.
"Orang positif sering berlatih bersyukur dengan berfokus pada hal-hal yang mereka miliki daripada apa yang tidak mereka miliki," kata Albertie.
"Mereka bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup mereka dan menghargai aspek positif dari pengalaman mereka."
Namun, apa yang terjadi jika Anda mengalami masa yang penuh tekanan saat badai tampak lebih sering terjadi daripada hari-hari yang cerah?
Bagaimana Anda memilih optimisme dalam kegelapan?
Whitlock merekomendasikan untuk menemukan serpihan kebaikan yang kecil dan sering terlupakan di sekitar Anda.
"Hal-hal kecil sungguh kecil, senyuman, kebaikan kecil yang Anda lakukan untuk orang lain atau yang mereka lakukan untuk Anda."
"Perasaan yang lebih positif ini memengaruhi pikiran dan persepsi kita dengan cara yang halus tetapi sangat positif."
9. Dikeliling orang-orang yang mendukung
Ketika Anda berada di sekitar seseorang yang terlalu negatif, mudah untuk terjebak dalam siklus pemikiran yang sama.
Anda berada di sekitar orang yang positif, berorientasi pada solusi, dan penuh harapan.
Dampaknya, Anda cenderung tertarik pada sisi lebih cerah dari tantangan dan pengalaman hidup.
Jika Anda bertekad untuk menjadi lebih positif dan meningkatkan pandangan hidup Anda, lihatlah ke luar.
Bila memungkinkan, bergaullah dengan orang lain yang ingin melihat sisi positif, dari teman dan keluarga hingga terapis, pelatih, dan penyembuh.
Orang optimis memastikan bahwa memiliki tim pendukung di sekitar untuk memberdayakan pada hari-hari ketika tidak merasa kuat melakukannya.
"Orang optimis tidak selalu optimis, tentu saja, tetapi mereka tahu cara meminta bantuan."
"jadi bahkan hari-hari sulit mereka pun dibagikan dengan seorang teman," kata Howard.
10. Punya selera humor yang baik
Anda familier dengan ungkapan 'tertawa obat mujarab.'
Penelitian menunjukkan bahwa tertawa menurunkan kadar kortisol (hormon stres) bahkan dapat membalikkan respons stres.
Mencari humor dalam situasi—bahkan selama masa-masa sulit—dapat membantu pandangan dan suasana hati Anda.
Tertawa itu menular, berada di sekitar orang-orang yang membuat Anda tertawa dapat membantu Anda berpikir lebih positif. (Real Simple)
Follow the WartaKotaLive.Com channel on WhatsApp ini
| Midtown Residence Jakarta Ubah Ruang Meeting Jadi Tempat Berlatih Yoga yang Menyenangkan |
|
|---|
| Cerita Pelari Bogor 10K Siliwangi Tempuh Lintasan Penuh Enerji di Tengah Udara Sejuk Sepanjang 10 KM |
|
|---|
| Indomaret Run 2025 Digelar 23 November 2025, Gaet Atlet Profesional di Rute Istimewa Kawasan PIK 2 |
|
|---|
| Skincare Inovatif Korea Selatan Ini Jadi Solusi Merawat Kulit Wajah hingga Mengurangi Noda Hitam |
|
|---|
| Najmia Beauty Fair 2025 Hadirkan Artist Inc, Skincare Revolusioner untuk Kreator Muda |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Otak-dengan-IQ-tinggi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.