Berita Jakarta

Akibat Sengketa Lahan, Bentrok Ormas dan Sekuriti Pecah di Kembangan Jakbar, 2 Orang Luka Bacok

Terjadi bentrokan antara Ormas dengan sekuriti di Puri Kembangan, Jakarta Barat di sebuah lahan sengketa

Tangkapan layar akun instagram @jakartabarat24jam
Terjadi bentrokan antara Ormas dengan sekuriti di Jalan KH Hasyim, Pondok Cabe, Puri Kembangan, Jakarta Barat, Senin (22/7/2024). 

WARTAKOALIVE.COM, KEMBANGAN — Bentrokkan hebat antara organisasi masyarakat (Ormas) dan sekuriti terjadi di sebuah lahan sengketa, Jalan KH Hasyim, Pondok Cabe, Puri Kembangan, Jakarta Barat, Senin (22/7/2024).

Dari video yang beredar, nampak sejumlah orang berlarian dan saling menyerang satu dengan yang lainnya, di tengah-tengah lahan perkebunan.

Terdengar pula suara pistol yang ditembakkan oleh beberapa orang ke arah air yang mengalir dan gundukkan tanah.

Sementara orang-orang yang terlibat dalam bentrokkan tersebut nampak menenteng berbagai senjata.

Mulai dari bambu, samurai, pedang, dan masih banyak lagi.

Terkait bentrokkan tersebut, Kapolsek Kembangan Kompol Billy Gustiano Barman membenarkannya. 

Menurut dia, bentrokkan tersebut dipicu adanya permasalahan dua perusahaan (PT) berinisial BBH dan SKJN.

Baca juga: AHY Laporkan Sengketa Lahan Hotel Sultan ke Presiden Jokowi, Ini Reaksi Kubu Pontjo Sutowo

"Adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak, dari PT BBH kemudian dengan PT SKJN," kata Billy kepada wartawan di Mapolsek Kembangan, Jakarta Barat, Senin.

"Bahwa permasalahannya adalah masing-masing pihak itu mengklaim memiliki hak di objek tanah itu," imbuh dia.

Kapolsek Kembangan, Kompol Billy Gustiano soal bentrokan sengketa lahan di Puri Kembangan, Jakarta Barat.
Kapolsek Kembangan, Kompol Billy Gustiano soal bentrokan sengketa lahan di Puri Kembangan, Jakarta Barat. (Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah)

Billy berujar, mulanya dua perusahaan tersebut masing-masing menyewa jasa ormas dan sekuriti untuk menjaga lahan itu.

Lantaran saling merasa memiliki atas tanah tersebut, antara kedua pihak itu lantas terlibat bentrok.

Bentrok semakin tak terkendali lantaran mereka membawa berbagai senjata tajam (sajam).

Bahkan akibat bentrokkan itu, dua orang warga menjadi korban insiden ini.

"Ada korban luka-luka, sekitar dua orang. Koban luka-luka di bagian tubuhnya, sekarang masih dirawat di Rumah Sakit Puri," kata Billy.

Menurut dia, korban yang mengalami luka berasal dari pihak PT SKJM.

Usai kejadian yang menghebohkan warga sekitar ini, polisi lantas mengupayakan mediasi antara dua kubu yang berkonflik.

Mereka diminta untuk membuat surat pernyataan dan bersepakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun, di tanah yang bersengketa sampai ada keputusan hukum tetap dari pengadilan negeri maupun dari Badan Pertanahan Negara (BPN).

Baca juga: Anggota Dewan Minta Sengketa Lahan Warga dengan Pengembang di Kaltim Diselesaikan 

"Kemudian para pihak akan meninggalkan lokasi tersebut dan tidak akan mengulangi kejadian yang sama seperti tadi pagi lagi ke depannya," jelas Billy.

Oleh karenanya, ia memastikan jika kedua belah pihak kini sudah berdamai.

Sementara itu, hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait hal tersebut.

Termasuk, untuk mengamankan sejumlah orang yang diduga melakukan aksi anarkis saat bentrokkan terjadi.

"Sampai sekarang kami masih lakukan penyelidikan. Kami sudah membuat pengantar visum dan mengarahkan korban untuk membuat laporan polisi. Untuk selanjutnya kami akan melaksanakan penyelidikan," kata Billy. 

Ke depan, Billy memastikan jika pihaknya bakal terus melakukan monitoring dan pengamanan di lokasi tanah sengketa itu guna mengantisipasi kejadian tersebut agar tidak terulang kembali.

Sementara itu, salah satu warga bernama Wina mengatakan, ormas dan sekuriti itu sudah dua bulan saling melempar umpan di lahan sengketa itu.

Namun, bentrokan hebat baru terjadi hari ini.

"Kalau bentrok baru kali ini. Biasanya hanya sahut-sahutan aja. Ya teriak-teriakan," kata Wina kepada wartawan, Senin.

Dia bersaksi, saat aksi saling serang terjadi, para petani yang mayoritas ibu-ibu langsung kocar kacir melarikan diri.

Pasalnya, kedua kubu yang terlibat bentrok itu saling membawa senjata tajam (sajam).

"Ada samurai. Mereka bawa samurai. Kalau di RT 7 mereka pada bawa sajam. Jadi diperingatin sama pak RT enggak boleh lewat karena banyak anak-anak," jelas Wina.

Kendati demikian, Wina mengaku tak tahu menahu soal permasalahan yang tegah diributkan oleh kedua belah pihak tersebut. (m40)

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved