Guru Honorer
Banyak Guru Honorer Jakarta Kena Pecat, P2G: Mereka Diminta Gali Kuburan Sendiri
Sejumlah guru honorer di Jakarta harus kena cleaning atau pembersihan dalam bahasa kasarnya pemecatan dari kepala sekolah tempatnya mengajar.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Desy Selviany
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Miftahul Munir
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Sejumlah guru honorer di Jakarta harus kena cleaning atau pembersihan dalam bahasa kasarnya pemecatan dari kepala sekolah tempatnya mengajar.
Hal itu diungkap oleh Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (LP2G), Iman Zanatul Haeri, Selasa (16/7/2024).
Ia mengatakan, sebelum dikeluarkan cleansing, para guru disuruh mengisi formulir dan setelah itu tak lagi mengajar.
"Itulah cleansing yang bermasalah, setelah diumumkan mereka tidak boleh lagi mengajar, mereka disuruh mengisi formulir cleansing tersebut. Ibaratnya kayak ditembak, disuruh gali kuburan sendiri," katanya, Selasa.
Menurutnya, formulir cleansing itu isinya berbeda-beda dan para guru hanya diminta mengisi, setelah itu ditentukan kepala sekolah serta dinas Pendidikan.
Ia mengaku, dirinya sudah menerima aduan dari 107 guru honorer di Jakarta di jenjang SD, SMP dan SMA.
"Kepala sekolah dan dinas belum memberi informasi resmi dan informasi lengkap, tapi dari P2G memang sedang mengawal teman-teman honorer se Indonesia, karena tanggal 4 juli kami baru saja RDUP dengan komisi X, membahas mengenai kondisi guru honorer, di daerah lain jabar bukan cleansing, tetapi honorer dikurangi jam mengajar jadi 0, tidak bisa mengajar," terangnya.
Iman mengaku, pemecatan guru honorer di Jakarta dinilai sangat kasar karena menggunakan kata cleansing.
Ia pun menyayangkan kepala sekolah memecat guru honorer di hari pertama masuk sekolah bukan dari sebulan sebelumnya.
"Dari redaksi saja ini bermasalah, dari praktik juga bermasalah, masa orang dipecat di hari pertama, kenapa enggak berita tahu sebulan sebelumnya. Karena kalau guru dipecat di hari pertama tahun ajaran baru, itu kan sekolah lain, sekolah swasta, sudah ada penerimaan guru baru, penerimaan guru baru adanya sebelum tahun ajaran baru," jelasnya.
Kendati sudah menerima aduan dari ratusan guru, tapi sebagian besar masih dapat izin untuk mengajar di sekolahnya.
Mereka terpaksa mengajar karena untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
Iman mengaku, sebagian yang masih mengajar sudah mengisi formulir cleansing dari kepala sekolah.
"Status honorer ini kan mau ikut seleksi P3K, mereka menunggu itu. Salah kalau dibilang guru honorer ingin karpet merah, enggak, mereka bertahan di sekolah untuk bisa ikut seleksi P3K, karena kalau sudah bukan honorer, mereka akan sulit terekrut seleksi P3K," imbuhnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.