Kesehatan

Tiga Alasan Mengapa Kentang yang Bertunas Tidak Layak Dikonsumsi

Salah satu sayuran paling populer di dunia, mudah didapat, terjangkau, dan serba guna adalah kentang. Apakah kentang bertunas layak dikonsumsi?

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Pixabay
Salah satu sayuran paling populer di dunia, mudah didapat, terjangkau, dan serba guna adalah kentang. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Salah satu sayuran paling populer di dunia, mudah didapat, terjangkau, dan serba guna adalah kentang.

Umbi-umbian ini adalah salah satu dari sedikit bahan dapur yang dapat digunakan untuk membuat makanan cepat saji untuk mengatasi rasa lapar. 

Kentang juga dapat membantu Anda menyiapkan makanan lengkap untuk makan siang atau makan malam.

Baca juga: 6 Manfaat Jus Kentang, dari Menghilangkan Lingkar Hitam di Mata hingga Cerahkan Kulit

Di sisi lain, Anda dapat menggunakan satu atau dua kentang untuk menyiapkan kentang goreng, bola keju, dan makanan ringan lainnya. 

Lalu ada kegunaan lain antara lain sebagai bahan pembersih peralatan makan dan masih banyak lagi. 

Inilah sebabnya, banyak orang-orang membeli dan menyimpan kentang dalam jumlah besar kapan pun mereka membutuhkan.

Baca juga: 5 Manfaat Unik Kentang yang Tak Diketahui Banyak Orang, Bisa Bersihkan Kacamata Hingga Semir Sepatu

Jika Anda pernah melakukan hal serupa, pasti Anda pernah melihat kentang bertunas setelah jangka waktu tertentu. 

Anda akan menemukan tunas-tunas kecil berwarna putih tumbuh di kulit kentang

Lalu apa yang Anda lakukan? 

Baca juga: Manfaat Lain Kentang dan Garam, Cara Terbaik Hilangkan Karat Peralatan Masak Berbahan Besi

Sebagian besar dari Anda pasti akan mengatakan, kami mengupas pucuk dan kulitnya lalu menggunakan kentang apa adanya. 

Pertanyaanya, apakah kentang yang telah bertunas layak dikonsumsi?

Kita semua tahu bahwa bertunas membantu meningkatkan profil nutrisi bahan makanan apa pun. 

Namun yang sering kita abaikan adalah kenyataan bahwa segala sesuatu yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. 

Hal ini juga berlaku untuk kentang.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Advances in Potato Chemistry and Technology, kentang mengandung solanine dan chaconine, dua senyawa glikoalkaloid yang menawarkan manfaat kesehatan seperti mengatur kadar kolesterol dan gula darah, bila dikonsumsi dalam jumlah kecil.

Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, seperti kentang yang bertunas, senyawa tersebut dapat berdampak negatif terhadap kesehatan Anda.

Pakar kesehatan Dr Varalakshmi Yanamandra melalui akun Instagram menyatakan, "Makan kentang yang bertunas dapat menimbulkan risiko kesehatan karena adanya senyawa beracun glikoalkaloid."

"Meskipun glikoalkaloid terdapat di seluruh tanaman, kadar racun ini sangat tinggi di bagian hijau, tunas dan mata kentang."

Berikut ini beberapa efek saat mengonsumsi kentang bertunas:

1. Ternyata beracun 

Glikoalkaloid beracun bagi manusia dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan neurologis. 

Gejala keracunan glikoalkaloid mungkin termasuk mual, muntah, diare, kram perut, sakit kepala. 

Dalam kasus yang lebih parah, bahkan koma dan kematian. Meskipun reaksi ekstrem seperti itu jarang terjadi.

2. Rasanya menjadi pahit

Peningkatan kadar glikoalkaloid dapat memberi rasa pahit pada kentang, sehingga tidak enak untuk dimakan.

3. Mengurangi nilai gizi

Proses munculnya tunas menggunakan nutrisi yang disimpan dalam kentang, sehingga berpotensi mengurangi nilai gizinya. 

Biasanya, glikoalkaloid terkonsentrasi di daun, mata, dan tunas kentang

Membuang bagian-bagian tersebut dan mengupas kulitnya dapat membantu mengurangi risiko keracunan. 

Namun, Dr Varalakshmi menyatakan bahwa dia secara pribadi tidak akan menyarankan hal ini.

Sebaliknya, seseorang harus membuang kentang yang bertunas dan membeli kentang segar untuk dikonsumsi.

Bagaimana cara menjaga kentang agar tidak cepat bertunas?

Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menyimpannya di tempat sejuk, gelap, dan kering.

Namun ingat selalu, hindari menyimpan kentang di lemari es, karena suhu dingin dapat meningkatkan kadar gula dalam sayuran sehingga mempengaruhi rasa dan teksturnya saat dimasak. (NDTV)

 

Follow the WartaKotaLive.Com channel on WhatsApp ini

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved