Berita Jakarta

Hasil USG Nyatakan Siswi SLB Hamil 7 Bulan, Keluarga Bantah Pernyataan Bela Diri Pihak Sekolah

Daliman selaku Kepala Sekolah SLB tempat korban menyenyam pendidikan, menyebut jika pihaknya telah melakukan berbagai penyelidikan dan analisis usai

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
R selaku ibu korban (baju biru) bersama korban dan pamannya mendatangi polres jakbar untuk melakukan pelaporan. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah


WARTAKOTALIVE.COM, KEBON JERUK — Pihak keluarga korban AS (15), siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) yang mengalami pelecehan seksual hingga berujung hamil, membantah argumen pihak sekolah yang mengatakan bahwa ada kemungkinan pelaku merupakan orang di luar sekolah.

Pasalnya, sekolah meyakini bahwa dugaan pelecehan itu terjadi saat SLB tengah meliburkan siswanya selama 2 minggu usai penilaian akhir tahun (SLB).

Diketahui, keyakinan itu muncul lantaran pihak sekolah menerima kabar bahwa korban pada 6 Mei 2024 telah hamil 5 bulan.

Apabila ditarik mundur lima bulan ke belakang, pihak sekolah menduga jika hal tersebut terjadi pada Desember 2023 lalu saat pihak sekolah tengah meliburkan siswanya.

Baca juga: Keluarga Siswi SLB yang Diduga Alami Pelecehan Seksual Hingga Hamil Lapor ke Polres Jakbar

Terkait hal itu, pihak keluarga korban kini membawa fakta baru yang menunjukkan bahwa usia kandungan korban AS ternyata sudah 27 minggu atau memasuki 7 bulan.

Artinya apabila dirunut ke belakang, diduga kejadian itu terjadi pada Oktober atau November 2023 lalu. 

Praktis, hal tersebut membuat keluarga semakin yakin jika pelecehan terjadi di sekolah. Terlebih pada bulan tersebut, putrinya masih beraktivitas sebagai siswi SLB.

"Kebetulan kemarin anak sakit lagi, jadi terus di USG lagi tanggal 22 (Mei 2024), ternyata udah masuk 27 minggu," kata R selaku ibu korban saat ditemui di Mapolres Metro Jakarta Barat, Rabu (29/5/2024).

Baca juga: Siswi SLB yang Dilecehkan Hingga Hamil Trauma Berat, Takut Lihat Seragam Sekolah

"Jadi itu dari bulan November, ya sekolah full lah, aktif sekolah terus," imbuhnya.

Diakui oleh R, pihaknya sempat menyebut jika korban hamil 5 bulan pada saat pemeriksaan pertama, 6 Mei 2024.

Hanya saja, menurut dia, kala itu sifatnya hanya pemeriksaan awal untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

"Karena pertama itu belum dikasih yang tertulis penjelasan (hamil 5 bulan), karena sama-sama syok, dokter juga syok, jadinya kan belum dikasih keterangan (lengkap)," kata R.

"Terus di-USG lagi, ternyata udah masuk 27 minggu," imbuhnya.

R berharap, temuan itu bisa membungkam argumen pihak sekolah yang bersikukuh mengatakan ada kemungkinan pelaku lain di luar sekolah.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved