Kecelakaan Maut

Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana Bikin Trauma, Orangtua Ingin Study Tour Dalam Kota Saja

Kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang saat study tour SMK Lingga Kencana, bikin trauma orangtua. Mereka berharap tak ada kegiatan itu lagi.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
tribun jabar
Pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan maut saat study tour ke Ciater, Subang, Jawa Barat. Bus Putera Fajar yang mereka tumpangi mengalami rem blong. 

Lebih lanjut, Murwati mengaku mulanya tidak terlalu memikirkan soal kendaraan penunjang study tour.

Namun, kejadian kemarin membuatnya sadar bahwa apabila siswa hendak diajak study tour, pihak sekolah harus menjamin kelayakan pengemudi dan busnya.

Bahkan apabila terpaksa mengizinkan, lanjut Murwati, ia mengaku lebih baik membayar mahal daripada harus menanggung risiko besar.

"Jadi alternatifnya menurut saya, udahlah kalau perpisahan ngumpul aja di sekolah atau di daerah apa yang dekat. Kan ngumpul-ngumpul juga," jelas dia.

Sementara itu, salah satu siswa kelas 12 di MAN 22 Jakarta, Muhammad Syarifudin memandang jika study tour menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu sebab dapat membuatnya menengok dunia luar.

"Kalau study tour kan bisa bikin kami melihat dan merasakan langsung apa yang dipelajari di kelas, dibawa ke luar kelas," kata Syarif kepada Warta Kota, di Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu.

"Misalnya, kunjungan ke museum sejarah memungkinkan siswa untuk memahami peristiwa-peristiwa sejarah dengan melihat artefak asli seperti yang sudah dipelajari, atau kunjungan ke laboratorium sains," imbuhnya.

Oleh karenanya, dia melihat jika study tour untuk perpisahan sekolah adalah upaya yang baik untuk memaksimalkan pengalaman para pelajar.

Akan tetapi, lanjut dia, menjadi tidak baik apabila study tour itu hanya diisi oleh jalan-jalan tanpa memasukkan kata 'study' (belajar).

Apalagi, kegiatan tersebut diadakan di luar sekolah yang jauh dari pengawasan orang tua.

"Jadi kalau emang awalnya sudah setuju, orang tuanya juga harus tahu dan ngizinin, apalagi di luar kota karena kan ada biayanya," kata Syarif.

Oleh karena itu, Syarif memandang jika kegiatan study tour dalam rangka menyambut perpisahan sebenarnya tidak terlalu beresensi, karena proses belajar mengajar sudah selesai.

Alih-alih melangsungkan tur berkedok wisata belajar, Syarif menyebut jika lebih baik merayakan kelulusan bersama teman angkatan dan guru-guru di sekolah masing-masing saja.

"Bisa mungkin kayak dibikin festival musik, karena kan rata-rata anak SMA memiliki minat terhadap musik, walaupun hanya sebagian tapi ini bisa jadi solusi untuk tetap bikin suasana perpisahan berkesan," pungkasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved