Berita Nasional

Golkar tak Terima Qodari Sebut Seperti Brutus, Jerry Sambuaga: Jangan Menggiring Opini lah

Politisi Partai Golkar Jerry ambuaga panas dengar pernyataan konsultan politik M Qodari, yang terkesan asal pada partainya.

Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Yulianto
Ketua Umum DPP AMPI Jerry Sambuaga panas mendengar pernyataan konsultan politik M Qodari soal partainya yang seperti Brutus. 

Itu juga mengingatkan kita akan kompleksitas dan ambiguitas dalam tindakan politik, serta pertanyaan seputar hak dan kewajiban terhadap penguasa atau pemimpin politik.

Dalam filsafat politik kontemporer, pertimbangan etika politik menjadi sangat penting. Isu-isu seperti pengkhianatan politik, tindakan konspiratif, dan perangkat keamanan nasional memunculkan pertanyaan tentang batasan etika dalam politik.

Pemikir seperti Michael Walzer dan Michael Sandel telah mempertimbangkan etika tindakan politik, termasuk apakah pengkhianatan dalam kepentingan yang lebih besar dapat dibenarkan.

Maka dalam dunia modern yang semakin terhubung, isu-isu terkait pengkhianatan politik terkadang terbuka sampai jeroannya.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari bikin panas politisi Golkar.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari bikin panas politisi Golkar. (TRIBUNNEWS/DANANG TRIATMOJO)

Dalam masyarakat modern dewasa ini, isu pengkhianatan politik muncul pertanyaan mendalam: apakah pengkhianatan politik adalah cara untuk melawan apa yang dianggap sebagai ancaman terhadap nilai-nilai politik, atau apakah itu hanya tindakan kepentingan pribadi? Pengkhianatan politik dalam konteks politik masa kini, menjadi topik yang kompleks dan kontroversial, yang melibatkan pertimbangan etika, hukum, dan politik.

Pandangan dan penilaian terhadap pengkhianatan politik bisa sangat bervariasi tergantung pada pandangan etika individu dan nilai-nilai politik yang mereka anut.

Dinamika kekuasaan dalam konsep pengkhianatan politik, dalam sejarah, mengacu pada interaksi kompleks antara penguasa, pemimpin, atau kelompok yang memegang kekuasaan dengan pihak-pihak yang merasa terpinggirkan, tidak puas, atau menganggap pemerintah atau pemimpin tersebut sebagai ancaman terhadap kepentingan mereka.

Dinamika ini mencakup sejumlah elemen yang memengaruhi keputusan dan tindakan.

Lantas mengarah pada pengkhianatan politik, seperti konflik ideologi, perubahan kekuasaan, dan ambisi politik.

Dinamika kekuasaan sering kali dipicu oleh konflik visi, di mana pihak yang berkonspirasi merasa bahwa pemimpin yang ada mewakili nilai-nilai atau kebijakan yang bertentangan dengan visi mereka.

Sehingga konflik visi ini dapat menciptakan ketegangan politik, yang memicu tindakan konspiratif.

Termasuk pula terhadap perubahan kekuasaan, di mana pergantian penguasa atau pemimpin politik, seringkali menjadi pemicu potensial untuk pengkhianatan politik.

Hal ini disertai pula oleh ambisi politik. Ambisi politik dapat menjadi pendorong untuk pengkhianatan politik.

Individu, atau kelompok, yang ingin menggantikan penguasa yang ada atau untuk memperoleh kekuasaan lebih besar, senantiasa mencari kesempatan melakukan konspirasi.

Hal yang tak pelak pula adalah krisis politik. Krisis politik atau sosial, seperti ketidakstabilan ekonomi, kerusuhan, atau ketidakpuasan massal, dapat menciptakan kondisi yang mendukung pengkhianatan politik.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved