Pesan KWI Ingatkan Prabowo Subianto Agar jadi Bapak Bangsa dan Sejahterakan Rakyat

Ketua KWI Antonius Subianto Bunjamin (tengah) mengingatkan Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto supaya memihak dan mensejahterakan rakyat.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Junianto Hamonangan
Warta Kota/Rafzanjani Simanjorang
Ketua KWI Antonius Subianto Bunjamin (tengah) mengingatkan Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto supaya memihak kepada rakyat dan mensejahterakan rakyat setelah resmi dilantik. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Konferensi Waligereja Indonesia menjadikan sidang waligereja Indonesia sebagai refleksi sejauh mana gereja berjalan bersama dengan bangsa, umat dan para tokoh agama dalam isu media, sosial politik, orang muda, lanjut usia, perempuan, imigran dan lingkungan hidup.

Meskipun tak terlibat dalam politik praktis, gereja diharapkan turut berperan dalam pembangunan bangsa.

Terkait dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih tahun 2024-2029, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) pun memberikan pesan.

"Saya sudah sampaikan kepada Bapak Prabowo di sini. Kalau nanti menjadi presiden harus memihak rakyat. Sejahterakan rakyat," kata Antonius Subianto Bunjamin selaku Ketua KWI, Jumat (17/5/2024).

Hal tersebut merupakan PR (pekerjaan rumah) presiden dan wakil presiden terpilih.

Baca juga: Alumni ITB Gelar Diskusi Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ada Delapan Tantangan yang Harus Dihadapi

Antonius mengatakan program presiden terpilih bagus namun bagaimana mewujudkannya nantilah yang penting.

"Makanya kalau sekarang ditanya pesannya itu adalah, jadilah bapak bangsa," ucapnya.

Bapak bangsa menurutnya adalah presiden menjalankan apa yang diamanatkan oleh konstitusi serta memerhatikan apa yang dicita-citakan pendiri bangsa serta harapan rakyat.

Antonius menyiaratkan bahwa Prabowo mesti bisa memilih para menteri yang tepat guna membantunya mempercepat mewujudkan programnya. Perjuangan reformasi saat ini harus diteruskan dengan baik.

"Isu yang harus diperhatikan yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, bagaimana semua orang bisa beragama dengan baik. Lalu kemanusiaan," katanya.

Ia menyinggung isu kekerasan yang terjadi di Papua mesti bisa diselesaikan dengan pendekatan yang manusiawi.

Lanjutnya, isu lainnya yaitu persatuan Indonesia.

"Jadi merangkul semua orang Indonesia, bukan berkompromi tapi tetap pada jalur-jalur," katanya. 

Menurutnya, kata-kata merangkul bukan berarti anti kritik, melainkan pemerintah tetap membutuhkan kritikan untuk memberitahu pemerintah agar tetap pada jalurnya. (raf)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved